ORANG- ORANG YANG DO’ANYA TERKABUL

            Menurut sumber dari beberapa hadits, ada beberapa orang yang dijamin Allah do’anya pasti terkabulkan. Orang- orang tersebut antara lain :
a.       Orang yang teraniaya walaupun dia kafir.
b.      Orang yang berdo’a untuk saudara di kejauhan.
c.       Orang yang sedang berpuasa.
d.      Orang yang sakit sampai datang kesembuhan.
e.       Orang yang terkena cobaan Allah.
f.        Orang yang sedang bepergian bukan untuk maksiat.
g.       Orang yang sedang melaksanakan ibadah haji.
h.       Orang yang berperang di jalan Allah.
i.         Orang yang Lanjut usia, yang selalu ta’at.
j.        Orang yang membantu orang yang sedang kesulitan.
k.      Orang yang disantuni kepada yang menyantuni.
l.         Orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah.
m.     Orang yang banyak berjasa kepada masyarakat.
n.       Orang yang membiasakan berdo’a di waktu senang.
o.      Anak terhadap orang tuanya.
p.      Orang tua terhadap anaknya.
q.      Pemimpin yang adil dan bijaksana.
r.        Segolongan orang- orang yang sholeh.

DO’A KETIKA MELIHAT DIRI DI CERMIN

“ALHAMDULILLAAHIL LADZII SAWWAA KHALQI FA ‘ADDALAHU WA KARRAMA SHUURATA WAJHII FA HASSANAHAA WA JA’ALAIHI MINAL MUSLIMIINA”

Artinya :
          “Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan kejadianku lalu menjadikan seimbang dan memuliakan bentuk wajahku, kemudian membaguskannya, dan menjadikan diriku dalam golongan orang- orang muslimin.”

DZIKIR KETIKA MELIHAT MATAHARI TERBIT

”ALHAMDULILLAAHIL LADZII WAHABA LANAA HAADZAL YAUMA WA AQAALANAA FIIHI’ ATSARAATINAA.”

Artinya :
          ”Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah memberikan hari ini untuk kami, dan semoga melepaskan kami dari segala keterlanjuran kami pada hari ini.”

DO’A KETIKA MELIHAT BULAN TERBIT

”A’ UDZU BILLAHI MIN SYARRI HAADZAL GHAASIQI IDZAA WAQABA.”

Artinya :
          ”Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan yang gelap ini (bulan) apabila ia terbenam”

Menurut riwayat Ibnu Sunni, bahwa Rasulullah SAW menyuruh Aisyah r.a agar membaca do’a di atas ketika beliau (Rasulullah SAW) memperlihatkan kepadanya bulan yang baru terbit.
Berdasarkan riwayat di atas, maka apabila kita melihat bulan terbit, hendaklah kita berdo’a dengan do’a di atas supaya kita terhindar dari kejahatan- kejahatan yang biasanya terjadi pada waktu bulan sudah terbenam sehingga malam dalam keadaan gelap.

DO’A BILA MENGAGUMI SESUATU

”U’ IIDZUKA BI KALIMAATILLAHIT TAAMAATI MIN KULLI SYAITHAANIN WA HAMMATIN WA MIN KULLI AININ LAAMMATIN.”

Artinya :
          ”Aku perlindungkan kamu dengan kalimat- kalimat Allah yang sempurna dari syaitan dan dari segala binatang berbisa dan dari semua mata yang melontarkan keburukan kepada apa yang dilihatnya.”

DO’A BILA TIBA- TIBA TERSENTAK DARI TIDUR

”A’UUDZU BI KALIMATILLAAHIT TAAMMAATI MIN GHADHABIHI WA SYARRI ’IBAADIHI WA MIN HAMAZAATISY SYAYAATIINI WA AN YAH DHURUUNI.”

Artinya :
          ”Aku berlindung dengan kalimat- kalimat Allah yang sempurna dari kemarahan siksa- Nya, dari kejahatan hamba- hamba- Nya dan dari segala godaan syaitan dan dari kehadiran mereka.”

DO’A KETIKA MENDAPATKAN MIMPI YANG BURUK

”ALLAAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ’AMALISY SYAITHAANI WA SAYYI- AATIL AHLAAMI.”

Artinya :
          ”Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syaitan dan dari buruknya mimpi”

Menurut Ibnu Sirin, jika engkau mendapatkan mimpi yang baik, maka hendaklah engkau memuji Allah, dan menceritakan mimpi baik itu kepada orang lain.
Tetapi, jika engkau mendapatkan mimpi buruk, jika engkau terbangun, maka meludahlah sebanyak 3x ke arah kiri lalu berdo’a dengan do’a di atas. Dan hendaklah jangan engkau ceritakan mimpi itu kepada orang lain.

DO’A BILA INGIN MENDAPATKAN MIMPI YANG BAIK

”ALLAAHUMMA INNI AS- ALUKA RU’YAN SHAALIHAN SHAADIQAN GHAIRA KAADZIBATIN NAAFI’ATAN GHAIRA DHAARRATIN”

Artinya :
          ”Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon pada- Mu mimpi yang baik dan benar lagi membawa manfaat, bukan mimpi yang dusta dan bukan mimpi yang membawa kemelaratan.”

DO’A BERBUKA PUASA

”ALLAAHUMMA LAKA SHUMNA WA’ALAA RIZQIKA AFTHARNAA FA TAQABBAL MINNA INNAKA ANTAS SAMII’UL ’ALIIMU”

Artinya :
          ”Wahai Tuhanku, untuk Mu- lah kami berbuka, maka terimalah puasa kami, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

DO’A SETELAH MAKAN

”AL-HAMDULILLAHIL LADZI ATH’AMANAA WA SAQAANAA WAJA’ALANAA MUSLIMIINA.”

Artinya :
          ”Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita makan dan minum serta menjadikan kami (termasuk) orang- orang Muslim.”

DO’A BILA AKAN MASUK KAMAR MANDI

”BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM ALLAHUMMA INNI AS- ALUKAL JANNATA WA A’UUDZUBIKA MINAN NAARI.”

Artinya :
          ”Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada- Mu surga dan aku berlindung kepada- Mu dari siksa api neraka.”

DO’A BILA AKAN MASUK WC

”ALLAAHUMMA INNI A’UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WALKHABAA-ITSI”

Artinya :
          ”Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada- Mu dari godaan syaitan jantan dan dari godaan syaitan betina.”

DO’A KETIKA AKAN MEREBAHKAN BADAN DI ATAS PEMBARINGAN




”BISMIKA ALLAAHUMMA WA DHA’TU JANBII WA BIKA ARFA’UHU IN AMSAKTA NAFSII FARHAMHAA WA IN RADADTAHAA FAHFADLHAA BIMAA TAHFADLU BIHI ’IBAADAKASH SHALIHIINA.”

Artinya :
          ”Dengan nama- Mu Ya Allah aku rebahkan lambungku, dan dengan nama-Mu (juga) aku bangun dari tempat tidurku. Jika Engkau menahan jiwaku, maka berilah rahmat dia, dan jika Engkau lepaskan, maka peliharalah dengan apa yang Engkau memelihara dengannya hamba- Mu yang sholeh.”

DO’A AKAN TIDUR

“BISMIKA ALLAAHUMMA AHYA WA AMUUTU.”

Artinya :
          “Dengan nama-Mu Ya Allah, aku hidup dan aku mati.”

DO’A SEWAKTU MELIHAT TANAMAN BERBUAH

“ALLAAHUMMA BAARIKLANAA FI TSAMARINAA WA BAARIK LANAA FI MADIINATINAA WA BAARIK LANAA FII SHO’INAA WA BAARIK LANAA FI MUDDINA”

Artinya :
          “Wahai Tuhanku, berkahilah untuk kami pada buah- buahan kami dan berkahilah untuk kami pada kota kami, dan berkahilah untuk kami pada liter dan mud (alat untuk menakar buah- buahan atau biji bijian) kami.”

DO’A KETIKA MEMANDANG LANGIT.




”RABBANA MAA KHALAQTA HAADZAA BAATHILAN, SUBHAANAKA FAQINAA ’ADZAABANNAARI”

Artinya :
          ”Wahai Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia- sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka.”

DO’A KETIKA KELUAR WC





“GHUFRAANAKA ALHAMDULILLAAHILLADZII ADZHABA ‘ANNIL ‘ADZAA WA’AAFAANII”

Artinya :
          “Aku memohon ampunan- Mu, wahai Tuhanku. Segala puji bagi Allah Dzat Yang menghilangkan penyakit daripadaku dan telah menyehatkan aku.”

DO’A UNTUK MELENYAPKAN KEMARAHAN

”A’UUDZU BILLAHI MINASY SYAITHAANIR RAJIIMI. ALLAAHUMMAGHFIRLII DZANBII WA ADZHIB GHAIDHA QALBII WAAJIRNII MINASY SYAITHAANIR RAJIIMI.”

Artinya :
          ”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku dan lenyapkanlah kepanasan hatiku serta lepaskanlah aku dari godaan syaitan yang terkutuk”

TEMPAT- TEMPAT YANG MUSTAJAB

            Ada beberapa tempat yang mustajab untuk berdo’a. Tempat- tempat mustajab itu antara lain :
a.       Di dalam Ka’bah.
b.      Di dalam pancuran emas Ka’bah.
c.       Di pojok Hajar Aswad.
d.      Di Hijir Isma’il.
e.       Di sumur Zam- Zam.
f.        Di Musdalifah (11 km arah timur Makkah)
g.       Di Shofa
h.       Di Marwah
i.         Di Tugu Ula Mina (5 km arah timur Makkah)
j.        Di Tugu Wustho Mina.
k.      Di Tugu ’Aqabah Mina.
l.         Di Padang ’Arafah (22 km arah timur Makkah)
m.     Di Masy’aril Haram (5 km arah timur Mina)
n.       Di masjid Nabawi Madinah.
o.      Di majlis dzikir mengingat Allah.

SEBAB- SEBAB DO’A TERTOLAK

            Dahulu pada abad ke- 8 Masehi, hiduplah seorang ulama Sufie yang terkenal sangat alim. Saking alimnya, banyak ucapannya yang mengandung mutiara hikmat.
            Pada suatu hari, beliau berkunjung ke negeri Basrah dan setibanya di sana, beliau mendapat pertanyaan dari sebagian besar penduduk negeri tersebut perihal sebab do’anya tidak kunjung terkabul.
            Ibrahim bin Adham memberikan penjelasan, bahwa do’a tidak kunjung terkabul itu ada sepuluh macam sebab :
1.      Kamu akui mengenal Allah, namun hak- hak- Nya tidak kamu penuhi. Maksudnya setiap nikmat yang diberikan kepadamu, kamu tidak mau mensyukurinya, bahkan kamu ingkari adanya dan kamu lupakan Dia.
2.      Kamu baca Al- Qur’an berulang kali, namun isi yang terkandung di dalamnya tidak kamu amalkan.
Maksudnya, Al- Qur’an hanya untuk bacaan belaka, dibuat hiasan di rumah dan untuk dilombakan. Tetapi isinya tidak dipelajari untuk diterapkan di dalam kehidupannya.
3.      Kamu akui cinta Rasulullah SAW, namun nasehat- nasehatnya tidak kamu jalankan.
Maksudnya, beliau sering menunjukkan jalan yang lurus dan jalan yang sesat. Tetapi kebanyakan mereka menempuh jalan yang sesat.
4.      Kamu akui syetan itu adalah musuh manusia yang nyata, namun kamu telah patuh kepadanya.
Maksudnya, manusia sering kali memperturutkan kehendak hawa nafsunya. Padahal yang demikian itu sama halnya dengan memperturutkan perilaku syetan.
5.      Kamu sering kali berdo’a mohon dihindarkan dari siksa api neraka, namun kaku jerumuskan dirimu ke dalamnya dengan banyak berbuat dosa dan maksiat.
Maksudnya, manusia yang menginginkan dirinya terhindar dari siksa neraka maka hendaklah ia menjauhi perbuatan dosa. Sebab bila ia menjalani perbuatan dosa, maka sama halnya mencampakkan dirinya ke dalam neraka.
6.      Kamu sering kali berdo’a mohon supaya bisa masuk surga, namun kamu tidak mau beramal baik untuknya.
Maksudnya, semua manusia tentunya ingin hidup senang di surga, tetapi kebanyakan mereka enggan berbuat baik untuk mendapatkan surga itu.
7.      Kamu percayai kematian itu pasti datang, namun kamu tidak mau mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Maksudnya, semua manusia telah menyadari bahwa hidup di dunia bersifat sementara, sedang hidup di akhirat itu kekal. Tetapi kebanyakan mereka lupa akan hal itu, sehingga sering kali berbuat dosa.
8.      Kamu sering sibuk mengurusi aib orang lain, namun aibmu sendiri kamu lupakan.
9.      Kamu makan rizqi dari pemberian Allah, namun kamu tidak mau mensyukuri pemberian itu.
Maksudnya,
10.  Kamu kuburkan orang yang meninggal dunia, namun kamu tidak mau mengambil pelajaran dari peristiwa itu.
Maksudnya, sebenarnya manusia bila mengantarkan jenazah ke kubur itu dapat mengambil pelajaran, bahwa hari ini aku yang mengantarkan, tetapi besok aku yang diantarkan. Dari itu, aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan memperbanyak amal kebajikan.

Demikian di antara 10 macam sebab tertolaknya suatu do’a menurut penjelasan Ibrahim bin Adham kepada orang- orang Basrah. Yang mana bila do’a tidak mendapat pengabulan, maka janganlah menyalahkan Allah, melainkan koreksilah diri kita sendiri, sudahkah kita berdo’a dengan aturan- aturan yang telah dijelaskan sebelumnya?
Tuhan tidak akan mengingkari janji- Nya, sebagaimana tercermin dalam firman-Nya :

”... UD’ UUNII ASTAJIB LAKUM ...”

Artinya :
            ”Berdo’alah kamu kepada- Ku, niscaya Aku kabulkan do’amu.”
(Surat Al- Mu’min ayat 60)

Maka itu, marilah kita berdo’a dengan berpijak pada aturan- aturan yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya. Karena dengan berpijak pada aturan- aturan yang telah ditetapkan, maka dapat dipastikan do’a kita akan terkabul, sehingga kita akan menemukan apa yang kita idam- idamkan.

WAKTU- WAKTU YANG MUSTAJAB

            Menurut sumber dari beberapa hadits yang telah diketahui, ada beberapa waktu yang mustajab untuk berdo’a. Adapun waktu- waktu itu antara lain :
a.       Pada waktu adzan dikumandangkan.
b.      Pada waktu antara adzan dan iqomah.
c.       Pada waktu sesudah shalat lima waktu.
d.      Pada waktu tengah malam yang sunyi.
e.       Pada waktu sepertiga malam yang akhir.
f.        Pada waktu hari Jum’at dan malamnya.
g.       Pada waktu matahari condong sedikit ke barat.
h.       Pada waktu hari ’Arafah.
i.         Pada waktu pertengahan bulan Sya’ban.
j.        Pada waktu malam Idul Fitri dan Ad-ha.
k.      Pada waktu bulan Ramadhan.
l.         Pada waktu perang membela agama Allah.
m.     Pada waktu Khatmul Qur’an 30 juz.
n.       Pada waktu hujan turun.
o.      Pada waktu mendung gelap dan angin kencang.
p.      Pada waktu terharu air mata keluar.
q.      Pada waktu bersin.
r.        Pada waktu membaca surat Ar Rahman setelah membaca : ”KULLUMAN ’ALAIHAA FAANIN.”
s.       Pada waktu ruku’ dan sujud.
t.        Pada waktu melihat orang- orang lupa kepada Allah.
u.       Pada waktu berdzikir bersama- sama.

DO’A DAN IKHTIAR



            Dianjurkannya kita berdo’a kepada Allah, bukan berarti kita hanya berdo’a saja sambil menunggu datangnya pertolongan dari Allah tanpa dibarengi dengan usaha dan ikhtiar. Umpamanya, kita memohon rizqi tanpa dibarengi usaha mencari rizqi dengan bekerja serta mencurahkan segala kemampuan, maka tidak mungkin rizqi itu akan datang dengan sendirinya. Jadi, do’a dan ikhtiar itu adalah satu- satunya jalan untuk mencapai sesuatu yang salah satunya tidak boleh kita tinggalkan.
            Berdo’a tanpa dibarengi dengan ikhtiar adalah salah besar, begitu pula dengan ikhtiar tanpa dibarengi dengan do’a. Tentunya kita ingat akan cerita Qarun yang kaya. Dia menjadi sombong karena beranggapan bahwa kekayaan yang diperolehnya itu adalah hasil dari usahanya sendiri tanpa bantuan yang lain. Akibatnya, dia tidak memikirkan nasib orang miskin, karena itu lalu Allah menumpasnya. Qarun dan harta kekayaannya ditenggelamkan ke dalam bumi, hingga sampai sekarang bila ada orang menemukan harta dari perut bumi disebut harta karun (Qarun).
            Memohon kepada Allah boleh- boleh saja, asal tidak terlalu muluk (mustahil terjadi). Karena hal- hal yang mustahil, tenu saja idak boleh kita mohonkan, karena akal tidak menerima wujudnya. Sementara hal- hal yang mungkin terjadi diharuskan kita berdo’a kepada-Nya, dan hal ini merupakan perintah dari Allah SWT sendiri.
            Walhasil, hendaknya kita berdo’a sambil berusaha. Di samping itu hendaklah ia menyadari, bahwa manusia hanyalah berusaha, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Kesudahannya dari segala sesuatu ada di ”Tangan” Allah Yang Maha Kuasa. Kewajiban manusia hanyalah berusaha dan berdo’a.
            Telah diceritakan, bahwa pada suatu hari ada seorang lelaki datang menemui Imam Ja’far Ash Shidiq dengan hati gelisah sambil berkata : ”Wahai Imam, olong do’akan agar Allah melapangkan rizqiku. Aku kafir dan miskin.”
            ”Aku tidak akan mendo’akanmu,” jawab Imam Ja’far.
            ”Kenapa, wahai Imam?” tanyanya.
            ”Karena Allah telah menentukan cara untuk mencari rizqi. Allah menyuruhmu berusaha dalam mencari rizqi, sedang engkau hanya berpangku tangan di rumah, lalu mengharapkan rizqi datang melalui do’a”

PENGERTIAN DO’A

Bila kita tinjau kata “DO’A” di dalam Al- Qur’an itu banyak sekali, tetapi dari semuanya, artinya berbeda- beda.

  1. Arti Ibadat
Sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT :

“WA LAA TAD’U MIN DUUNIL LAAHI MA LAA YANFA’UKA WA LAA YADHURRUKA.”

Artinya :
            “Dan janganlah kamu “beribadat” kepada selain Allah, yaitu kepada sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat kepada kamu dan juga tidak dapat memberi mudharat kepada kamu.”
                                    (Surat Yunus ayat 108)

  1. Arti Memohon Pertolongan
Sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT :

“WAD’UU SYUHADAA-AKUM MINDUUNILLAAHI”

Artinya :
“Dan mohonlah pertolongan kamu kepada para pembantu kamu selain Allah”
(Surat Al- Baqarah ayat 23)

  1. Arti Panggilan
Sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT :

“YAUMA YAD’UUKUM”

Artinya :
            “(Yaitu) pada hari Dia “memanggil” kamu”
(Surat Al- Isra’ ayat 52)

  1. Arti Perkataan
Sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT :

“DA’WAAHUM FIIHA SUBHAANAKA ALLAAHUMMA”

Artinya :
            “Perkataan mereka di dalamnya (surga) : “Subhaanaka Allaahumma” (Maha Suci Engkau wahai Tuhanku)”
(Surat Yunus ayat 10)

  1. Arti Pujian
Sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT :

“QULID’UL LAAHA AWID’UR RAHMAAN”

Artinya :
            “Katakanlah : “Pujilah Allah atau pujilah Ar- Rahmaan””
(Surat Al- Isra’ ayat 110)

  1. Arti Permohonan
Sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT :
     
“UD’UUNII ASTAJIB LAKUM”
     
Artinya :
“Mohonlah kamu kepada- Ku, pasti Aku akan mengabulkan permohonanmu”
(Surat Al- Mu’mien ayat 60)

PENGERTIAN DZIKIR

Dzikir berarti mengingat Allah seraya membaca kalimat- kalimat ”AL BAAQIYAATUSH SHAALIHAH”, yakni membaca:
            Tasbieh (SUBHAANALLAAH)
            Tahmied (AL HAMDU LILLAAH)
            Tahliel (LAA ILAAHA ILLAL LAAH)
Takbier (ALLAAHU AKBAR)
            Hauqalah (LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA
     BILLAAH)
            Hasbalah (HASBIYAL LAAHU WA NI’MAL WAKIILU)
            Basmalah (BISMIL LAAHIRRAHMAANIR RAHIIM)
            Istighfar (ASTAGHFIRULLAAHAL ’ ADLIIM)

Atau membaca kalimat- kalimat yang lain untuk mengingat Allah. Dengan dzikir pula kita mengharapkan sesuatu dari Allah.

DO’A KETIKA HUJAN TURUN


”ALLAAHUMMA SHAYYIBAN NAAFI’ AN”

Artinya :
          ”Wahai Tuhanku, turunkanlah hujan yang membawa manfaat.”

Menurut riwayat Imam Bukhari sehubungan dengan do’a di atas, bahwa Rasulullah SAW jika melihat hujan turun, beliau selalu membaca do’a di atas. Sedangkan jika hujan turun disertai dengan angin kencang atau guntur yang menakutkan, maka bacalah do’a :

”ALLAAHUMMA HAWAALAINA LAA ’ALAINAA ’ALALAAKAAMI WADZDZIRA ABI WA BUTHUUNI AUDIYATI WAMANAA BITISYSYAJARI”

Artinya :
          ”Wahai Tuhanku, janganlah sekitar kami atas kami, Wahai Tuhanku, hendaklah hujan ini turun kehutan- hutan, ke bukit- bukit kecil, ke perut- perut lembah, dan ke tempat- tempat pepohonan.”

DO’A MINTA DIPANJANGKAN UMURNYA

subhaanallaahi mil-al miizaani wa mbalaghal ‘ilmi wa muntahar ridhaa WA ZINATAL ‘ARSY”

Artinya :
          “Maha suci Allah sepenuh timbangan, dan tempat sampainya ilmu serta sempurnanya keridhaan dan seberat bobot ‘Arsy.”

Bagi seseorang yang ingin memiliki umur panjang sehingga mendapatkan kesempatan yang lebih banyak untuk mengerjakan amal- amal yang shaleh, hendaklah membaca do’a seperti di atas pada tiap- tiap selesai mengerjakan shalat fardhu.

DO’A KETIKA MENDENGAR SUARA GUNTUR

“ALLAAHUMMA LAA TAQTULNAA BI GHADHABIKA WA LAA TUHLIKUNAA BI’ ADZAABIKA WA’AAFINAA QABLA DZAALIKA”

Artinya :
“Wahai Tuhanku, janganlah Engkau kami siksa kami dengan sebab kemurkaan- Mu, dan janganlah Engkau binasakan kami dengan siksa- Mu, dan selamatkanlah kami sebelumnya.”

DO’A KETIKA MEMAKAI PAKAIAN BIASA

“BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM. ALLAHUMMA INNII ASALUKA MIN KHAIRIHI WA KHAIRI MAA HUWA LAHUU WAA’UDZUBIKA MIN SYARRIHI WA SYARRI MAA HUWA LAHUU.”

Artinya :
          “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada- Mu dari kebaikan pakaian ini dan dari kebaikan sesuatu yang pakaian ini dibuat untuknya. Dan aku berlindung kepada- Mu dari kejahatan pakaian ini dan kejahatan sesuatu yang pakaian ini dibuat untuknya

DO’A SEWAKTU AKAN MEMAKAI PAKAIAN YANG BARU

“ALHAMDULILLAAHIL LADZII KASAANII HAADZAA WA RAZAQANIIHI MIN GHAIRI HAULIN MINNII WA LAA QUWWATIN”

Artinya :
          “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepadaku pakaian ini dan telah memberi rezeki kepadaku tanpa ada daya upaya dan kekuatan dariku.”

Do’a ini terdapat dalam riwayat Ibnu Sunni, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Barangsiapa yang memakai pakaian baru, maka hendaklah membaca do’a di atas. Niscaya dia akan mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa- dosanya yang telah lalu.”

Do'a Mohon Dibukakan Pintu Rezeki dan Kekayaan



SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHII SUBHAANALLAHIL ’ADLIIMI ASTAGHFIRULLAAHA”


Artinya :
Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya Maha Suci Allah lagi Maha Agung. Aku memohon ampun kepada Allah.”


Bila seseorang ingin dibukakan pintu rezeki sehingga mendapat kekayaan yang membawa berkah, hendaklah membaca do’a diatas sebanyak 100 kali setiap selesai mengerjakan Shalat Subuh dan Maghrib.

Do'a Supaya Mendapat Rezeki Yang Mudah



LAA ILAAHA ILLALLAAHUL MALIKUL HAQQUL MUBIINU MUHAMMADUN RASULULLAAHI SHAADIQUL WA’DIL AMIINI”


Artinya :
Tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan Yang Haq serta Nyata, Muhammad adalah utusan Allah yang menepati janji serta dapat dipercaya.”


Dalam kitab Syamsul Ma’arif, terdapat riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
”Barangsiapa yang membaca do’a seperti diatas sedikit sebanyak 100 kali pada tiap- tiap hari, maka Allah akan memudahkan jalannya rezeqi baginya, menghilangkan segala macam kesusahan, kemiskinan

Do'a Sholawat Mohon Diluaskan Rezekinya



ALLAAHUMMA SALLI ’ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHALAATAN TUASSI’A BIHAA ’ALAINAAL ARZAQA WA TUHASSINA BIHAA LANAL AKHLAQA WA’ALAA AALIHII WA SHAHBIHI WASALLAM”


Artinya :
Wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dengan rahmat yang menyebabkan keluasan rezqi kami dan yang menyebabkan kebaikan budi pekerti kami. Dan berilah pula kesejahteraan kepada keluarga dan shabat beliau.”


Barangsiapa yang membiasakan diri membaca do’a tersebut pada tiap- tiap selesai mengerjakan shalat fardhu paling sedikit sebanyak 30 kali, Insya Allah akan diluaskan rezekinya dan dijauhkan dari kefakiran.

Rahasia Asma Allah Yaa Wahhab Sebagai Pembuka Pintu Rezeki



Barangsiapa yang membiasakan diri membaca asma Allah ”Yaa Wahhab” (Wahai Dzat Yang Maha Memberi), sebanyak 300 kali tiap- tiap hari setelah mengerjakan shalat fardhu, Insya Allah ia akan mendapatkan harta yang berlimpah, mendapatkan kewibawaan, dibukakan pintu rezeki, dan disenangi orang banyak.

Do'a Supaya Segera Dapat Melunasi Hutang- Hutang



ALLAAHUMMA IKFINII BI HALAALIKA ’AN HARAAMIKA WAGH NINII BI FADHLIKA ’AMMAN SIWAAKA. YAA KAABIRU ANTAL LADZII LAA YAHTADII AL WAASHIFUUNA LI WASHFI ’ADLAMATIHII”


Artinya :
Wahai Tuhanku, berilah kecukupan kepadaku dengan kehalalan-Mu dari keharaman- Mu dan berilah aku kekayaan dengan anugerah- Mu dari tidak hajat selain- Mu. Wahai Dzat yang Maha Besar, Engkaulah Dzat dimana orang- orang mensifati tidak mengetahui sifat keagungan- Mu.”


Seseorang yang memiliki hutang, baik sedikit maupun banyak, biasanya hidupnya akan gelisah sebelum dia mampu melunasi hutang- hutangnya tersebut. Maka itu, jika Anda memiliki hutang, berusahalah sambil berdo’a seperti do’a di atas sebanyak- banyaknya setiap selesai shalat fardhu atau saat tengah malam selesai tahajjud.

Do'a Supaya Rezekinya Ditambah



ALLAAHUMMA ZIDNAA WA LAA TAN QUSHNAA WA AKRIMNAA WA LAA TUUHINNAA WA A’THINAA WA LAA TAHRIMNAA WA AATSIRNAA WA LAA TU’TSIR ’ALAINAA WA ARDHINAA WARDHO’ANNA”


Artinya :
Wahai Tuhanku, berilah tambah kepada kami, janganlah Engkau hinakan kami, muliakanlah kami dan janganlah Engkau hinakan kami. Dan berilah kami, janganlah Engkau halangi kami dan pilihlah kami, dan janganlah Engkau tinggalkan kami, dan relakan kami dan janganlah Engkau cegah kami.”


Apabila seseorang membiasakan dirinya membaca do’a di atas sebanyak 7 kali pada tiap- tiap selesai mengerjakan shalat fardhu. Dan apabila hendak berangkat kerja, maka hendaklah membaca do’a ini sebanyak 3 kali.

Do'a Untuk Menghilangkan Kesedihan Karena Hutang

ALLAA LAHUL KHALQU WAL AMRU TABAARAKALLAAHU RABBUL ’’AALAMIINA”


Artinya :
Ketahuilah olehmu, Dialah (Allah) yang mempunyai ciptaan dan suruhan. Maha Mulia Tuhan Semesta Alam.”


Pernah diceritakan, bahwa zaman dahulu hiduplah seorang laki- laki yang kaya raya dan hidupnya sangat kecukupan. Akan tetapi karena suatu sebab, kekayaan tersebut surut dan akhirnya habis sehingga ia jatuh miskin dan menanggung hutang yang banyak.
Suatu malam, pikirannya sangat kacau dan sedih karena memikirkan nasib buruk dan hutangnya yang banyak, sehingga ia tak bisa tidur. Lalu ia berjalan- jalan menyusuri daerah di sekelilingnya. Pada suatu tempat, ia mendengar ada orang yang membaca ayat suci Al- Qur’an. Didengarnya bacaan itu dengan khusyuk, hingga tiba pada suatu ayat yang berbunyi : “ALAA LAHUL KHALQU WAL AMRU TABAARAKALLAAHU RABBUL ‘AALAMIINA.” (Q.S Al- A’raf ayat 54). Entah karena apa, ayat tersebut sangat terkesan di hatinya, sehingga ia baca berulang- ulang sambil meneruskan perjalanannya hingga tiba waktu subuh.
Sampai di rumah, ia masih belum juga bisa tidur, lalu ia duduk- duduk sambil membaca ayat yang baru didengarnya.
Tidak lama kemudian, datanglah seorang laki- laki yang belum dikenalnya. Begitu sang tamu masuk, ia bertanya ”Ada keperluan apakah sehingga Anda pagi- pagi datang kemari ?”. Lalu dijawab oleh sang tamu ”Aku datang kemari perlu menitipkan uang pada tuan”.
Dengan terkejut, ia berkata ”Maaf, sebetulnya aku sanggup menolong Anda, akan tetapi aku tidak berani, karena seperti Anda ketahui aku seorang miskin lagi melarat. Bagaimana jika aku tak bisa mengembalikan uang yang terpakai olehku ?”. Jawab si tamu ”Jika itu masalahnya, tidak jadi soal. Tuan boleh menggunakan uang itu bila tuan memerlukannya.”
Sambil berkata demikian, si tamu menyerahkan uang kepadanya, lalu pergi.
Beberapa hari kemudian, datanglah serombongan khafilah yang datang membawa barang dagangan. Melihat hal ini, ia berniat untuk membeli barang dagangan tersebut menggunakan uang orang asing yang dititipkan kepadanya. Setelah terjadi kesepakatan harga, barang- barang itu lalu ia bawa pulang ke rumahnya.
Selang beberapa hari kemudian, ia jual barang- barang itu dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga belinya, sehingga ia mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Dengan demikian uang yang dititipkan kepadanya menjadi berkembang dan bertambah banyak.
Seiring berjalannya waktu, orang asing yang menitipkan uang, datang kembali ke rumahnya. Oleh si laki- laki, kedatangan tamunya dikira bermaksud mengambil uang yang dititipkan kepadanya. Karena itu ia lalu masuk ke dalam mengambil uang itu beserta keuntungannya untuk diserahkan kepada tamunya.
Akan tetapi tamunya itu hanya diam saja tanpa mau menyentuh sedikitpun uang yang disodorkan kepadanya, bahkan ia berkata ”Uang yang dulu aku titipkan itu aku berikan kepada tuan berikut keuntungannya sekalian. Ketahuilah olehmu, bahwa sebenarnya aku ini adalah Malaikat Penjaga (Khadam) ayat yang selalu tuan baca itu.”
Setelah itu, orang asing yang ternyata malaikat yang menyamar itupun secara tiba- tiba lenyap dari pandangan mata, laki- laki itu menjadi heran dan takjub.
Setelah terjadinya peristiwa itu, ia lalu membiasakan diri membaca ayat tersebut sebanyak- banyaknya, sehingga akhirnya ia bisa membayar hutangnya yang menumpuk dan ia kembali menjadi orang kaya dan berkecukupan.

Do'a Supaya Mendapat Anugerah dan Rahmat



ALLAAHUMMA INNI AS-ALUKA MIN FADHLIKA WA RAHMATIKA FA INNAHU LAA YAMLIKU HUMAA ILLAA ANTA”


Artinya :
Wahai Tuhanku, aku memohon kepada- Mu dari anugerah dan rahmat- Mu, karena hanya Engkaulah yang memiliki keduanya itu.”


Do’a ini terdapat dalam riwayat Ibnu Mas’ud, bahwasanya Rasulullah SAW pernah didatangi oleh seorang tamu, lalu oleh Rasulullah tamu itu dibawa ke rumah salah seorang istrinya untuk dijamu. Akan tetapi pada waktu itu, tidak seorangpun dari istri- istri Rasulullah yang mempunyai makanan untuk disajikan kepada tamunya.
Melihat keadaan seperti itu, Rasulullah lalu berdo’a seperti diatas. Dan beberapa waktu kemudian, datanglah seorang sahabat yang membawa daging panggang untuk diberikan kepada Rasulullah. Setelah itu beliau bersabda ”Inilah anugerah dari Allah, sedang waktu itu aku sedang menanti rahmat.” (Diriwayatkan oleh Ath Thabrani dan Abu Nu’aim)

Do'a Bila Sudah Dapat Membayar Hutang

”BAARAKALLAAHU LAKA FII AHLIKA WA MAALIKA”


Artinya :
“Mudah- mudahan Allah memberkahi keluargamu dan hartamu.”


Do’a ini merupakan ucapan syukur kepada Allah, dibaca setelah hutang lunas terbayar.

Do'a Supaya Rezekinya Ditambah


ALLAAHUMMA ZIDNAA WA LAA TAN QUSHNAA WA AKRIMNAA WA LAA TUUHINNAA WA A’THINAA WA LAA TAHRIMNAA WA AATSIRNAA WA LAA TU’TSIR ’ALAINAA WA ARDHINAA WARDHO’ANNA”


Artinya :
Wahai Tuhanku, berilah tambah kepada kami, janganlah Engkau hinakan kami, muliakanlah kami dan janganlah Engkau hinakan kami. Dan berilah kami, janganlah Engkau halangi kami dan pilihlah kami, dan janganlah Engkau tinggalkan kami, dan relakan kami dan janganlah Engkau cegah kami.”


Apabila seseorang membiasakan dirinya membaca do’a di atas sebanyak 7 kali pada tiap- tiap selesai mengerjakan shalat fardhu. Dan apabila hendak berangkat kerja, maka hendaklah membaca do’a ini sebanyak 3 kali.

Alam Pada Zahirnya Dan Batinnya



 

ALAM INI PADA ZAHIRNYA ADALAH TIPUAN DAN BATINNYA ADALAH PERINGATAN. NAFSU MEMANDANG KEPADA ZAHIRNYA YANG MENIPU DAYA, SEMENTARA HATI PULA MEMANDANG KEPADA BATINNYA YANG MEMBERI PERINGATAN. Alam maya ini boleh dilihat melalui dua aspek, iaitu aspek zahir dan aspek batin. Aspek zahir memperlihatkan satu keadaan sementara aspek batin pula memperlihatkan keadaan yang lain. Bagi memudahkan pemahaman alam boleh dibahagikan kepada dua bahagian, iaitu alam rendah yang dikenali sebagai dunia dan alam tinggi yang dikenali sebagai alam malaikat (alam malakut). Alam dunia adalah tempat kediaman manusia dan juga musuh manusia iaitu syaitan. Manusia menjadi permata bagi dunia. Dunia ini diciptakan khas untuk ditempatkan manusia buat melaksanakan hukum ketentuan Allah s.w.t pada azali. Manusia dijadikan khalifah atau penguasa yang bertanggungjawab menjalankan perundangan Tuhan yang telah siap digubal dan dibentangkan. Dalam melaksanakan tugasnya manusia tidak dibiarkan dalam kebingungan. Tuhan sentiasa menghantarkan ayat-ayat-Nya, tanda-tanda dan petunjuk sebagai penyuluh jalan bagi manusia selaku pelaksana hukum Tuhan. Ayat-ayat, tanda-tanda dan petunjuk yang disampaikan kepada manusia adalah bersesuaian dengan sifat manusia dan alam dunia yang mereka diami. Utusan Allah s.w.t yang menyampaikan ayat-ayat, tanda-tanda dan petunjuk kepada manusia dipilih dari kalangan manusia sendiri dan bertutur dalam bahasa manusia. Manusia mendengar para Rasul membacakan ayat-ayat Allah s.w.t dalam bahasa yang mereka fahami. Rasul-rasul pada zahirnya bersifat sebagai manusia tetapi pada batinnya adalah juru-bicara Allah s.w.t, menyampaikan apa yang Allah s.w.t mahu sampaikan. Bahasa yang digunakan pada zahirnya adalah bahasa manusia tetapi pada batinnya adalah Kalam Allah s.w.t.
 Dalam melaksanakan tugas membawa risalat, Rasul-rasul diperkuatkan dengan mukjizat. Mukjizat tersebut pada zahirnya merupakan perubahan yang luar biasa terjadi pada anasir alam, tetapi pada batinnya adalah pertunjukan kekuasaan Tuhan. Dalam kehidupan harian manusia melihat berbagai-bagai kejadian seperti curahan air hujan, tiupan angin, alunan ombak dan lain-lain. Mereka melihat kejadian alam pada zahirnya tetapi pada batinnya adalah perjalanan peraturan Allah s.w.t. Manusia juga pada zahirnya mengalami berbagai-bagai peristiwa tetapi pada batinnya adalah takdir Ilahi. Jadi, seluruh aspek kehidupan dalam alam dunia ini merangkumi aspek zahir dan aspek batin.
 Aspek zahir memperlihatkan benda-benda alam dan aspek batin menyatakan hubung-kait segala sesuatu dengan Tuhan. Jika pandangan hanya tertuju kepada aspek zahir maka hanya benda-benda alam dan peristiwa yang kelihatan, tidak ada kenyataan tentang Tuhan. Pandangan yang hanya memperlihatkan alam akan mengwujudkan sikap bebas merdeka, tidak berasa bergantung kepada Tuhan, tidak berasa malu melakukan maksiat jika tidak dilihat oleh sesama manusia walaupun Tuhan melihatnya. Orang yang memiliki pandangan begini adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya yang sentiasa gelojoh dan berselera dengan benda-benda alam. Pandangan yang seperti ini menjemput syaitan supaya ikut sama memperindahkan benda-benda yang digemari oleh hawa nafsu itu. Pandangan nafsu yang membelakangi Tuhan akan dibungkus oleh pandangan syaitan. Allah s.w.t berfirman:
Dengan yang demikian, bagaimana fikiranmu (wahai Muhammad) terhadap orang yang menjadikan hawa nafsunya: tuhan yang dipatuhinya, dan ia pula disesatkan oleh Allah kerana diketahui-Nya (bahawa ia tetap kufur ingkar), dan dimeteraikan pula atas pendengarannya dan hatinya, serta diadakan lapisan penutup atas penglihatannya? Maka siapakah lagi yang dapat memberi hidayah petunjuk kepadanya sesudah Allah (menjadikan dia berkeadaan demikian)? Oleh itu, mengapa kamu (wahai orang-orang yang ingkar) tidak mahu beringat dan insaf? ( Ayat 23 : Surah Jaathiyah ) Orang yang pandangan nafsunya dibungkus oleh pandangan syaitan akan mengalami keadaan yang lebih berat.
(Dengan sebab keingkaran mereka), Allah meteraikan atas hati mereka serta pendengaran mereka, dan pada penglihatan mereka ada pentutupnya; dan bagi mereka pula disediakan azab seksa yang amat besar. ( Ayat 7 : Surah al-Baqarah ) Kesudahannya mereka sampai kepada keadaan:
(Orang-orang yang melakukan perkara-perkara tersebut) merekalah yang dilaknat oleh Allah serta ditulikan pendengaran mereka, dan dibutakan penglihatannya. (Setelah diterangkan yang demikian) maka adakah mereka sengaja tidak berusaha memahami serta memikirkan isi Al-Quran? Atau telah ada di atas hati mereka kunci penutup (yang menghalangnya daripada menerima ajaran Al-Quran)? ( Ayat 23 & 24 : Surah Muhammad )  Pendengarannya tidak dapat lagi mendengar kebenaran dan penglihatannya tidak dapat lagi melihat kebenaran. Inilah keadaan orang yang dilaknat oleh Allah s.w.t. Allah s.w.t telah melaknatkan seorang hamba-Nya, maka berubah sifat hamba itu dari orang salih menjadi iblis dan gugurlah segala amalan yang pernah dikerjakannya. Jika Allah s.w.t melaknatkan seseorang bani Adam maka dia akan menjadi syaitan berbangsa manusia. Manusia syaitan akan mendorong manusia lain supaya mengikutnya pergi ke neraka. Supaya terselamat dari keadaan tersebut Rasulullah s.a.w menasihatkan dengan peringatan:
Sesungguhnya di dalam jasad anak Adam itu ada seketul daging. Jika baik ia nescaya baiklah semua anggotanya. Bila jahat ia nescaya jahatlah seluruh anggotanya. Ketahuilah, itulah kalbu (hati). ( Maksud Hadis ) Allah s.w.t berfirman:
Sesungguhnya berjayalah orang yang menjadikan dirinya – yang sedia bersih – bertambah-tambah bersih (dengan iman dan amal kebajikan), Dan sesungguhnya hampalah orang yang menjadikan dirinya – yang sedia bersih – itu susut dan terbenam kebersihannya (dengan sebab kekotoran maksiat). ( Ayat 9 – 10 : Surah asy-Syams ) Penyucian hati adalah penyelamat manusia dari tertipu oleh benda-benda alam dan kejadian yang zahir. Hati yang suci bersih dapat melihat terus ke dalam batin bagi setiap yang zahir. Bila dia mendengar bacaan ayat-ayat Quran hatinya mendengar ucapan Kalam Allah s.w.t. Bila dia melihat sesuatu peristiwa terjadi, hatinya melihat perjalanan takdir Allah s.w.t. Bila dia melihat sesuatu kegemparan hatinya melihat kekuasaan Allah s.w.t. Apa juga yang zahir yang dilihatnya akan membuat hatinya melihat manifestasi ketuhanan padanya. Tiada sesuatu yang terlepas daripada ikatan ketuhanan (Ilahi).
 Pandangan terhadap ketuhanan bukan setakat alam dunia, malah rohaninya mencapai alam malakut dengan mata hatinya tetap tidak berganjak dari melihat kepada ketuhanan. Hatinya melihat bahawa malaikat tidak mempunyai kuasa walau sebesar zarah pun untuk berbuat sekehendaknya. Semuanya tunduk dan patuh kepada Allah s.w.t. Walaupun sekalian malaikat berkumpul untuk menolongnya dia tetap melihat bahawa Penolong sebenar adalah Allah s.w.t, Tuhan sekalian alam. Begitulah pandangan mata hati yang tidak dilindungi oleh yang zahir untuk dia melihat kepada yang batin.

Harapan Dan Angan-angan





HARAPAN ADALAH YANG DISERTAI AMAL. JIKA TIDAK IA ADALAH ANGAN-ANGAN.
Harapan dan angan-angan adalah dua perkara yang serupa  tetapi datang melalui saluran yang berlainan, lalu meninggalkan kesan yang berbeza. Segala perkara yang datangnya dari Kudrat dan Iradat Allah s.w.t akan diasingkan apabila sampai ke perbatasan langit dunia. Sebahagiannya diserahkan kepada dunia dan sebahagian lagi dipelihara daripada gangguan dunia. Apa sahaja yang diserahkan melalui dunia akan melahirkan kekeliruan dan keraguan serta menutup kebenaran. Apa yang tidak diusik oleh dunia akan tetap berada dalam kesucian yang murni dan tidak putus dari tali kebenaran. Sesiapa yang menerima hidangan dari dunia akan menerima kesannya iaitu gambar-gambar sangkaan dan khayalan. Salah satu kesan yang didatangkan oleh dunia adalah angan-angan. Angan-angan adalah sejenis alam khayalan yang berada di bawah bumbung langit dunia. Di dalam alam ini seseorang itu boleh mendapatkan apa sahaja dengan cara berkhayal, dan yang diperolehi dari khayalan itu menimbulkan sejenis kelazatan atau kepuasan kepada nafsu orang yang berkenaan. Misalnya, seorang pemuda yang tergilakan seorang gadis, boleh mendapatkan gadis itu di dalam alam khayal dan berbuat apa sahaja yang mendatangkan kelazatan dan kepuasan. Alam khayalan ini juga yang menyambut penagih-penagih dadah dan peminum arak. Banyaklah yang boleh didapati di dalam alam khayalan, tetapi apabila kesedaran datang semula seseorang itu akan berpisah daripada semua yang dimilikinya di dalam alam khayalan tadi. Kelazatan di sana boleh dinikmati di sana sahaja, tidak boleh dibawa kepada alam nyata ini.
Pada saluran yang tidak diganggu oleh dunia, perkara yang berbeza terjadi. Apabila seseorang memperolehi kurniaan dari Allah s.w.t yang tidak dikotori oleh dunia, akan lahirlah satu tenaga di dalam dirinya yang dinamakan harapan. Jika angan-angan mengheret seseorang kepada alam khayalan, harapan pula mengemaskan kedudukannya berpijak di atas bumi kenyataan. Tenaga harapan adalah tenaga yang datangnya dari Allah s.w.t. Pengurniaan tenaga harapan adalah tanda bahawa si hamba itu diasingkan daripada kekufuran kerana tidak berputus asa melainkan orang kafir. Tenaga harapan menjadi benteng memisahkan iman daripada kufur. Orang yang memperolehinya sebenarnya mendapat taufik dan hidayat dari Allah s.w.t. Apabila Allah s.w.t mengurniakan kepada hamba-Nya harapan itu tandanya yang Dia berkenan membawa si hamba itu kepada apa yang diharapkan. Tenaga harapan akan menggerakkannya menuju kepada apa yang disediakan untuknya. Pergerakan atau amal tidak terpisah daripada tenaga harapan. Jauh sekali perbezaan antara orang yang berharap dengan orang yang berangan-angan. Rasulullah s.a.w bersabda:
Orang bodoh adalah yang memperturutkan hawa nafsunya dan berangan-angan mendapatkan syurga dari Allah s.w.t. ( Maksud Hadis )  Allah s.w.t berfirman:
Dan sangkaan kamu yang demikian, yang kamu sangka terhadap Tuhan kamu, itulah yang telah membinasakan kamu; (dengan sangkaan kamu yang salah itu) maka menjadilah kamu dari orang-orang yang rugi!” ( Ayat 23 : Surah Fussilat )  Orang yang diheret oleh angan-angan akan jatuh ke dalam jurang kebinasaan, rugi di dunia dan lebih rugi lagi di akhirat. Orang yang diheret oleh harapan dengan berbagai-bagai amal itulah yang berjaya, baik di dunia dan lebih baik  lagi di akhirat.
 

Abid Dan Zahid Yang Belum Mencapai Keteguhan Hati




 

SESUNGGUHNYA YANG MEMBOLAK-BALIKKAN HATI AHLI IBADAT DAN AHLI ZUHUD KETIKA MENGHADAPI SESUATU ITU ADALAH KERANA MEREKA MASIH TIDAK TETAP MELIHAT ALLAH S.W.T PADA APA YANG MEREKA LIHAT, MAKA HATI MEREKA DIBOLAK-BALIKKAN OLEH SESUATU ITU. Istilah yang biasa digunakan bagi menggambarkan sifat hati ialah istilah kalbu, yang bermaksud sesuatu yang berbalik-balik, berubah-ubah, tidak menetap. Seseorang yang menjalani jalan kerohanian akan memasuki daerah Latifah Kalbu. Dalam daerah ini dia menjadi terlalu sensitif dengan apa yang berlaku di sekelilingnya. Dia melihat keadaan orang ramai yang leka menurut kehendak hawa nafsu mereka. Dia melihat keadaan dunia yang kucar kacir. Dia melihat kerosakan yang berlaku akibat harta, perempuan, kekuasaan dan lain-lain. Dia melihat kesemua ini sebagai racun yang boleh melemahkan rohaninya. Oleh yang demikian dia memilih jalan yang memisahkannya daripada segala kekacauan tersebut. Dia mungkin memilih jalan ahli ibadat yang mendekatkan diri dengan Allah s.w.t dengan cara membenamkan dirinya ke dalam alam amal ibadat. Dia hanya berurusan dengan orang lain kerana sesuatu keperluan yang menyokong pekerjaan ibadatnya. Dia hanya mengambil bahagian dalam hal-ehwal dunia sekadar menguatkan tulang belakangnya untuk berdiri berbuat ibadat. Kebanyakan daripada masanya dihabiskan dengan memencilkan diri dan beribadat kepada Allah s.w.t. Jalan kedua yang mungkin diikuti oleh orang yang memasuki Latifah Kalbu itu adalah jalan ahli zuhud. Dia menjadi zahid yang membuang dunia dan segala isinya dari hatinya. Dia gemar tinggal sendirian di tempat yang tidak didiami oleh manusia lain. Dia mengambil langkah tidak beristeri, tidak berkeluarga dan tidak bermasyarakat. Dia hanya bertemankan Allah s.w.t di dalam khalwatnya.
 Kecenderungan mengikut cara ahli ibadat dan ahli zuhud dialami oleh orang yang telah tumbuh rasa jemu kepada dunia dan kekeruhan yang berlaku di dalamnya. Cara demikian adalah baik baginya untuk memerangi hawa nafsu. Pergaulan dengan orang ramai menjadi sebab yang membolak-balikkan hatinya. Pengasingan diri dari kesibukan dunia dan membenamkan diri ke dalam kesibukan ibadat mempercepatkan proses penyucian hati. Suasana pengasingan itu penting baginya kerana dia masih dikuasai oleh kesedaran basyariah. Dia masih melihat makhluk sebagai memiliki pengaruh yang mendatangkan kesan atau akibat. Pandangan hatinya masih melekat kepada sebab-sebab, kerana itulah alat-alat yang menyampaikan sebab-sebab boleh mengganggu hatinya. Setelah makrifatnya bertambah, pandangan hatinya akan berubah. Dia tidak lagi melihat makhluk sebagai berkuasa mendatangkan kesan dan akibat. Dia melihat kekuasaan dan pentadbiran Ilahi yang berjalan sebagai sebab musabab. Sesuatu yang datang kepadanya tidak lagi menutup hakikat dari pandangan hatinya. Bila hatinya sudah mencapai peringkat ini hatinya tidak lagi dibolak-balikkan oleh sesuatu perkara atau kejadian. Pergaulan dengan orang ramai tidak lagi menjadi racun kepada hatinya.
 

Warid Dan Nur Ilahi



 

KURNIAAN ALLAH S.W.T BERSESUAIAN DENGAN PERSIAPAN UNTUK MENERIMANYA TETAPI PANCARAN NUR ILAHI BERSESUAIAN DENGAN SIFAT RAHSIA HATI (SIR). Wirid berfungsi mempersiapkan seseorang agar berada dalam keadaan sesuai dan mampu menerima dan menanggung kedatangan kurniaan Allah s.w.t. Kadang-kadang kurniaan Allah s.w.t datang kepada seseorang hamba tetapi kurniaan itu tidak menetap, kerana orang itu tidak mampu menanggungnya. Diri seseorang adalah umpama bekas yang boleh diisi dengan apa yang boleh diterimanya. Oleh yang demikian seseorang itu haruslah melengkapkan dan memperkuatkan dirinya supaya sesuatu kurniaan Allah s.w.t yang datang kepadanya tidak mengalir keluar atau dia tidak berdaya menanggungnya. Kurniaan Allah s.w.t yang berupa kebaikan tidak semestinya boleh ditanggung oleh semua orang.
 Perkara yang sama juga boleh berlaku kepada kurniaan duniawi. Ada orang yang menemui kebinasaan kerana mereka menerima kekayaan dan kekuasaan ketika mereka tidak bersedia menerimanya. Dalam bidang kerohanian pula ada orang yang hilang kewarasannya apabila dibukakan tabir ghaib. Mereka tidak mampu bertahan menerima gangguan makhluk halus. Jalan yang selamat bagi seseorang adalah mempersiapkan dirinya agar dia selamat daripada tarikan tipu daya dalam alam rohani yang dia tidak mengerti.  Amal ibadat atau wirid hendaklah dilakukan semata-mata kerana Allah s.w.t. Jangan dicari kekeramatan dan khadam. Orang yang menyelitkan hajat kepada sesuatu selain Allah s.w.t, mudah terjerumus ke dalam kebinasaan. Apa sahaja yang dihajati mempunyai tarikan kepada hati. Semakin besar hajat semakin kuat tarikannya. Hajat itu menjadi hijab menutup hati. Ini membuatnya tidak mengenali makhluk rohani yang datang kepadanya dengan rupa yang elok-elok. Jika kedatangan makhluk rohani tersebut berbetulan ketika dia mendapat sesuatu kelebihan, maka akan timbullah pergantungannya kepada makhluk rohani tersebut. Bertambahlah kesukarannya untuk mendapatkan tauhid yang sejati.
 Seseorang yang mahu sampai kepada Allah s.w.t disyaratkan melalui jalan yang menghancur leburkan hawa nafsu, kehendak dan tujuan kepada segala-galanya selain Allah s.w.t. Hanya Allah s.w.t maksud dan tujuan. Hanya keredaan-Nya yang dicari. Jalan ini penuh dengan perjuangan atau mujahadah, memutuskan rantai-rantai duniawi dan nafsu, menyingkap tabir asbab, mengenderai tajrid, berserah bulat kepada Allah s.w.t dengan membuang ikhtiar memilih dan reda dengan apa sahaja lakuan Allah s.w.t kepada dirinya.
 Diri atau an-nafs mesti disuci-bersihkan agar ia terlepas daripada pengaruh ‘adam dan masuk ke dalam suasana Sir (rahsia hati) Bertambah murni an-nafs bertambah menyerlah sirnya. Sir menerima pancaran Nur Ilahi. Sir yang menerima pancaran Nur Ilahi akan menerangi an-nafs (nafsu natiqah) dan seterusnya menerangi kalbu (hati). Terang atau malap sinaran Nur Ilahi yang diterima oleh hati bergantung kepada sifat Sir atau Rahsia hatinya. Sir yang kuat akan memancarkan cahaya yang kuat dan hati menjadi sangat terang. Apabila hati menjadi terang benderang oleh sinaran Nur Ilahi, ia tidak dapat lagi diperdayakan. Cahaya Nur Ilahi melahirkan apa yang asli. Rupa, bentuk dan warna tidak dapat menyembunyikan keaslian sesuatu. Hati akan mengenali syaitan walaupun ia datang dalam rupa yang cantik. Hati akan mengenali malaikat walaupun ia datang tanpa rupa. Pengenalan sebenar hanya diperolehi dengan bantuan Nur Ilahi. Tanpa Nur Ilahi tidak mungkin mencapai makrifat.
Nur Ilahi tidak menyampaikan cahayanya jika Sir dibungkus oleh kekotoran nafsu. Nafsu hendaklah dimurnikan agar ia kembali kepada keasliannya yang dipanggil nafsu muthmainnah, baharulah diperolehi ketenteraman yang sejati bila nur makrifat menyelimutinya. Insan yang sampai kepada peringkat ini berjalan dengan petunjuk dan tarikan Nur Ilahi. Dia tidak lagi bersandar kepada amalnya, ilmunya, malaikat dan makhluk rohani. Sinaran kesucian Sir yang membimbingnya, dan menjadikannya insan berpangkat hamba Tuhan.

Kekeramatan Bukan Jaminan Kesempurnaan




 

TIDAK SEMUA YANG TERZAHIR KEKERAMATANNYA ITU SEMPURNA PANGKAT KEWALIANNYA. Orang yang kerohaniannya belum cukup mantap suka meninjau keadaan dirinya sendiri untuk melihat kalau-kalau terdapat tanda-tanda kekeramatan padanya. Kekeramatan yang dimaksudkan adalah kebolehan luar biasa yang tidak dapat dilakukan oleh orang ramai, misalnya berjalan di atas air, tidak basah ditimpa hujan, dalam sekelip mata boleh berada di Makkah, doa cepat makbul dan lain-lain. Jika dia melihat tanda-tanda yang seumpama itu ada pada dirinya dia merasakan telah berjaya dalam perjuangannya.
 Orang yang beranggapan begini kurang mengerti tujuan perkara luar biasa yang berlaku ke atas dirinya. Perkara seperti itu bukanlah peristiharan bahawa dia sudah cukup bersih dan sudah menjadi wali yang agung. Perkara seperti ini adalah alat untuknya mengenal kekuasaan Allah s.w.t yang tidak terikat pada hukum sebab akibat, tidak dikongkong oleh ikhtiar makhluk. Kekeramatan adalah pengenalan kepada sifat Berdiri Dengan Sendiri, Berkehendak dan Berkuasa melakukan apa sahaja tanpa ditekan oleh sesiapa dan tanpa disebabkan oleh sesuatu sebab. Allah s.w.t tidak ditakluki oleh sempadan sebab musabab. Sebab musabab mengongkong kekuasaan dan kekuatan makhluk tetapi tidak memberi bekas kepada kekuasaan dan kekuatan Allah s.w.t. Sebab musabab menjadi dinding yang tebal menghalang manusia dari melihat kepada kekuasaan dan keagungan Allah s.w.t. Jika seseorang ingin menghampiri Allah s.w.t dinding tersebut perlu dirobohkan. Dia tidak boleh bersandar kepada sebab musabab untuk mengeluarkan akibat. Sebab dan akibat tidak terjadi dengan sendirinya. Kudrat dan Iradat Allah s.w.t yang melahirkan sebab dan akibat juga.
 Sebab-sebab adalah utusan yang membawa perintah Allah s.w.t. Sungguh tidak wajar kiranya dalam menerima perintah perhatian hanya ditujukan kepada utusan tidak kepada Empunya perintah. Bagi menyedarkan hamba-hamba tentang keperkasaan Yang Empunya perintah, kadang-kadang dicabut kesan daripada sebab. Kesan membakar dicabut dari api apabila Nabi Ibrahim a.s memasukinya. Proses pembiakan dikejutkan apabila Nabi Isa a.s dilahirkan tanpa percampuran ibu dan bapa. Hukum alam semula jadi dirombak apabila Nabi Musa a.s membelah laut dengan tongkat beliau a.s dan Nabi Muhammad s.a.w mengeluarkan air dari jari-jari baginda s.a.w. Kejadian-kejadian yang seperti disebutkan itu menjadi ledakan yang kuat meruntuhkan benteng sebab-akibat agar para hamba dapat melihat dengan jelas akan Kudrat dan Iradat Allah s.w.t yang menguasai dan mengatur segala-galanya. Demikian juga peranan kekeramatan yang berlaku kepada orang-orang tertentu. Kekeramatan merupakan pendidikan kerohanian dalam mengenal Allah s.w.t agar hati meyakini sungguh-sungguh kepada Allah s.w.t sebagai Rab (Tuhan) sekalian alam. Orang yang padanya terzahir kekeramatan akan melihat dengan jelas akan ketuhanan Allah s.w.t yang menguasai sekalian alam dan dia dapat menghayati maksud:

Tiada daya dan upaya melainkan dengan Allah s.w.t.
 Tidak ada daya dan upaya melainkan apa yang didayakan dan diupayakan oleh Allah s.w.t. Kekeramatan menjadi pasak yang meneguhkan bangunan iman. Dia tidak lagi ragu-ragu terhadap jaminan Allah s.w.t.
 Kekeramatan yang mengangkat darjat seseorang boleh menjadi ujian yang menghalang perkembangan kerohanian orang lain. Orang yang terpesona melihat kekeramatan yang terzahir dari dirinya merasakan dirinya sudah berada pada kedudukan yang tinggi lagi mulia. Kekeramatan menambahkan rasa taasub kepada diri sendiri dan memperbesarkan keegoan dirinya. Ini menyebabkan proses penyucian hatinya terbantut. Kegagalannya melihat rahsia Kudrat dan Iradat Allah s.w.t menebalkan hijab dirinya dengan Allah s.w.t dan tidak bertambah kekuatan tauhidnya.
 Orang yang dirinya benar-benar suci bersih dapat menyelamatkan dirinya dari fitnah kekeramatan. Kekeramatan boleh terjadi pada dirinya  tetapi tidak mengalihkan pandangan mata hatinya daripada Allah s.w.t. Kekeramatan membuka pintu ghaib kepadanya untuk melihat rahsia kekuasaan Tuhan pada penciptaan dan aturan-Nya. Apa sahaja yang diciptakan Allah s.w.t dan ditadbir-Nya adalah luar biasa dan merupakan kekeramatan.
 Arasy adalah luar biasa dan semut juga luar biasa. Bintang dilangit adalah luar biasa dan kelip-kelip juga luar biasa. ‘Adam (yang tidak ada) tiba-tiba menjadi ada, sungguh luar biasa sekali kekuasaan Allah s.w.t. Seluruh alam maya ini adalah luahan kekeramatan yang luar biasa yang hanya Allah s.w.t sahaja  yang mampu berbuat demikian. Dia adalah Allah s.w.t, yang tidak ada Tuhan kecuali Dia