Doa untuk Menghentikan Pendarahan dari luka baru




Bila ada orang atau diri sendiri terluka dan terjadi pendarahan ,maka anda bisa mengatasinya agar pendarahan segera berhenti dan luka segera sembuh dgn cara sbb:
Dengan mengisap jempol bacalah doa ini 3 kali tanpa nafas :

Wa aalifun Laa yamuutu syay-un illaa bi-idznillah

artinya: Alif. Tidak ada sesuatupun yang akan mati tanpa izin Allah.

Sehabis membaca doa itu,usapkanlah jempol pada luka Insya Allah pendarahan akan segera berhenti dan lukanya akan segera sembuh dgn izin Allah.

KEUTAMAAN ISTIGHFAR

Istighfar (Mohon Ampunan) Adalah Perintah Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.” (QS Huud: 90)

Beristighfar Adalah Sunnah Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Allah, sesungguhnya aku ini beristghfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan Ahmad)

Mencegah Azhab Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengahzab mereka, sedang mereka senantiasa beristighfar .” (QS. Al-Anfaal: 33)

Istighfar Mendatangkan Rezeki Tak Terduga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang rutin membaca istighfar, Allah akan memberikan solusi pada setiap kesulitannya, dan penyelesaian bagi setiap permasalahannya. Dan Dia akan memberikan rezeki dari jalan yang tidak terduga.” (Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, al-Hakim, dan Al-Baihaqi)

BERDOA DENGAN ASMAUL HUSNA


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Hanya milik Allah-lah asmaul husna (nama-nama yang baik), maka berdoalah kepada-Nya dengan asmaul husna itu.” (QS. Al-A’raaf: 180)

Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman,

“Katakanlah, ‘serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik).” (QS.al Israa’: 110)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menghitungnya ia akan masuk surga. Dia adalah ganjil (Maha Esa) dan menyukai ganjil.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Buraidah bin Al-Hushaib Radhiyallahu ‘Anhu menceritakan, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mendengar seorang laki-laki berkata dalam doanya,

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kapada-Mu dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Tunggal, Yang Maha Dibutuhkan, Yang tidak beranak lagi tidak diperanak dan tidak ada yang setara dengan-Nya.”

Maka, Nabi pun berkata,

“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh dia telah meminta kepada Allah dengan ismullooh al a’zhom (nama Allah yang paling agung), dimana jika orang berdoa kepada-Nya dengan nama itu, pasti dikabulkan. Dan jika Dia diminta dengan nama itu niscaya Dia akan memberi.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban)

99 Asma’ul Husna

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“ Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menghitungnya pasti masuk surga.

(HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim)

Makna Alfatihah


Bismillahirrahmanirrahim
Inilah asalnya Fatihah yang diturunkan Allah kedalam dunia ini kepada Nabi – Nabi wajiblah kita ketahui bahagian – bahagiannya
Alhamdu lillahi rabbil `alamiin
Kepada Nabi adam AS maujud kepada
Arrahmani Rahiim
Kepada Nabi Daud AS maujud kepada
Maliki Yaumid din
Kepada Nabi Sulaiman AS maujud kepada
Iyyaka Na`budu Wa Iyyaka Nasta`iin
Kepada Nabi Ibrahim AS maujud kepada
Ihdina Syiratal Mustaqiim
Kepada Nabi Ya`qub AS maujud kepada
Syiratal ladzi
Kepada Nabi Yusuf AS maujud kepada
An`amta `Alaihim
Kepada Nabi Musa AS maujud kepada
Ghairil Maghdhubi `Alaihim
Kepada Nabi Isa AS maujud kepada
Wa Laa Dhaaliin Amiin
Berhimpun semua Nabi kepada Muhammad SAW
Demikianlah asalnya Fatihah maka dari itulah hendaknya diketahui keadaan Fatihah yang diturunkan Allah SWT dipersada alam dunia ini supaya kita dapat sempurna apa – apa yang kita lakukan didalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, sehingga kita dituntut mengetahui arti atau tafsir dari Al – Quran karim terutama Ummul Kitab yang berkaitan dengan Fatihah itu sendiri.
Al – Fatihah juga terhimpun dua kalimah Syahadat, Nafi – Munfi – Isbat –Musbat.
Wa Man Lam Yuallimu Ma`Na Huma Fahuwa Kapir Muhalladun Fin Nar Wa An Shalla Wa Shiyama Ramadhan Wa Hijjul Baitillah Al Haram
Barangsiapa yang tidak tahu akan makna dua kalimah itu yaitu Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah maka ia itu orang kapir dikekalkan didalam api neraka dan jika ia sembahyang lima waktu dan puasa bulan ramadhan dan naik haji ke baitullah al haram sekalipun, artinya masih dalam neraka.

Fitnah Dunia


Secara umum fitnah kehidupan dunia dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk, yaitu: wanita, harta dan kekuasaan.

FITNAH WANITA

Dahsyatnya fitnah wanita telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Bahkan surat ‘Ali Imran 14 menempatkan wanita sebagai urutan pertama yang banyak dicintai oleh manusia dan pada saat yang sama menjadi fitnah yang paling berbahaya untuk manusia. Rasulullah saw. bersabda, ” Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih besar bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita” (HR Bukhari dan Muslim).

Fitnah wanita dapat menimpa siapa saja dari seluruh level tingkatan manusia baik dari kalangan pemimpin maupun rakyat biasa. Sejarah telah membuktikan kenyataan tersebut. Banyak para pemimpin dunia yang jatuh karena faktor fitnah wanita. Dan fitnah wanita juga dapat menimpa para dai dan pemimpin dai. Bahkan salah satu hadits yang paling terkenal dalam Islam, yaitu hadits niat, sebab keluarnya karena ada salah seorang yang hijrah ke Madinah untuk menikahi wanita yang bernama Ummu Qois. Maka dikenallah dengan sebutan Muhajir Ummu Qois.

Banyak sekali bentuk fitnah wanita, jika wanita itu istri maka banyak para istri dapat memalingkan suaminya dari ibadah, dakwah dan amal shalih yang prioritas lainnya. Jika wanita itu wanita selain istrinya, maka fitnah dapat berbentuk perselingkuhan dan perzinahan. Fitnah inilah yang sangat dahsyat yang menimpa banyak umat Islam.

Ada banyak cerita masa lalu baik yang terjadi di masa Bani Israil maupun di masa Rasululullah saw yang menyangkut wanita yang dijadikan obyek fitnah. Kisah seorang rahib yang membakar jari-jari tangannya untuk mengingatkan diri dari azab neraka ketika berhadapan dengan wanita yang sangat siap pakai, kisah penjual minyak wangi yang mengotori dirinya dengan kotoran dirinya agar wanita yang menggodanya lari, dan cerita nabi Yusuf a.s. yang diabadikan Al-Qur’an. Itu kisah-kisah mereka yang selamat dari fitnah wanita. Sedangkan kisah mereka yang menjadi korban fitnah wanita lebih banyak lagi. Kisah rahib yang mengobati wanita kemudian berzina sampai hamil dan membunuhnya, sampai akhirnya musyrik karena menyembah setan. Kisah raja Arab dari Bani Umayyah yang meninggal dalam pelukan wanita dan banyak lagi kisah-kisah lainnya.

FITNAH HARTA

Fitnah dunia termasuk bentuk fitnah yang sangat dahsyat yang dikhawatirkan Rasulullah saw, “Dari Amru bin Auf al-Anshari ra bahwa Rasulullah saw. mengutus Abu Ubaidah bin al-Jarrah ke al-Bahrain untuk mengambil jizyahnya. Kemudian Abu Ubaidah datang dari bahrain dengan membawa harta dan orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah. Mereka berkumpul untuk shalat Subuh dengan Nabi saw. tatkala selesai dan hendak pergi mereka mendatangi Rasul saw., dan beliau tersenyum ketika melihat mereka kemudian bersabda,”Saya yakin kalian mendengar bahwa Abu Ubaidah datang dari Bahrain dengan membawa sesuatu?” Mereka menjawab, ”Betul wahai Rasulullah”. Rasul saw. bersabda, ”Berikanlah kabar gembira dan harapan apa yang menyenangkan kalian, demi Allah bukanlah kefakiran yang paling aku takutkan padamu tetapi aku takut dibukanya dunia untukmu sebagaimana telah dibuka bagi orang-orang sebelummu dan kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (HR Bukhari dan Muslim).

Pada saat dimana dakwah sudah memasuki wilayah negara, maka fitnah harta harus semakin diwaspadai. Karena pintu-pintu perbendaharaan harta sudah sedemikian rupa terbuka lebar. Dan fitnah harta, nampaknya sudah mulai menimpa sebagian aktifitas dakwah. Aromanya sudah sedemikian rupa tercium menyengat. Kegemaran main dan beraktivitas di hotel, berganti-ganti mobil dan membeli mobil mewah, berlomba-lomba membeli rumah yang mewah dan berlebih-lebihan dengan perabot rumah tangga, lebih asyik bertemu dengan teman yang memiliki level sama dan para pejabat lainnya adalah beberapa fenomena fitnah harta.

Yang paling parah dari fitnah harta bagi para dai adalah menjadikan dakwah sebagai dagangan politik. Segala sesuatu mengatasnamakan dakwah. Berbuat untuk dakwah dengan berbuat atas nama dakwah bedanya sangat tipis. Menerima hadiah atas nama dakwah, menerima dana dan sumbangan musyarokah atas nama dakwah. Mendekat kepada penguasa dan menjilat pada mereka atas nama dakwah dan sebagainya.
Dalam konteks ini Rasulullah saw. dan para sahabatnya pernah ditegur keras oleh Allah karena memilih mendapatkan ghonimah dan tawanan perang, padahal itu semua dengan pertimbangan dakwah dan bukan atas nama dakwah. Kejadian ini diabadikan Al-Qur’an surat Al-Anfaal (8): 67-68, “Tidak patut, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu)…”

FITNAH TAHTA

Fitnah kekuasaan biasanya menimpa kalangan elit dan level tertentu dalam tubuh umat. Fitnah inilah yang menjadi pemicu fitnah kubra di masa sahabat, antara Ali r.a. dengan siti Aisyah r.a. dalam perang Jamal, antara Ali r.a. dengan Muawiyah r.a. dalam perang Siffin, antara Ali r.a. dengan kaum Khawarij.
Fitnah kekuasaan ini juga dapat menimpa gerakan dakwah dan memang telah banyak menimpa gerakan dakwah. Para aktifis gerakan dakwah termasuk para pemimpin gerakan dakwah adalah manusia biasa yang tidak ma’shum dan tidak terbebas dari dosa dan fitnah. Yang terbebas dari fitnah dan kesalahan adalah manhaj Islam. Sehingga fitnah kekuasaan dapat menimpa mereka kecuali yang dirahmati Allah. Kecintaan untuk terus memimpin dan berkuasa baik dalam wilayah publik maupun struktur suatu organisasi adalah bagian dari fitnah kekuasaan.
Fitnah kekuasaan yang paling dahsyat menimpa aktifis dakwah adalah perpecahan, saling menjatuhkan, saling memfitnah bahkan saling membunuh. Dan semua itu pernah terjadi dalam sejarah Islam. Semoga kita semua diselamatkan dari semua bentuk fitnah ini.
Untuk mengantisipasi semua bentuk fitnah dunia ini, maka kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan berlindung dari keburukan fitnah dunia. Mengokohkan pribadi kita sehingga menjadi jiwa rabbani bukan jiwa maadi (materialis) dan juga bukan jiwa rahbani (jiwa pendeta yang suka kultus). Disamping itu kita harus mengokohkan pemahaman kita tentang hakekat dunia, risalah manusia dan keyakinan tentang hisab dan hari akhir.

1. Hakekat Harta dan Dunia

· Dunia adalah permainan dan senda gurau. [QS. Al-Ankabuut (29): 64]
· Kesenangan yang menipu. [QS. Ali Imran (3): 185]
· Kesenangan yang terbatas dan sementara. [QS. Ali Imran (3): 196-197]
· Jalan atau jembatan menuju akhirat, Rasulullah saw bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” (HR Bukhari dari Ibnu Umar)
Manusia diciptakan Allah sebagai pemimpin yang harus memakmurkan bumi. Maka mereka harus menguasai dunia atau harta bukan dikuasai oleh harta. Sebagaimana doa yang diungkapkan oleh Abu Bakar r.a., ”Ya Allah jadikanlah dunia di tanganku, bukan masuk ke dalam hatiku.” Seperti itulah seharusnya seorang pemimpin. Memberi teladan tentang pengorbanan total dengan segala harta yang dimiliki, bukan malah mencontohkan kepada pengikutnya mengelus-elus mobil mewah dengan hati penuh harap bisa memiliki.

2. Meyakini hari Hisab dan Pembalasan.

Manusia harus mengetahui dan sadar bahwa kekayaan yang mereka miliki akan dihisab dan dibalas di akhirat kelak. Bahkan semua yang dimiliki dan dinikmati manusia baik kecil maupun besar akan dicatat dan dipertanggungjawabkannya. Oleh karenanya mereka harus berhati-hati dalam mencari harta kekayaan dan dalam membelanjakannya.

3. Sadar dan menyakini bahwa kenikmatan di akhirat jauh lebih nikmat dan abadi.

Rasulullah saw bersabda: ”Allah menjadikan rahmat 100 bagian, 99 bagian Allah tahan dan Allah turunkan ke bumi satu bagian. Satu bagian itulah yang menyebabkan sesama mahluk saling menyayangi sampai kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya khawatir mengenainya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Begitulah, kenikmatan paling nikmat yang Allah berikan di dunia hanyalah satu bagian saja dari rahmat Allah swt sedangkan sisanya Allah tahan dan hanya akan diberikan kepada orang-orang beriman di surga.

Dan kesimpulannya agar kita terbebas dari fitnah dunia, maka kita harus membentuk diri kita menjadi karaktersitik rabbaniyah bukan madiyah dan juga bukan rahbaniyah. Jiwa inilah yang selalu mendapat bimbingan Allah karena senantiasa berintraksi dengan Al-Qur’an baik dengan cara mempelajarinya maupun dengan cara mengajarkannya. Wallahu a’lam

Wudhu


“Sungguh umatku kelak akan datang pada hari kiamat dalam keadaan (muka dan kedua tangannya) kemilau bercahaya karena bekas wudhu. Karenanya, barangsiapa dari kalian yang mampu memperbanyak kemilau cahayanya, hendaklah dia melakukannya (dengan memperlebar basuhan wudhunya)” (HR. Bukhari Muslim)
Pahala Dari Tetesan Air Wudhu

“Maukah kalian aku beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa-dosa kalian dan meninggikan derajat kalian? Para sahabat menjawab : Mau, ya Rasulullah. Kemudian beliau pun berkata : “Yaitu dengan menyempurnakan wudhu’ dari hal-hal yang bersifat makruh, banyak melangkah menuju masjid dan menunggu waktu shalat setelah shalat (tahiyatul masjid). Yang demikian itu adalah ikatan (perjanjian).” (HR.Muslim)

“Barangsiapa wudhu dengana sempurna, maka dosa-dosanya akan gugur dari jasadnya hingga keluar juga dari bawah kukunya.” (HR. Muslim)

Aku pernah mendengar kekasihku Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : ‘Kemilau cahaya seorang mukmin (kelak pada hari kiamat) sesuai dengan batas basuhan wudhunya.” (HR. Muslim)

Hakekat Dunia


Rasulullah SAW tidur diatas tikar, kemudian ia bangun sedang anyaman tikar itu telah berbekas dipinggangnya, mka kami berkata : Ya Rasulullah bagaimana jika kami membuatkan kasur yg empuk untukmu ?
Jawab Nabi SAW : untuk apa dunia ini bagiku, Aku didunia ini bagaikan seorang kelana yg berkendaraan, bernaung dibawah pohon, kemuidan ia pergi meninggalkannya. (H.R Attirmizi)

Aisyah r.a berkata :

"belum pernah perut Nabi SAW merasa kekenyangan sama sekali, dan tidak pernah mengeluh pada orang, dan ia lebih suka miskin dari pada kaya, bahkan adakalanya ia bermalam lapar, tetapi yg demikian itu tidak menghalanginya untuk berpuasa pada siang harinya, padahal andaikata ia mnta padaTuhan segala kekayaaan bumi dan buahnya, dan kesenangan hidupnya, pasti ia akan diberi, bahkan pernah Aku menangis kasihan melihatnya, dan mengusap perutnya dngn tanganku karena lapar, lalu aku berkata : Jiwaku akan aku korbankan untukmu, andaikan anda mengumpulkan dunia sekadar untuk makanmu, maka dijawab : Hai Aisyah, untuk apa bagiku dunia ini, saudara-saudaraku ulul azmi dan para Rasul telah tahan sabar menghadapi yg lebih berat dari ini, sampai mereka menghadap pada Tuhan, dan Allah memulyakan tempat mereka, dan tiada sesuatu yg lebih Aku suka dari pada segera bertemu dengan saudara2 dan kawankawanku itu.



Aisyah r.a berkata : Setelah berkata sedemikian maka tiada tinggal kecuali sebulan lalu meninggal dunia s.a.w

diriwayatkan :

Nabi Sulaiman a.s dgn kebesaran kerajaan yg diberikan padanya, tidak pernah melihat kelangit karena khusyu' dan tawadhu' kepada Allah, bahkan ia suka memberi makanan2 lezat pada org lain, sedang ia sendiri makan roti dari tepung sya'ir, dan ketika ditanya : Mengapakah kamu berlapar-lapar ? Jawabnya : Aku kuatir jika aku kenyang lalu lupa pada org lapar.

Doa Pembuka Hati

Doa Pembuka Hati (I)


Doa berikut ini biasanya dibaca pada saat kita sedang menghadapi masalah dan harus segera mencari penyelesaian / mengambil keputusan.
Bacaan Doa Pembuka Hati (I)
“Yaa fattaahu yaa ‘aliim, yaa allaahu yaa’azhiim, rabbiftah quluubanaa futuuhal ‘arifin”
Arti Doa Pembuka Hati (I)
“Wahai Dzat yang Maha Pembuka dan Maha Mengetahui, wahai Allah Dzat yang Maha Agung, bukalah pintu hatiku dengan pembukaan orang-orang yang berilmu pengetahuan.

Doa Pembuka Hati (II)


Doa berikut ini biasanya dibaca pada saat kita sedang menghadapi masalah dan harus segera mencari penyelesaian / mengambil keputusan.
Bacaan Doa Pembuka Hati (II)
“Allaahumma nawwir qalbii binuuri hidaayatika kamaa nawwartal ardha binuuri syamsika abaadan, birahmatika yaa ar-hamar raahimin”
Arti Doa Pembuka Hati (II)
“Ya Allah, sinarilah hatiku dengan cahaya petunjuk-Mu sebagaimana Engkau telah menyinari bumi dengan cahaya matahari-Mu selama-lamanya, dengan rahmat-Mu wahai Dzat yang paling penyayang”

Haji


Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap ALLAH, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya ALLAH Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran: 97)
Pengertian
Haji merupakan salah satu rukun Islam yang lima dan syariat Islam yang paling agung. Ia fardhu (wajib) bagi setiap Muslim yang mukallaf dan mampu, satu kali sepanjang hayat, dan selebihnya adalah sunnah. Orang yang mengingkari kewajibannya adalah kafir berdasarkan nash dan ijma’.
Dalilnya adalah sebagai berikut:
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap ALLAH, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya ALLAH Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97)
“Dan sempurnakanlah olehmu ibadah haji dan umraoh karena ALLAH...(QS. Al-Baqarah: 196)
Rasulullah SAW bersabda, “Islam tegak di atas lima dasar: bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali ALLAH dan bahwa Muhammad adalah utusan ALLAH, mendirikan shalat, menunaikan zakat, shaum bulan Ramadhan, dan pergi haji ke Baitullah bagi yang mampu.” (HR. Bukhari-Muslim)
Di dalam lain Rasulullah SAW bersabda, “Wahai segenap manusia, sesungguhnya ALLAH telah mewajibkan kepada kalian haji, maka tunaikanlah.” (HR. Muslim)
Dan Ulama telah berijma’ mengenai kewajiban haji atas muslimin.
Syarat Wajib Haji
Haji wajib atas setiap orang Islam, yang baligh, yang berakal, merdeka dan mampu.
Dalilnya adalah sebagai berikut:
Islam sebagai syarat haji dan tertolak orang kafir naik haji adalah firman ALLAH, “Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada ALLAH dan Rasul-NYA.” (QS. At-Taubah: 54)
Disyaratkannya baligh dan berakal adalah sabda Nabi SAW, “Pena diangkat dari tiga orang; dari orang tidur sampai dia bangun, dari anak kecil hingga ia dewasa (baligh) dan dari orang gila sampai dia sembuh.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Merdeka, disyaratkannya karena haji merupakan ibadah yang menghendaki waktu dan kesempatan, sedangkan seorang budak sibuk dengan urusan majikannya dan tidak memiliki kesempatan.
Istitha’ah (mampu), dalilnya adalah “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap ALLAH, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (QS. Ali Imran: 97)
Istitha’ah (mampu) di sini ada dua jenis, yaitu dari segi fisik dan dari harta/biaya. Secara fisik, dia tidak mengidap suatu penyakit yang akan menghalanginya, atau sangat memberatkannya berhaji. Sedang dari segi harta atau biaya, maksudnya ia mempunyai dana untuk membiayai perjalanan haji berikut tambahannya untuk makan, minum, pakaian, bayar utang, dan sebagainya bagi dirinya dan bagi keluarga yang ditinggalkannya.
Dan Sayid Sabiq menambahkan bahwa jalan yang akan ditempuh aman. Maksudnya terjamin keselamatan jiwa dan harta calon haji.
Bagi seorang wanita, istitha’ahnya ditambah dengan wajib adanya mahram. Dalil dari wajibnya mahram bagi seorang wanita adalah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, “Seorang pria berkata, “Wahai Rasulullah, Istriku akan pergi haji, sementara aku telah terdaftar untuk ikut perang anu...anu..., Nabi SAW menjawab, “Dampingilah perjalanan haji istrimu.” (HR. Bukhari-Muslim)
Rasulullah tidak menanyakan kepadanya perihal istrinya; apakah ia masih muda atau sudah nenek-nenek; apakah ia aman atau tidak; dan apakah ia berangkat bersama rombongan wanita yang tsiqah atau tidak. Maka wajib seorang wanita pergi haji bersama mahram, yaitu seperti mahram karena nasab (ayah, kakek, anak laki-laki dan sejenisnya) atau mahram karena radha’ (satu susuan), atau mahram karena pernikahan (ayah suami, anak suami dan sejenisnya)
Dan orang yang berutang untuk biaya haji tidak dapat dikatakan istitha’ah. Dalilnya adalah hadits Nabi SAW dari Abdullah bin Aufa, “Aku tanyakan kepada Rasulullah SAW mengenai orang yang belum menunaikan haji, apakah ia boleh berhutang buat berhaji?” Ujar Beliau, “Tidak.”” (HR. Baihaqi)
Selain itu biaya haji harus dengan harta yang halal. Walaupun menurut kebanyakan ulama hajinya sah. Namun menurut Imam Ahmad adalah tidak sah dan ini adalah pendapat yang lebih kuat berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, “Bila ia pergi dengan harta yang haram, lalu diletakkan kakinya pada sanggurdi dan ia mengucapkan “Labaik”, maka seseorang akan menyerukan kepadanya dari langit, “Tidak diterima kunjunganmu dan tidak berbahagia keadaanmu. Perbekalanmu haram, perbelanjaanmu dari harta yang haram, maka hajimu mengakibatkan dosa, jauh dari pahala.” (HR. Thabrani, mursal)
Keutamaan Haji
Haji Merupakan Amalan Paling Utama, berdasarkan hadits dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW ditanya mengenai amal yang paling utama. Maka ujar Beliau, “Yaitu beriman kepad ALLAH dan Rasul-NYA.” Tanya orang itu lagi, “Kemudian apa?” ujar Beliau, “Kemudian berjihad di jalan ALLAH.” Ditanya pula, “Setelah itu apa?” Ujar Beliau, “Setelah itu haji mabrur.” (HR. Bukhari-Muslim)
Haji mabrur maksudnya adalah haji yang tidak dinodai oleh dosa. Menurut Hasan cirinya, adalah bila seseorang kembali dari haji itu dengan mencintai akhirat dan tidak menghiraukan dunia. Dan diriwayatkan secara marfu’ dengan sanad hasan bahwa haji mabrur ... ... atau dipenuhi kebajikan itu adalah bila seseorang suka memberi makan dan lemah lembut dalam ucapannya.
Haji Merupakan Jihad, berdasar hadits dari Hasan bin Ali, ia berkata, “Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Aku ini penakut dan aku ini lemah.” Ujar Nabi SAW, “Ayolah berjihad yang tak ada kesulitannya, yaitu naik haji.” (HR. Thabrani)
Haji Menghapus Dosa, Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Barangsiapa mengerjakan haji dan ia tidak menjima’ istrinyapada waktu terlarang dan tidak pula berbuat maksiat, maka ia akan kembali seperti pada saat dilahirkan ibunya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Diganjar Dengan Surga, “..., sedang haji mabrur tidak ada ganjarannya selain surga.” (HR. Bukhari-Muslim)
Dan masih banyak lagi keutamaan melaksanakan haji, yang tak dapat disebutkan semua karena keterbatasan.
Persiapan
Bagi yang telah bertekad untuk menunaikan haji dan umrah hendaknya bertaubat dahulu dengan tulus atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuatnya. Hal itu dimaksudkan agar dirinya bisa menunaikan ibadah hajinya dalam kondisi yang sebaik mungkin. Meskipun sebenarnya wajib bagi setiap muslim untuk senantiasa bertaubat kepada Allah dalam segala urusan dan kondisi. Akan tetapi, taubat ini lebih ditekankan menjelang musim-musim ibadah yang agung, seperti haji, puasa Ramadan, dan musim-musim ibadah lainnya.
Bagi yang hendak menunaikan haji dan umrah, hendaknya juga mengikhlaskan niat hanya untuk Allah semata dalam haji dan umrahnya tersebut karena Allah telah berfirman, “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” (Q.S. Al-Baqarah:196)
Ayat di atas mengandung perintah untuk menyempurnakan haji dan umrah sesuai dengan tuntunan syariat murni hanya untuk Allah semata; tidak disertai dengan sikap riya’, sum‘ah maupun tujuan-tujuan keduniaan.
Dan juga berdasarkan sabda Nabi: “Hanyasanya segala amalan itu bergantung pada niat; dan tiap-tiap orang akan memperoleh balasan sesuai dengan apa yang telah diniatkannya.” (HR. Bukhari)

PEMBENTUKAN HUJAN


Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan..

Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.

Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,

"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)

Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.

TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."

Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".

TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."

Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:

"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)

Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:

TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.

TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.

TAHAP - 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142)

Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.

Syirik Asghar


Al-Imam adz-Dzahabi di dalam kitab al-Kabair menyebutkan beberapa fenomena dan bentuk syirik ashghar (syirik kecil), di antaranya yaitu:

1.Riya' Dalam Beribadah.

Barang siapa yang melakukan ibadah atau qurbah (amalan untuk mendekatkan diri kepada ALLAH ), namun bertujuan untuk ALLAH dan agar dilihat atau dipuji manusia maka dia telah melakukan syirik ashghar. Sehingga amalan yang dia kerjakan sia-sia dan ditolak. Dalil yang menjelaskan hal itu adalah sebuah hadits qudsi dari dari Rasulullah, bahwa ALLAH berfirman, artinya, "Aku tidak membutuhkan sekutu-sekutu, barang siapa yang mengerjakan suatu perbuatan di dalamnya menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya." (HR Muslim)

2.Bersumpah dengan Selain ALLAH

Di antara bentuk syirik ashghar yang banyak terjadi di masyarkat adalah bersumpah dengan selain ALLAH. Rasulullah telah bersabda,
"Barang siapa yang bersumpah dengan selain ALLAH maka dia telah menyekutukan ALLAH." (HR. Ahmad, shahihul jami' no.6204)

Beliau juga telah bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya ALLAH telah melarang kalian bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian. Barang siapa bersumpah maka hendaknya dia bersumpah dengan nama ALLAH atau (kalau tidak) hendaknya dia diam." (HR. al-Bukhari, al-Fath 11/530)

Maka tidak dibolehkan seorang muslim bersumpah dengan menyebut selain ALLAH meskipun tidak bertujuan untuk mengagungkan makhluk dengan sumpah itu. Dan walaupun yang digunakan untuk bersumpah adalah seorang nabi atau orang shalih. Sebagaimana tidak boleh bersumpah dengan menyebut Ka'bah, dengan amanat, kemuliaan, kehidupan fulan, nabi, wali, tidak boleh pula bersumpah dengan nama bapak, ibu, anak, dengan barakahnya si fulan dan kedudukannya. Semua ini hukumnya haram, karena bersumpah hanya dibolehkan dengan menyebut ALLAH, nama-nama dan sifat-sifat-NYA.

Barang siapa yang terlanjur mengucapkan sumpah yang diharamkan tersebut maka hendaknya dia mengucapkan la ilaha illallah kemudian beristighfar dan tidak mengulangi perbuatan semisal itu. Nabi telah bersabda, "Barang siapa yang bersumpah dan dia berkata di dalam sumpahnya tersebut dengan menyebut Latta dan Uzza maka hendaknya dia mengucapkan la ilaha illallah." (HR al-Bukhari di dalam al-Fath 11/546)

Di samping itu ada beberapa kalimat yang mengandung kesyirikan dan sering diucapkan oleh banyak orang, seperti; Aku bertawakkal (bersandar) kepada ALLAH dan kepadamu; Aku tidak kuasa apa-apa kalau tidak karena ALLAH dan karenamu; Kalau saja bukan karena ALLAH dan karenamu; Ini dari ALLAH dan darimu atau lafal-lafal lain yang semakna dengan ini. Rasulullah telah bersabda, "Janganlah kalian mengucapkan, "Atas kehedak ALLAH dan kehendak fulan" akan tetapi ucapkanlah, "Atas kehendak ALLAH kemudian kehendak fulan." (HR Abu Dawud, dalam silsilah shahihah, 137)

Demikian juga kalimat-kalimat yang berisi celaan terhadap masa (waktu) seperti; ALLAH melaknat zaman yang kelam ini; Ini waktu atau hari pembawa sial dan yang semisalnya. Karena mencela masa adalah sama dengan mencela ALLAH yang telah menciptakan masa tersebut. Nabi bersabda, ALLAH berfirman, artinya, "Anak Adam mencela masa, padahal Akulah Masa itu, di tangan-Ku siang dan malam." (HR. al-Bukhari)

Masuk dalam kategori lafal-lafal yang diharamkan adalah memberikan nama dengan segala sesuatu yang diperhambakan kepada selain ALLAH , seperti Abdul Husain, Abdul Masih, Abdur Rasul, Abdun Nabi dan lain sebagainya.

3. Tathayyur

Yaitu merasa sial karena melihat sesuatu. Tathayyur diambil dari kata thiyarah berasal dari ath-Thair yakni burung. Awal mulanya adalah bahwa dulu orang Arab apabila akan melakukan sesuatu seperti bepergian atau lainnya, maka dia melepaskan burung, kalau burung tersebut terbang ke arah kanan maka dia melanjutkan keinginannya, dan kalau terbangnya ke arah kiri maka dia merasa sial dan mengurungkan keinginannya. Rasulullah telah menjelaskan tentang tathayyur ini dalam sabdanya, "Thiyarah adalah syirik." (HR. Ahmad, Shahihul Jami' 3955)

Dalam sabdanya yang lain disebutkan, "Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan thiyaroh atau diminta untuk berthiyarah, juga orang yang melakukan perdukunan dan minta didukunkan." (HR. ath-Thabrani, silsilah hadits shahihah, 2195)

Masuk ke dalam kategori keyakinan yang merusak kemurnian tauhid adalah merasa sial dengan bulan Shafar, merasa sial dengan hari Jum'at tanggal tiga belas atau dengan angka tiga belas. Ini semua hukumnya haram dan termasuk dalam syirik ashghar.

Obat dari penyakit ini adalah dengan betawakkal sepenuhnya kepada ALLAH. Ibnu Mas’ud radhiyALLAHu ‘anhu berkata, “Thiyarah adalah syirik, dan tidak ada di antara kita kecuali terkadang pada dirinya terlintas sedikit dari tasya’um (rasa sial) ini, akan tetapi ALLAH menghilangkannya dengan sikap tawakkal.” (riwayat Abu Dawud dan al-Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad)

4.Meninggalkan Shalat Karena Malas

Sedangkan jika meninggalkannya karena juhud (mengingkari) atas wajibnya shalat tersebut atau beristihza' (mengolok-olok) maka dia kafir keluar dari Islam menurut ijma'. Adapun jika meninggalkannya karena malas atau menganggap enteng maka dia telah melakukan dosa besar yang sangat besar, berdasarkan sabda Nabi, "Perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat, maka barang siapa yang meninggalkannya dia telah kafir." (HR Ahmad, shahihul jami', 4143)

“Antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah bila dia meninggalkan shalat." (HR. Muslim)

Dan menurut sebagian ulama, meninggalkan shalat hukumnya adalah kufur akbar berdasarkan dalil di atas dan dalil-dalil yang lainnya meskipun meninggalkannya karena malas dan menganggap enteng. Terlepas dari dua pendapat yang ada, meninggalkan shalat adalah sesuatu yang sangat berbahaya.

Catatan: Pendapat yang lebih kuat yaitu bahwa orang yang meninggalkan shalat karena malas adalah kafir, wallahu a’lam.

5.Jimat dan Sejenisnya

Termasuk syirik adalah berkeyakinan bahwa manfaat atau kesembuhan dapat diperoleh dari benda-benda yang tidak pernah dijadikan oleh ALLAH sebagai sebab untuk mendapatkannya. Seperti keyakinan sebagian orang terhadap jimat-jimat, benda pusaka, tuah, logam-logam tertentu, rajah-rajah syirik yang diberikan dan ditulis oleh para dukun dan tukang sihir. Juga keyakinan terhadap benda peninggalan atau warisan orang tua, kakek, lalu digantungkan di leher anak-anak, istri atau ditaruh di kendaraan, di dalam rumah agar dapat menolak bala', sihir serta memberikan manfaat dan menjadi pagar pelindung.

Semua ini tidak diragukan lagi akan menafikan tawakkal kepada ALLAH. Dan benda-benda itu tidak memberikan manfaat apa-apa kepada manusia. Jika seseorang berkeyakinan bahwa benda-benda tersebut memberikan manfaat, selain ALLAH maka dia telah musyrik. Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang menggantungkan jimat maka dia telah syirik." (HR. Ahmad, silsilah hadits shahihah 492)

Orang yang melakukan itu semua adalah musyrik dengan kemusyrikan yang besar jika dia berkeyakinan bahwa benda-benda tersebut memang memberikan manfaat atau dapat memberikan madharat selain ALLAH. Adapun jika berkeyakinan bahwa benda tersebut hanya merupakan sebab kemanfaatan dan kemadharatan padahal ALLAH tidak menjadikannya sebagai sebab untuk mendapatkannya maka dia terjerumus dalam syirik ashghar. Kita berlindung kepada ALLAH dari semua itu.

ARWAH GENTAYANGAN

”Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada ALLAH. Sesungguhnya DIA-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Fushilat: 36)

Dimasyarakat kita masih banyak sekali yang mempercayai adanya ‘hantu’. Hantu yang dimaksud menurut kepercayaan masyarakat adalah roh orang yang telah mati, gentayangan tidak diterima bumi karena berbagai sebab, misalnya mati tidak wajar seperti terbunuh, mati melahirkan, bunuh diri, atau kecelakaan. Sehingga banyak cerita yang beredar dari mulut ke mulut, misalnya tentang kuntilanak adalah hantu atau arwah gentayangan akibat mati karena melahirkan. Pocong, adalah roh orang yang mati dan sewaktu dikuburkan lupa membuka tali kapan. Dan masih banyak lagi berbagai cerita lain beserta bumbu-bumbunya. Kepercayaan ini makin kuat karena saat ini sinetron, film dan acara-acara di TV yang mengekspos masalah seputar hantu, dunia ghaib dan klenik.
Hantu-hantu yang bergentayangan itu kerjanya adalah mengganggu orang dengan menakut-nakuti, membuat kesambet atau sakit siapa saja yang terkena gangguannya, bahkan dapat menimpakan musibah lain. Sehingga, hal ini menjadikan orang-yang telah termakan dengan kepercayaan tersebut-melakukan berbagai hal untuk membentengi dan melindungi diri dan keluarganya. Misalnya bagi yang sedang hamil diwajibkan untuk membawa gunting atau pisau atau benda lain yang dianggap dapat menangkal bahaya kuntilanak. Anak kecil agar tidak sawan diberikan kalung dari benang atau banglai (jerangau/bangle) atau jimat lainnya. Benarkah ada hantu!??
Tentang arwah gentayangan atau hantu ini merupakan opini yang salah kaprah. Bukan persoalan ada tidak orang yang telah diganggu oleh hantu tersebut, tetapi dalam hal mengalamatkan siapakah yang menakut-nakuti itu.
Memang ada riwayat yang menyebutkan adanya ruh manusia yang melihat bagaimana orang-orang yang masih hidup memperlakukan jasadnya. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Nabi SAW bersabda, “Jika jenazah telah siap, kemudian kaum lelaki memikulnya di atas pundak-pundak mereka, maka jenazah itu orang shalih ia berkata: ‘Segerakanlah aku!”, tetapi jika tidak (shalih), ia berkata kepada keluarganya: ‘Celaka, akan kalian bawa kemana aku?” Segala sesuatu akan mendengar suaranya selain manusia, dan andaikan manusia mendengarnya niscaya akan jatuh tersungkur.” (HR. Bukhari)
Hal ini juga dikuatkan pula oleh dua hal:
Pertama, keterangan yang shahih menyebutkan bahwa orang fajir mendapat siksa kubur, sedangkan orang yang shalih mendapat nikmat di kubur, bagaimana sempat mereka bergentayangan dengan berbagai motif misal balas dendam, menolong temannya yang masih hidup atau mencari kesenangan lain di dunia?
Kedua, andai saja orang yang telah mati diberi kesempatan untuk beramal lagi, tentulah mereka memilih fokus untuk beribadah, bukan untuk balas dendam atau yang lainnya. Lagipula bagaimana dengan hisabnya di akhirat jika dia membunuh setelah matinya? Bagaimana pula dengan catatan amalnya? Jelas hal ini menyelisihi dalil-dalil qath’i yang menyebutkan bahwa manusia putus amalnya ketika telah mati. Seperti hadits yang sudah sangat populer, “Jika manusia mati, maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Jin Sebagai Tertuduh
Yang paling mungkin, atau bahkan sudah dapat dipastikan yang melakukan itu adalah jin atau syetan yang menyerupakan dirinya dengan orang yang telah mati, atau melakukan sihir. Karena mereka memiliki kemampuan untuk malih rupa. Seperti ketika Perang Badar setan malih rupa menjadi Suraqah bin Malik untuk menjanjikan kemenangan kaum msyrikin atas muslimin. Tentang hal ini, turunlah firman ALLAH: “Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.” (QS. Al-Anfal: 48)
Adapula jin yang yang pernah menampakkan diri dengan wujud ular lalu berperang dengan sahabat Anshar, keduanya mati dan tidak diketahui manakah di antara keduanya yang lebih dulu mati. (lihat HR. Muslim)

Jin Melakukan Sihir
Bisa jadi pula makhluk menakutkan yang nampak itu hasil sihir dari jin. Karena jin ada yang bisa melakukan sihir sehingga terbayang pada penglihatan manusia sesuatu yang menakutkan, atau seakan ada jalan padahal jurang dan semisalnya. Imam Nawawi dalam syarah Muslim ketika menjelaskan hadits Nabi SAW, “Tidak ada hantu, tetapi sa’ali?”
Beliau berkata, “Para ulama menyebutkan bahwa maksud sa’ali adalah sihir yang dilakukan Jin. Dalam hadits yang lain disebutkan: “Jika ada hantu yang menampakkan diri maka hendaklah kalian mengumandangkan adzan.” yakni tepislah gangguan mereka dengan dzikrullah (mengingat ALLAH). Hal ini menunjukkan bahwa Nabi SAW tidak mengingkari wujudnya jin (hantu).”
Jadi hal ini menepis anggapan jahiliyah yang menganggap hantu adalah arwah gentayangan dari orang yang telah mati. Yang benar adalah itu semua adalah ulah jin. Hal yag sama dilakukan oleh jin pada kasus jaelangkung. Dia mengaku sebagai roh orang yang telah mati, sebab kematiannyapun dipilih yang menakutkan dan menyeramkan, seperti gantung diri, kecelakaan atau pembunuhan dan sebagainya. Demikian juga dengan kasus orang yang kesurupan yang mengaku sebagai roh orang tertentu. Itu semua ulah Jin. Wallahu a’lam.

Tata Cara Shalat

Takbir

Takbiratul Ihram "ALLAAHU AKBAR" (Allaah Maha Besar)

Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila.
(Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).

Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin.
(Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)

Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil 'aalamiin.
(Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam).

Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin.
(Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)


Adapun Rasulullaah ketika membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Bahkan Ibn Qayyim Al-Jauziyyah sampai menuliskan makna iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, dalam satu kitabnya yang berjudul Madarijus Saalikin, dimana beliau bercerita ketika di suatu kota ia menderita sakit, maka ia membacanya per ayat dengan sungguh-sungguh, dan ia rasakan bahwa setiap selesai satu ayat dibacanya, terasa berguguran sakit yang dirasakannya. Subhaanallaah.

Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya.

Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim)
(Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Alhamdulillaah, Rabbil 'aalamiin
(Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta 'alam)

Arrahmaan, Arrahiim
(Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Maaliki, yaumiddiin
(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)

Iyyaaka, na'budu, wa iyyaaka, nasta'iin
(KepadaMulah, kami menyembah, dan kepadaMulah, kami mohon pertolongan)

Ihdina, asshiraathal, mustaqiim ---> berharaplah dengan penuh harap ketika membacanya.
(Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus)

Shiraath, alladziina, an'am, ta 'alayhim
(Jalan, yang, telah Engkau beri ni'mat, kepada mereka)

Ghayril maghduubi 'alaihim, wa laddhaaaalliiin.
(Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat)


Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur'an.

Ruku'

Lalu ruku', dimana ketika ruku' ini beliau mengucapkan bermacam-macam dzikir dan do'a. Kadangkala beliau mengucapkan yang ini dan kadangkala mengucapkan yang itu :

1. Subhaana, rabbiyal, 'adzhiimi.
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
---> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali.
(Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani)
---> kadangkala juga beliau membacanya berulang-ulang lebih banyak dari tiga kali, dan sesekali beliau
berlebihan dalam mengulanginya ketika shalat lail (malam), sehingga lama ruku'nya hampir mendekati
lama berdirinya.

2. Subbuuhun, qudduus, rabbul malaaikati, warruuh.
(Maha Suci Engkau ya Allaah, Pemberi berkah, Tuhan malaikat, dan ruh) --> Riwayat Muslim

3. Allaahumma, laka raka'at, wa aamantu, wa laka aslamtu,
(Yaa Allaah, kepadaMu, kuserahkan ruku'ku, kepadaMu aku beriman, kepadaMu aku Islam (menyerahkan diri).)
anta rabbiiy, khasa'a laka sam'iiy, wa bashariy, wa mukhyii, wa 'adzhomii, wa fii riwaayah(Engkau Tuhanku, KepadaMulah pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan syarafku tunduk)
wa mastaqallat bihi, qadamii, lillaah, rabbil 'aalamiin.
(Dan apa yang dibawa kakiku, kuserahkan, kepada Allaah, Tuhan semesta alam)
(HR. Ad-Dharuquthni)


Memperpanjang Ruku'
Diriwayatkan bahwa :

"Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam, menjadikan ruku'nya, dan bangkitnya dari ruku', sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya."

(Hadits Shahih Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)


I'tidal

Rasululullaah Sallaahu 'alayhi wa sallaam mengangkat punggungnya dari ruku' sambil mengucapkan,
"Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Maka ketika kita i'tidal atau bangkit dari ruku, sambil mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, maka kita mengucapkan :

Sami'allaahu, li, man, hamida, hu
(Mudah-mudahan mendengar Allah, kepada, sesiapa yang, memuji, Nya)


"Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti. Oleh karena itu, apabila ia mengucapkan "sami'allaahu liman hamidah", maka ucapkanlah "rabbanaa lakal hamdu", niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya saw., "Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)

Maka mari kita baca :
Rabbanaa, lakal, hamdu
(Yaa Tuhan kami, bagiMulah, segala puji)

Kadangkala lafadzh diatas beliau tambahkan seperti :
mil assamaawaati, wa mil al ardhi, wa mil a maa shikta, min shai in, ba'du
(Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya)
Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu 'Uwanah)


Sujud

Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do'a-do'a sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam.

1. Subhaana, rabbiyal, a'laa
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur)
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu.

2. Subhaana, rabbiyal, a'laa, wa, bihamdi, hi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)

3. Subbuuhun, qudduusun, rabbul malaaikati, warruuh
(Maha Suci, Pemberi Berkat, Tuhan malaikat, dan ruh)


Duduk antara dua Sujud

Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita berdo'a sepertinya do'anya Rasulullaah, dan bacalah do'a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah Subhaana wa Ta'ala.

Di dalam duduk ini, Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam mengucapkan :
Allaahummaghfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, wahdinii, wa 'aafinii, warzuqnii
(Ya Allaah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku)

Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim).


Duduk At-Tasyaahud Awal

01. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.
Dari Ibn Mas'ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepadaku : ---> (Mari dihafalkan setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk)

Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.
Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan.

Assalaamu 'alayka * , ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu *, wahai Nabi, dan beserta rahmat Allaah, dan berkatNya.

Assalaamu 'alaynaa, wa 'alaa, 'ibaadillaahisshaalihiiin.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh.

Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah.
Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allaah.

Wa asyhadu, anna muhammadan, 'abduhu, wa rasuluhu.
Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya.

* Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan :
Assalaamu 'alannabiy.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi.

02. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu 'Uwanah, Asy-Syafi'i, dan An-Nasa'i.
Dari Ibnu 'Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada kami. Beliau mengucapkan :

Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah.
Assalaamu 'alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.
Assalaamu 'alayna wa 'alaa 'ibaadillaahisshaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.
(dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, 'abduhu, warasuuluh)
--> Artinya sama dengan yang diatas, insha Allaah.


Bacaan shalawat Nabi di akhir shalat

Rasulullaah saw. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari'atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya.

Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum di kita, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.

Allaahumma, shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa, aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad

Kamaa, shallayta, 'alaa ibrahiim, wa 'alaa, aali ibraahiim.
Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.

Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Allaahumma, baarik, 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad

Kamaa, baarakta, 'ala ibraahiim, wa 'alaa, aali ibraahiiim.
Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.

Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.


Cara Mengucapkan Salam
Mari kita simak hadits berikut, yang diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i, dan Tirmidzi serta dishahihkan olehnya.

"Rasulullaah saw. mengucapkan salam ke sebelah kanannya : Assalaamu 'alaykum warahmatullaahi wa barakaatuh (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah, serta berkatNya), sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri."

Perhatikanlah, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih banyak daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua).

Atau dalam riwayat lain, ketika salam yang pertama beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah, dan pada salam yang kedua beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum.

Alhamdulillaah, Maha Benar Allaah atas segala FirmanNya. Maka semoga kesebelas artikel ini menjadikan jalan kemudahan bagi kita di dalam usaha kita berusaha khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan, sehingga benar-benar memiliki ruh dan nilai yang sulit bagi kita untuk menuangkannya dalam kata-kata, karena begitu nikmatnya shalat itu.

Do'a Menghilangkan Kegelisahan Dan Rasa Takut Ketika Tidur Serta Menolak Gangguan Syaithan

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ، وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنَ

A’uudzu Bi Kalimaatillaahit Taammaati Min Ghadhabihi, Wa ‘Iqoobihi Wa Syarri ‘Ibaadihi, Wa Min Hamazaatisy Syayaathiini Wa An Yahdhuruun

[Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari Murka-Nya, siksaan-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaithan dan dari kedatangan mereka kepadaku]

Do'a Pembangunan



Artinya: "Ya Tuhan, terimalah kebaktian kami. Sungguh Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu, dan jadikanlah pula anak turunan kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu. Tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, serta terimalah taubat kami. Sungguh Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang!." (QS. Al-Baqarah: 127-128).

Penjelasan
Doa ini baik sekali dibaca setelah selesainya membangun rumah, mesjid, pesantren, madrasah dan pembangunan yang lain.
Dikisahkan dalam Al-Quran bahwa Nabi Ibrahim a.s. membaca doa ini setelah selesai membangun Baitul Haram (Kabah). Yang pada waktu itu ditimpa banjir besar (zaman Nabi Nuh as), kemudian Nabi Ibrahim dibantu puteranya Ismail as membangun kembali ka'bah tersebut. Setelah selesai mereka berdua mengangkat tangan seraya berdoa dengan lafazh doa di atas.

Do'a Tolak Neraka



Artinya: "Ya Tuhan, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama dengan orang-orang zhalim." (Al-A'râf 47).

Penjelasan:
Doa dia atas dibaca oleh Ahl al-A'râf, yakni orang-orang yang amal kebajikan dan kejahatannya seimbang. Ketika mereka melihat ahli surga dengan berbagai kenikmatanya, mereka berkata: "Kesejahteraan semoga tercurah buat kalian, wahai ahli surga." Dan ketika mereka melihat ahli neraka dengan berbagai siksanya, mereka berkata: "Kami berlindung kepada Allah dari apa yang sedang kalian alami, Wahai ahli neraka." Lalu mereka berdoa dengan doa diatas, yaitu memohon agar tidak disatukan dengan orang-orang zhalim.

Do'a Penyesalan


Artinya: "Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'r�f 23).

Penjelasan :
Doa ini merupakan doanya Nabi Adam a.s. dan isterinya Hawa, ketika keduanya terlanjur memakan buah khuldi yang dilarang oleh Allah Swt., sehingga mereka berdua dikeluarkan dari surga. Karena penyesalannya atas melanggar larangan Allah Swt., maka mereka berdoa agar diampuni dosanya. Lebih detailnya tentang Adam dan Hawa dapat dilihat dalam Al-Quran surah Al-A'r�f ayat 11-25.

Do'a Mohon Jodoh dan Keturunan yang Baik



Artinya: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik." (QS. Al-Anbiyai': 89).



Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa." (QS. Ali 'Imron: 38).

Penjelasan:
Doa di atas baik sekali dibaca oleh orang-orang yang belum mempunyai keturunan dan pasangan hidup. Juga baik sekali dibaca oleh setiap muslim agar diberi keturunan yang shalih.
Kedua ayat diatas merupakan doanya Nabi Zakariya a.s. agar diberi keturunan sebagai pelenjut perjuangannya menegakkan agama Allah. Kisah Nabi Zakaria bisa dilihat dalam Al-Our'an Surah Al-Anbiya' ayat, 89-90; Ali-'Imron, 38-41.

DOA

Do'a Mohon Keselamatan


Artinya: "Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim, dan selamatkanlah kami dengan curahan rahmat-Mu dari tipu daya orang- orang yang kafir." (Qs. Yunus: 85-86).

Penjelasan:
Doa ini dibaca oleh kelompok minoritas yang beriman kepada Nabi Musa a.s., setelah mereka menyaksikan kemukjizatannya dihadapan Fir'aun. Ketika itu, kaum Nabi Musa as yang terdiri dari pemuda-pemuda dalam keadaan takut, bahwa Fir'aun dan pemuka-pemukanya akan menyiksa mereka. Maka pada waktu itu pula Nabi Musa as memerintahkan kepada kaumnya agar tidak takut dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Swt., seraya berdoa dengan lafazh doa diatas. Bisa dilihat dalam Surah Yunus ayat 83-86.

Do'a Mohon Perlindungan


Artinya: "Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampunan serta tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk golongan orang-orang yang merugi." (QS. H�d: 47).

Penjelasan:
Doa ini merupakan doanya Nabi Nuh a.s., yaitu ketika kaumnya termasuk anaknya (kan'an) ikut dihancurkan oleh Allah Swt. melalui banjir besar. Nabi Nuh a.s. perotes kepada Allah Swt., "kenapa anaknya (kan'an) ikut dihancurkan padahal dia adalah bagian dari keluargaku, dan Engkau sendiri berjanji akan menyelamatkan keluargaku dan menenggelamkan kaumku." (QS. H�d ayat 45).
Kemudian Allah memberikan jawaban: "bahwa dia (Kan'an) bukan termasuk keluargamu yang dijanjikan akan diselamatkan, karena dia tidak shalih dan beriman kepada Allah. Padahal yang akan diselamatkan dari banjir besar adalah mereka-mereka yang beriman kepada Allah.(H�d ayat 46).
Setelah diperingatkan Allah, Nabi Nuh a.s. berdoa dengan lafazh doa diatas. Kemudian Allah mengabulkan doanya. (QS. H�d ayat 48). 

Do'a Keluarga Maslahah


Artinya: "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)." (QS. Ibr�h�m: 41-42).

Penjelasan:
Doa diatas baik sekali dibaca dalam berbagai kesempatan, agar diri kita dan keluarga kita serta turunan kita senantiasa taat dan rajin beribadah kepada Allah Swt., khususnya ibadah shalat yang telah diwajibkan.
Dalam Al-Quran dikisahkan, bahwa doa tersebut dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s., ketika ia baru saja memohon agar kota Mekkah dijadikan kota tentram, aman dan anak turunannaya diselematkan dari menyembah berhala. Lebih detail tentang kisah nabi ibrahim bisa dilihat dalam Al-Ouran Surah Ib�h�m ayat 35-42. 

Do'a Mohon Tempat yang Baik


Artinya: "Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah pula aku secara keluar yang benar. Dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan (pemimpin) yang menolong." (Al-Isr�': 80).

Penjelasan:
Doa di atas dibaca bukan hanya dikhususkan ketika kita akan pergi. Tetapi dalam berbagai keadaan yang sering kali berubah sangat dianjurkan untuk dibacanya seperti akan melaksanakan pemilihan umum untuk memilih pemimpin. Doa di atas dibaca agar kita mendapatkan pemimpin yang jujur dan bijaksana. Baik juga doa di atas dibaca ketika kita akan meninggalkan tempat yang kita huni (dunia), memohon agar ditempatkan pada tempat yang layak setelah meninggal. Demikian Al-Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya.  

Do'a Mohon diberi Kemudahan


Artinya: "Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini." (QS. Al-Kahfi: 10).

Penjelasan:
Doa diatas baik sekali dibaca oleh para pejuang muda yang menegakkan agama Allah agar mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan. Karena doa tersebut adalah doa yang dibaca pemuda Ashh�b al-Kahfi, yakni sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah Swt. hingga mendapatkan petunjuk yang sempurna dari sisi-Nya. Doa ini dibaca oleh mereka ketika akan masuk gua sebagai persembunyiannya untuk menyelamatkan agama yang hak, agama yang mereka pegangi dari fitnah-fitnah dan orang-orang zhalim. Dan Allah Swt. mengabulkan doa mereka Kisah Ashh�bu al-Kahfi dapat dibaca dalam Surah Al-Kahfi dari ayat 9-26. 

Do'a Kelapangan hati


Artinya: "Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku." (QS. Thaha: 27)

Penjelasan:
Doa di atas balk sekali dibaca ketika menghadapi kezhaliman seseorang, kelompok, dan penguasa. Juga dibaca agar mendapatkan kelancaran, kemudahan dalam berdakwah. Doa ini pula yang sering dibaca oleh para mubaligh.
Al-Quran mengisahkan, bahwa doa tersebut dibaca oleh Nabi Musa a.s. ketika mendapat perintah dari Allah Swt. agar menyampaikan risalah kepada Fir'aun. Dan akhirnya Allah Swt. mengabulkan permintaan Nabi Musa a.s., bisa dilihat dalam Al-Quran Surah Al-kahfi dari ayat 24-36.

Do'a Mohon Jodoh dan Keturunan yang Baik



Artinya: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik." (QS. Al-Anbiyai': 89).



Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa." (QS. Ali 'Imron: 38).

Penjelasan:
Doa di atas baik sekali dibaca oleh orang-orang yang belum mempunyai keturunan dan pasangan hidup. Juga baik sekali dibaca oleh setiap muslim agar diberi keturunan yang shalih.
Kedua ayat diatas merupakan doanya Nabi Zakariya a.s. agar diberi keturunan sebagai pelenjut perjuangannya menegakkan agama Allah. Kisah Nabi Zakaria bisa dilihat dalam Al-Our'an Surah Al-Anbiya' ayat, 89-90; Ali-'Imron, 38-41.

Do'a Mohon Terlepas dari Musibah


Artinya: "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung pula kepada-Mu, ya Tuhan kami dari kedatangan mereka kepadaku." (OS. Al-Mukmin�n: 97-98).

Penjelasan:
Doa di atas dibaca dalam berbagai keadaan agar selamat dari tipu daya syathan, baik dalam beramal maupun dalam pergaulan. Dan doa diatas merupakan perintah Allah agar kita memperbanyak membacanya ketika terjadi musibah. (QS. Al-Mukmin�n ayat 93-94).

Do'a Mohon Kemuliaan



Artinya: "Ya Tuhan kami, jauhkanlah adzab Jahanam dari kami, Sungguh 'adzab itu adalah kebinasaan yang kekal." (QS. Al-Furq�n: 65).



Artinya: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furq�n: 74).

Penjelasan:
Dalam Al-Quran dikisahkan, bahwa doa tersebut dibaca oleh orang-orang yang senantiasa memuji dan menyucikannya. Mereka senantiasa berpegang teguh pada etika Islam, beramal shalih, memperbanyak dzikir dan doa dalam segala kesempatan.

Do'a Mohon diberi Kemudahan


Artinya: "Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini." (QS. Al-Kahfi: 10).

Wirid


Doa berikut ini merupakan bacaan sunnah yang dibaca setelah kita melakukan shalat.
Bacaan Wirid
“Astaghifrullaahal ‘azhiim, Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika wasyukrika wahusni ‘ibaadatikaa
Ilaahi yaa Rabii maulana : Subhaanallaah (33x), Alhamdulillaah (33x), Allaahu Akbar (33x).
Allahu Akbaru Kabiraa walhamdu lillahi katsira
Wa subhaanallaahi bukratan wa ashiilaa
La ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah
Lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyi wa yumiitu
Wa huwa ‘alaa killi syai’in qadiir”
Arti Wirid
“Aku mohon ampun kepada Allah, Ya Allah, aku mohon pertolongan agar dapat mengingat-Mu selamanya, bersyukur pada nikmat-Mu, dan beribadah sebaik-baiknya kepada-Mu.
Ya Allah, ya Tuhanku yang menguasai kami : Maha Suci Allah (33x), Segala puji bagi Allah (33x), Allah Maha Agung (33x)
Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya
Dan puji-pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya
Dan Maha Suci Allah siang dan malam
Tiada Tuhan melainkan Allah dan tiada yang menyekutukan-Nya, kepunyaan-Nya kerajaan dan segala puji
Yang menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”