Tidur Cantik Sesuai Tuntunan Rasulullah

Tidur bagi muslimah merupakan saat yang sangat penting. Karena dalam tidurnya ia mengumpulkan tenaga untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, ketika tidur hati seorang muslimah di antara jemari Allah. Seorang muslimah cantik karena agamanya. Jadi tidurnya pun harus cantik. Hendaknya seorang muslimah menjaga adab-adab dalam tidur dengan adab yang diajarkan dalam agama Islam. Bagaimana adab-adabnya?
Tidak tidur terlalu malam setelah sholat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu:
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]
Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)
Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:
a) Membaca ayat kursi.
b) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh.
c) Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali (HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi)
Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut:
باسمك ربيوضعت جنبي وبك أرفعه إن أ مسكت نفسي فا ر حمها و إ ن أ ر سلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصا لحين
“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.”
“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401)
Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa:
لا إ له إ لاالله الواحدالقهاررب السماوات واﻷرض ومابينهماالعز يزالغفار
“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.”
“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Alloh yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi)
Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut:
أعوذ بكلمات الله التامات من غضبه و شرعباده ومن همزات الشيا طين وأن يحضرون
“A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.”
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya)
Memakai celak mata ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu Umar: “Bahwasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau sholallahu ‘alaihi wassalam memakai celak pada kedua matanya sebanyak 3 kali goresan.” (HR. Ibnu Majah No. 3497)
Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050)
Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:
الحمد لله الذي أحيانابعدماأماتناوإليه النشور
“Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilayhinnusyuur.”
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari No. 6312 dan Muslim No. 2711)
Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dada dari kemarahannya kepada manusia lainnya.
Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.
Hendaknya segera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Alloh dari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.
Setelah bangun tidur, disunnahkan mengusap bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan.
“Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)]
Bersiwak.
“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)
Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)
Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278)
Anak laki-laki dan perempuan hendaknya dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi)
Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa. (HR. Muslim)
Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).
Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut. (HR. Muslim)
Maraji’:
Adab Harian Muslim Teladan

Wudhu Muslimah


Percikan-percikan air itu membasahi poni-poni yang menyembul keluar dari jilbab yang telah kulonggarkan sedikit karena berada di tempat umum. Setelah mengambil sedikit air dari pancuran mushola di lantai basement mall besar itu, aku mulai membasahi kedua telingaku. Baru kemudian kubasahi kedua kakiku, kanan kiri… kanan kiri sampai tiga kali. Seperti itulah wudhu yang kukerjakan sampai sekitar empat tahun yang lalu. Rasanya sedih menjadi orang yang menyedihkan. Hanya dari tiga gerakan wudhu yang kusebutkan, tetapi aku telah pula melakukan lebih dari tiga kesalahan.
Pertama, ternyata tidak ada gerakan wudhu hanya sekedar membasahi ujung rambut seperti yang kulakukan. Kedua, gerakan membasuh rambut dan telinga dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan satu kali pengambilan air. Ketiga, gerakan pengulangan tiga kali dilakukan per anggota tubuh, bukan bergantian kanan kiri seperti itu. Keempat aku membiarkan anggota tubuhku (bagian kaki) terbuka di depan umum begitu saja. Kelima, jikapun aku menginginkan jilbabku tetap terpakai agar tidak terlihat aurat rambutku, maka ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun juga telah memberitahukan caranya.
Begitulah kita jika melakukan sesuatu hanya berdasarkan ilmu yang sedikit dan sekedarnya. Padahal tahu sendiri kalau wudhu itu adalah salah satu syarat sahnya shalat. Mungkin bisa dibayangkan berapa banyak kesalahan dalam shalat yang aku lakukan pada saat itu. Alhamdulillah, Allah memberi hidayah kepadaku untuk menyadari kesalahan itu dan memudahkan aku untuk mempelajari tata cara yang benar untuk wudhu dan shalat. Mudah-mudahan Allah juga memudahkan engkau wahai ukhti muslimah, jika kesalahan yang sama masih ada padamu. Aamiin ya mujibas saailiin.
Secara sederhana, wudhu yang sesuai diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dapat kita lakukan seperti ini:
Pertama, hadirkan niat dalam hatimu untuk berwudhu. Apapun ibadah yang kita lakukan tentu saja hanya kita niatkan untuk ibadah kepada Allah semata. Dan begitu banyak aktifitas harian kita yang dapat kita niatkan untuk ibadah. Nah… untuk semua niat ibadah itu, maka kita tidak perlu melafalkannya (mengeluarkan dengan suara). Apalagi mengkhususkan bacaan tertentu. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukannya.
Kedua, bacalah bismillah.

Ketiga, basuhlah kedua telapak tanganmu 3 kali
.
basuh tangan 3kali
Keempat, berkumur-kumurlah dan masukkan air ke hidung dengan sungguh-sungguh dengan telapak tangan kanan. Kemudian keluarkan air tersebut dengan tangan kiri.

Kelima, basuhlah mukamu. Muka di sini tentu saja bagian yang telah kita kenal, yaitu bagian wajah dari batas telinga kanan ke telinga kiri, dan dari tempat mulai tumbuhnya rambut sampai dagu. Untuk yang telah memiliki suami atau saudara laki-laki, perlu juga diingatkan untuk membasuh jenggot yang ada karena ia juga termasuk sebagai anggota wajah.

Keenam, membasuh tangan dimulai dengan tangan kanan.
Basuhan yang sempurna adalah basuhan yang dimulai dari ujung-ujung jari hingga siku, kemudian menggosok-gosok lengan, membasuh siku dan membersihkan sela-sela jemari. Setelah tangan kanan selesai, baru dilanjutkan membasuh dengan cara yang sama untuk tangan kiri.

Ketujuh, mengusap kepala satu kali.

Kalau anggota wudhu lainnya dianjurkan dibasuh sampai tiga kali, maka bagian ini hanya satu kali usapan (walaupun terkadang kita disarankan mengusapnya 3 kali). Bagian kepala yang dimaksud adalah seluruh rambut kita dan telinga kita. Praktek yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah membasahi kedua telapak tangan dengan air, kemudian mengusap mulai dari kepala bagian depan, diusap sampai ke belakang, kemudian dibalikkan lagi usapan itu ke depan dan langsung dilanjutkan mengusap telinga dengan cara memasukkan jari telunjuk ke lubang telinga sedangkan ibu jari mengusap daun telinga bagian luar. Bingung? Coba lihat gambar di bawah. Insya Allah mudah.

Kedelapan, membasuh kaki dimulai dari kaki kanan.

Membasuh kaki secara sempurna adalah dengan cara membasuh ujung-ujung jari kaki sampai mata kaki, mencuci mata kaki dan membersihkan sela-sela jari kaki. Setelah selesai membasuh kaki kanan, maka dilanjutkan dengan kaki kiri dengan cara yang sama.

Kemudian kita disunnahkan membaca dzikir setelah wudhu. Ada berbagai macam dzikir setelah wudhu yang dicontohkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang dapat kita baca. Salah satunya adalah bacaan berikut
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ له وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
Artinya, “Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”
Selesai.
Mudah bukan? Insya Allah… Kesemua gerakan wudhu tersebut terangkum dalam cara wudhu yang diperlihatkan oleh sahabat Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu sebagaimana diceritakan oleh Humran bekas budak beliau,
Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu meminta air wudhu. (Setelah dibawakan), ia berwudhu: Ia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidungnya, kemudian mencuci wajahnya tiga kali, lalu membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, kemudian membasuh tangannya yang kiri tiga kali seperti itu juga, kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kakinya yang kanan sampai kedua mata kakinya tiga kali kemudian membasuh yang kiri seperti itu juga. Kemudian mengatakan,
“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwudhu seperti wudhuku ini lalu Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri dan ruku dua kali dengan sikap tulus ikhlas, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.’” (Muttafaq ‘alaihi)
Sebatas ini dulu pembenahan kita untuk masalah wudhu. Tentang mengusap khuf, termasuk di dalamnya mengusap jilbab dan kaos kaki, mudah-mudahan Allah memudahkan penulisannya di artikel muslimah.or.id mendatang. Jangan lupa ya saudariku, praktekkan ilmu yang singkat namun sangat urgent ini!
Maraji:

  1. Al Wajiz. Syaikh Abdul ‘Azhim bin Badawi. Pustaka As-Sunnah. Cet. 2
  2. Thaharah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf. Media Hidayah. Cet 1 2004
  3. Catatan Kajian Al Wajiz bersama Ustadz Muslam 15 Maret 2004

Al Ghaslu

 
Al Ghaslu adalah meratakan air ke seluruh bagian badan. Adapun menurut syariat adalah meratakan air yang suci ke seluruh bagian badan dengan tata cara yang khusus. Dalil yang mendasari pensyariatannya adalah firman Allah Ta’ala, “Dan jika kamu junub maka mandilah.” (QS. Al Maidah: 6)
Ada beberapa hal yang menjadikan al Ghaslu menjadi wajib, antara lain:
  1. Apabila keluar mani disertai memancar meski dalam keadaan tidur.
  2. Bertemunya dua kemaluan (senggama), meskipun tidak terjadi inzal (keluarnya air mani).
  3. Ketika orang kafir masuk Islam.
  4. Berhentinya darah haidh dan nifas.
  5. Meninggal dunia bukan karena syahid di medan perang.
Adapun tata cara mandi wajib adalah berdasarkan hadist berikut ini, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila hendak mandi karena janabah, beliau mencuci kedua tangannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Kemudian menyela-nyela rambutnya dengan kedua tangannya, sehingga ketika beliau telah menyangka (mengetahui) bahwa beliau telah membasahi kulit kepalanya, beliau mengguyurkan air sebanyak 3 kali. Kemudian beliau membasuh anggota tubuh yang lain.” (HR. Bukhari dalam Al Ghusl (285)).
Sedangkan dari hadist Maimunah binti Al Harist radhiyallahuanha, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengatakan, “Aku meletakkan air untuk mandi janabah bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau lantas menuangkan (air) dengan tangan kanannya pada tangan kirinya sebanyak 2 atau 3 kali. Beliau lalu membasuh kemaluannya. Beliau menepukkan tangannya pada tanah atau tembok-sebanyak 2 atau 3 kali- beliau lantas berkumur-kumur, memasukkan air ke dalam hidung, membasuh wajah dan kedua lengannya. Beliau lantas mengguyur air di atas kepalanya, lantas membasuh anggota tubuh yang lainnya. Beliau lalu menjauh dan mencuci kedua kakinya.” Maimunah berkata, “Aku lantas mendatangi beliau dengan membawa kain, akan tetapi beliau tidak menghendakinya. Beliau kemudian mulai mengusap air dengan kedua tangannya.” (HR. Bukhari dalam Al Ghusl (274)).
Dari dua hadist di atas, hadist kedua menjelaskan hadist pertama, akan tetapi ada perbedaan antara dua hadist tersebut, yaitu mengenai membasuh kaki, apakah di awal atau di akhir? Pendapat yang lebih kuat, insya Allah, menyatakan boleh di awal atau di akhir. Sedangkan mengguyur air ke seluruh tubuh wajibnya cuma sekali, pendapat ini yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Kemudian apakah ada perbedaan antara mandi wajib karena haidh dan junub? Wanita tidak wajib membuka pintalan rambutnya ketika mandi wajib, namun wajib ketika mandi haidh.
Dalil yang mengatakan tidak wajibnya membuka pintalan rambut ketika mandi junub adalah hadist yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku seorang wanita yang sangat baik mengepang rambutku. Lalu apakah aku melepasnya untuk mandi janabah? Beliau menjawab, “Tidak usah, cukuplah bagimu menuangkan air ke kepalamu tiga kali caukan, kemudian basahilah tubuhmu dengan air, maka engkau telah bersuci.” (HR. Muslim).
Imam at-Tirmidzi rahimahullah mengatakan, “Demikian inilah yang dipahami para ulama. Yaitu bila seorang wanita mandi dari janabah, lalu tidak melepas kepang rambutnya maka mandinya sah setelah menyiram air di atas kepalanya.” Dan Ibnu Qayyim rahimahullah menyatakan, “Hadist Ummu Salamah ini menunjukkan bahwa wanita tidak wajib melepas kepang rambutnya untuk mandi junub.”
Maraji’:
Majalah As Sunnah edisi 11/IX/1427/2006 M
Majalah As Sunnah edisi 11/X/1428/2007 M
Umdatul Ahkam, Hadist Bukhari Muslim Pilihan (Syaikh Abdul Ghani Al Maqdisi)

Tata Cara Mandi Haid dan Mandi Junub


Haid adalah salah satu najis yang menghalangi wanita untuk melaksanakan ibadah sholat dan puasa (pembahasan mengenai hukum-hukum seputar haidh telah disebutkan dalam beberapa edisi yang lalu), maka setelah selesai haidh kita harus bersuci dengan cara yang lebih dikenal dengan sebutan mandi haid.

Agar ibadah kita diterima Allah maka dalam melaksanakan salah satu ajaran islam ini, kita harus melaksanakannya sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan Rasulullah telah menyebutkan tata cara mandi haid dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa Asma’ binti Syakal Radhiyallahu ‘Anha bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang mandi haidh, maka beliau bersabda:
تَأْخُذُإِحْدَا كُنَّ مَائَهَا وَسِدْرَهَا فَتََطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ أوْ تَبْلِغُ فِي الطُّهُورِ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُُهُ دَلْكًا شَدِ يْدًا حَتََّى تَبْلِغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا المَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطْهُرُ بِهَا قَالَتْ أسْمَاءُ كَيْفَ أتََطَهَّرُبِهَا قَالَ سُبْحَانَ الله ِتَطَهُّرِي بِهَا قَالَتْْ عَائِشَةُ كَأنَّهَا تُخْفِي ذَلِكَ تَتَبَّعِي بِهَا أثَرَالدَّمِ
“Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau boleh juga digunakan pengganti sidr seperti: sabun dan semacamnya-pent) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).”
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang mandi dari haid. Maka beliau memerintahkannya tata cara bersuci, beliau bersabda:
تَأْخُذُ فِرْصَةً مِنْ مِسْكٍ فَتَطَهُّرُ بِهَا قَالَتْ كَيْفَ أَتَطَهُّرُ بِهَاقَالَ تَطَهَّرِي بِهَاسُبْحَانَ اللهِ.قَالَتْ عَائِشَةُ وَاجْتَذَبْتُهَا إِلَيَّ فَقُلْتُ تَتَبْعِي بِهَاأَثَرَا لدَّمِ
“Hendaklah dia mengambil sepotong kapas atau kain yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah dengannya. Wanita itu berkata: “Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah bersucilah!” Maka ‘Aisyah menarik wanita itu kemudian berkata: “Ikutilah (usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya(potongan kain/kapas).” (HR. Muslim: 332)
An-Nawawi rahimahullah berkata (1/628): “Jumhur ulama berkata (bekas darah) adalah farji (kemaluan).” Beliau berkata (1/627): “Diantara sunah bagi wanita yang mandi dari haid adalah mengambil minyak wangi kemudian menuangkan pada kapas, kain atau semacamnya, lalu memasukkannya ke dalam farjinya setelah selesai mandi, hal ini disukai juga bagi wanita-wanita yang nifas karena nifas adalah haid.” (Dinukil dari Jami’ Ahkaam an-Nisaa’: 117 juz: 1).
Syaikh Mushthafa Al-’Adawy berkata: “Wajib bagi wanita untuk memastikan sampainya air ke pangkal rambutnya pada waktu mandinya dari haidh baik dengan menguraikan jalinan rambut atau tidak.Apabila air tidak dapat sampai pada pangkal rambut kecuali dengan menguraikan jalinan rambut maka dia (wanita tersebut) menguraikannya-bukan karena menguraikan jalinan rambut adalah wajib-tetapi agar air dapat sampai ke pangkal rambutnya, Wallahu A’lam.” (Dinukil dari Jami’ Ahkaam An-Nisaa’ hal: 121-122 juz: 1 cet: Daar As-Sunah).
Maka wajib bagi wanita apabila telah bersih dari haidh untuk mandi dengan membersihkan seluruh anggota badan; minimal dengan menyiramkan air ke seluruh badannya sampai ke pangkal rambutnya; dan yang lebih utama adalah dengan tata cara mandi yang terdapat dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ringkasnya sebagai berikut:
  1. Wanita tersebut mengambil air dan sabunnya, kemudian berwudhu’ dan membaguskan wudhu’nya.
  2. Menyiramkan air ke atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air dapat sampai pada tempat tumbuhnya rambut. Dalam hal ini tidak wajib baginya untuk menguraikan jalinan rambut kecuali apabila dengan menguraikan jalinan akan dapat membantu sampainya air ke tempat tumbuhnya rambut (kulit kepala).
  3. Menyiramkan air ke badannya.
  4. Mengambil secarik kain atau kapas(atau semisalnya) lalu diberi minyak wangi kasturi atau semisalnya kemudian mengusap bekas darah (farji) dengannya.
TATA CARA MANDI JUNUB BAGI WANITA
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, beliau berkata:
كُنَّاإِذَأَصَابَتْ إِحْدَانَاجَنَابَةٌأَخَذَتْ بِيَدَيْهَاثَلَاثًافَوْقَ رَأْسَهَا ثُمَََّ تَأْخُذُ بِيَدِهَا عَلَى شِقِّهَاالْأيَْمَنِ وَبِيَدِهَااْلأُخْرَى عََََلَى شِقِّهَااْلأ يْسَرِ
“Kami ( istri-istri Nabi) apabila salah seorang diantara kami junub, maka dia mengambil (air) dengan kedua telapak tangannya tiga kali lalu menyiramkannya di atas kepalanya, kemudian dia mengambil air dengan satu tangannya lalu menyiramkannya ke bagian tubuh kanan dan dengan tangannya yang lain ke bagian tubuh yang kiri.” (Hadits Shahih riwayat Bukhari: 277 dan Abu Dawud: 253)
Seorang wanita tidak wajib menguraikan (melepaskan) jalinan rambutnya ketika mandi karena junub, berdasarkan hadits berikut:
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha berkata:
قُاْتُ ياَرَسُولَ اللهِ إِنِّي امْرَأَةٌ أَشُدُّ ضَفْرَرَأْسِي أَفَأَنْقُضُهُ لِغُسْلِ الْجَنَابَةِ؟ قَالَ:لاَإِنَّمَايَكْفِيْكِ أَنْ تَحْثِيْنَ عَلَى رَأْسِكِ ثَلاَثَ حَثَيَاتٍ مِنْ مَاءٍثُمََّ تُفِيْضِيْنَ عَلَى سَائِرِ جَسَادِكِ الماَءَ فَتَطْهُرِيْن
Aku (Ummu Salamah) berkata: “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang wanita, aku menguatkan jalinan rambutku, maka apakah aku harus menguraikannya untuk mandi karena junub?” Beliau bersabda: “Tidak, cukup bagimu menuangkan air ke atas kepalamu tiga kali kemudian engkau mengguyurkan air ke badanmu, kemudian engkau bersuci.” (Hadits Shahih riwayat Muslim, Abu Dawud: 251, an-Nasaai: 1/131, Tirmidzi:1/176, hadits: 105 dan dia berkata: “Hadits Hasan shahih,” Ibnu Majah: 603)
Ringkasan tentang mandi junub bagi wanita adalah:
  1. Seorang wanita mengambil airnya, kemudian berwudhu dan membaguskan wudhu’nya (dimulai dengan bagian yang kanan).
  2. Menyiramkan air ke atas kepalanya tiga kali.
  3. Menggosok-gosok kepalanya sehingga air sampai pada pangkal rambutnya.
  4. Mengguyurkan air ke badan dimulai dengan bagian yang kanan kemudian bagian yang kiri.
  5. Tidak wajib membuka jalinan rambut ketika mandi.
Tata cara mandi yang disebutkan itu tidaklah wajib, akan tetapi disukai karena diambil dari sejumlah hadits-hadits Rasululllah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Apabila dia mengurangi tata cara mandi sebagaimana yang disebutkan, dengan syarat air mengenai (menyirami) seluruh badannya, maka hal itu telah mencukupinya. Wallahu A’lam bish-shawab.

KERASUKAN

Beberapa tahun terakhir di sekolah setingkat SLTP maupun SLTA marak terjadi yang konon kata orang kerasukan makluk halus sebangsa Jin. Padahal menurut analisa saya fenomena kejadian itu tidaklah semuanya pasti kerasukan Roh halus sebangsa jin ataupun sejenisnya. Bahkan kebanyakan kejadian itu hanya disebabkan oleh faktor histeris saja. Memang adakalanya yang benar-benar kerasukan, namun salah satu anak yang benar kerasukan, yang lainnya ikutan histeris dan bertingkah seperti layaknya anak yang sedang kerasukan. Tidak jauh berbeda salah satu anak tertawa, yang lainnya juga ikutan tertawa. Salah satu anak menangis yang lainnya ikutan menangis. Salah satunya anak tepuk tangan, yang lainnya ikutan tepuk tangan.
“apakah yang menyebabkan manusia bisa kerasukan makluk halus ?
Ada beberapa faktor yang mendasari manusia bisa kerasukan roh halus
  1. Memang manusia itu diikuti oleh roh halus. Dalam istilah jawa disebut kemomong. Jadi selalu  ada interaktif atau hubungan antara manusia dengan roh halus yang mengikutinya.
  2. Memang manusia itu menghendaki dirasuki oleh roh halus dengan tujuan tertentu. Klu di  Jawa disebut Prewangan klu di Bali disebut Balian. Biasanya hal ini digunakan untuk yang berkaitan dengan perdukunan. Dalam hal ini manusia yang kerasukan sepenuhnya sifat sikap serta tingkahlakunya dikendalikan oleh roh yang merasukinya.
  3. Masuknya roh halus memang dikehendaki. Dimasukkan ke dalam organ tubuh tertentu, dengan tujuan tertentu juga. Namun hal ini biasanya dilakukan oleh orang tertentu yang memang sudah menguasai kemampuan penundukan terhadap roh halus sebangsa Jin maupun setingkat Roh Agung. Dalam hal ini kondisi manusia yang menerapkan tidak dikendalikan oleh roh yang dimasukkan, justru manusianya yang mengendalikan terhadap roh yang dimasukkannya.
  4. Masuknya roh kedalam tubuh manusia memang dikehendaki dimaksukkan oleh oranglain . dengan tujuan untuk berbuat kejahatan. Dalam hal ini biasanya untuk menguasai dan mengendalikan orang yang dimasukinya. Juga bisa untuk membuat orang yang dimasuki roh halus tersebut menjadi sakit. Biasanya hal ini diterapkan dalam hal pertenungan. Termasuk santet, teluh, jengges dan lain lainnya. Namun ada juga proses santet, jengges, tenung, tidak menggunakan roh halus namun menggunakan kekuatan lain.
  5. Manusia bisa kerasukan roh halus juga bisa diakibatkan karena kelemahan jiwanya.
“Kenapa jiwa yang lemah bisa kerasukan roh halus ataupun roh jahat ?
Manusia  yang  jiwanya lemah otomatis, energi ataupun cahaya yang mancar dari unsur  ilahi menjadi redup. Dengan redupnya energi ataupun cahaya yang merupakan pancaran dari unsur ilahi yang ada dalam diri manusia tersebut mengakibatkan roh halus tidak segan ataupun takut terhadap manusia itu. Sehingga roh jahat tersebut berani dan mampu mengendalikan atau menghalusinasi manusia itu. Dengan lemahnya jiwa seseorng bisa mempengaruhi  manusia tersebut menjadi lemah dalam hal pola pikir, penalaran  dan akalpun menjadi kurang sehat sehingga segala – galanya menjadi rancau ibarat orang buta yang kehilangan tongkatnya.
“Bagaimana agar tidak mudah kerasukan ataupun dihalusinasi oleh roh halus ataupun roh jahat yang berniat jahat terhadap diri manusia.
Jawabnya : IMAN harus kuat, karena  dengan kuatnya iman tentunya selalu adanya hubungan antara manusia dengan TUHAN sang penciptanya. Saya ibaratkan manusia itu bayi yang masih ranum dan TUHAN itu ibu atau induknya.
untuk kesehatan dan kehidupan bayi yang masih ranum tentunya harus selalu mendapat asupan ataupun suplay susu dari ibunya yang sebagai induknya. Dengan selalu adanya hubungan antara bayi dengan ibuknya tentunya akan bermanfaat untuk kesehatan serta pertumbuhan bayi tersebut.
Demikian pula halnya kita sebagai manusia, jika selalu ada hubungan dengan TUHAN yang menciptakan kita, tentunya iman kita akan menjadi semakin kuat. Pertumbuhan iman kita akan semakin kokoh. Karena kita juga akan selalu mendapatkan asupan makanan melalui firmannya. Dengan selalu adanya makanan asupan dari firman TUHAN tentunya IMAN kita menjadi  kuat. Dengan iman yang kuat tentunya jiwanya akan menjadi kuat. Dengan jiwa yang kuat tentunya akan bermanfaat terhadap penalaran yang sehat, pola pikir yang positif dan hidup penuh percaya diri. Dengan selalu mendapatkan asupan makanan firman TUHAN otomatis berdampak terhadap unsur ilahi yang berada didalam dada manusia mampu memancarkan energi ataupun cahaya yang kuat. Sehingga mampu menghalau jika ada roh halus ataupun roh jahat yang berniat jahat terhadap diri kita. Kita tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi  terhadap pertumbuhan bayi yang masih ranum dijauhkan dengan ibunya dan tidak mendapatkan suplay susu dari ibunya………… alhasil rapuh, lemah, mudah ikut – ikutan histeris, mudah akting kerasukan jika melihat orang yang sedang histeris……….
“bagaimana proses roh halus ataupun roh jahat merasuki ataupun mengendalikan manusia”
Ada berbagai macam cara proses roh halus mengendalikan diri manusia. Ada yang benar – benar masuk kedalam tubuh manusia, ada juga yang tidak masuk kedalam tubuh manusia, namun cuma menempel pada punggung, ada juga yang tidak masuk kedalam tubuh manusia namun cukup diluar saja dalam radius dekat ataupun jauh. Namun semua dampak dan akibatnya terlihat sama baik dari segi sikap dan tingkahlaku. Kalau yang merasuki roh jahat kelas teri biasanya pandangan orang yang kerasukan tersebut menjadi nanar, kosong, dan matanya tidak mau ditatap atau dipandang manusia. Namun jika yang merasuki  Roh halus ataupun roh jahat kelas kakap biasanya jika dipandang matanya dia akan marah.
Orang yang terkena penyakit apa saja yang dampaknya mirip dengan orang yang sedang kerasukan roh halus ataupun roh jahat
Ada berbagai penyakit yang dampaknya mirip dengan orang yang kerasukan roh halus ataupun roh jahat. Yaitu orang yang kena jantung lemah. Biasanya juga gampang menjadi histeris dan tubuhnya menjadi kejang. Orang yang kena penyakit epilepsi biasanya akan menjadi tidak sadar dan tubuhnya juga mengejang. Orang kena tetanus, tubuhnya juga mengejang dengan kuat. Keracunan makanan terutama makan biji buah kecubung. Biasanya orang yang keracunan biji buah kecubung segalanya akan menjadi error…….. layaknya orang gila.

ILMU TASAWUF ?

Riwayat dari Abu Hurairah ra. Dia berkata: Suatu hari Rasulullah saw bersama orang banyak, kemudian didatangi seorang laki-laki lalu dia bertanya: Apa Iman itu?

Rasulullah saw menjawab: Iman adalah percaya kepada ALLAH, para malaikatNYA dan pertemuan denganNYA, percaya kepada Rasul-rasul NYA dan hari kebangkitan
Laki-laki itu bertanya lagi: apa Islam itu?
Rasulullah saw menjawab: Islam ialah menyembah ALLAH tanpa meyekutukan sesuatu denganNYA, mendirikan sholat, membayar zakat dan berpuasa pada bulan ramadhan
Laki-laki itu bertanya lagi: apa Ihsan itu?
Rasulullah saw menjawab: Ihsan ialah kau beribadah kepada ALLAH seakan-akan kamu melihatNYA, jika kamu tidak mampu seperti itu maka mantapkan hatimu bahwa ALLAH melihatmu…….
Kemudian laki2 itu pergi , lalu Nabi saw meminta para sahabat agar memanggil kembali laki2 itu, namun mereka tidak melihatnya lagi, kemudian Nabi saw bersabda: Laki2 itu tadi adalah Malikat Jibril yang dating untuk mengajarkan agama kepada umat manusia
( HR. Imam Bukhari no.50 )
Berdasarkan hadist diatas terdapat 3 hal yaitu Iman, Islam dan Ihsan, dan untuk mempelajari hal2 tersebut dinamakan sebagai berikut:
Ilmu untuk mempelajari rukun Iman dinamakan Ilmu Usuludin
Ilmu untuk mempelajari rukun Islam dinamakan Ilmu Fiqih
Ilmu untuk mempelajari ihsan adalah ilmu Tasawuf
Syaih Islam Zakaria Al Ansary menjelaskan lebih lanjut: Tasawuf ialah ilmu yang menerangkan hal2 tentang cara2 mensuci bersihkan jiwa, cara memperbaiki akhlak untuk mencapai kebahagiaan yang abadi
Imam Ghazali berkata: Menempuh jalan ini memerlukan tanjakan2 bathin dan hal ini perlu mengosongkan bathin manusia dan kemudian mengisinya dengan zikir kepada ALLAH. Penanjakan itu dimulai dari 1 tingkat demi tingkat sampai mencapai tingkat yang lebih tinggi jauh diatas ukuran kata2
Basyir Al Haris berkata: orang sufi ialah yang selalu membersihkan hatinya dan ibadahnya semata2 untuk ALLAH
Dizaman nabi memang belum ada namanya tasawuf karena tasawuf adalah merupakan dari cabang ilmu pengetahuan, sama dengan ilmu2 lain yaitu ilmu fiqih, ilmu alam, ilmu tafsir, ilmu hadist, dll.
Ilmu fiqih adalah ilmu untuk memahami syariat ( peraturan2 ) yang berupa perintah atau larangan yang merupakan sumber2 hukum islam dan didalamnya ada hukum ibadah, hukum rumah tangga ( nikah, talak, rujuk ), hukum muamalah ( hukum perdata ), hukum jinayat ( hukum pidana ), dll
Beda ilmu fiqih dan ilmu tasawuf adalah: Ilmu fiqih termasuk ilmu lahir sedangkan Tasawuf merupakan ilmu bathin
Beda ilmu filsafat dengan ilmu tasawuf adalah: Ilmu filsafat adalah ilmu untuk mengenal TUHAN dengan cara penyelidikan akal fikiran sedangkan ilmu tasawuf adalah ilmu untuk mengenal TUHAN yang tidak dapat dicapai hanya dari jalan penyelidikan akal fikiran semata karena ilmu ini terpancar dari dalam hati, dan ilmu filsafat tidak dapat menyaksikaanya, sedangkan ilmu tasawuf menyaksikaanya ( ihsan )
Junaid Al Baghdadi berkata: Kami tidak mengambil tasawuf ini daripada fikiran dan pendapat orang tapi kami ambil dari menahan lapar dan meninggalkan kesenangan duniawi, mengikuti segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang
Ulama yang terkenal dengan fiqih adalah Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam syafii dan Imam Hambali
Ulama yang terkenal dengan ilmu hadistnya adalah Imam Bukhari dan Imam Muslim, dll
Ulama yang terkenal ilmu Tasawuf adalah Hasan Basri, Sofyan Tausari, dll
Ada ulama yang berpendapat mengapa harus ada ilmu usuludin, fiqih dan tasawuf, apakah tidak cukup dengan ilmu Quran dan hadist saja dan bahkan menilai ilmu usuludin, fiqih dan tasawuf adalah ilmu sesat
Pendapat seperti ini hanya mempersempit cabang ilmu pengetahuan saja, padahal cabang2 ilmu sangat banyak hingga terbentuk ilmu alam, kimia, fisika, biologi, aljabar, sosiologi, computer, informatika, dll. Dan di dalam Al Quran sangat jelas bahwa Ilmu ALLAH sangat luas
Katakanlah: Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk ( menulis ) kalimat2 Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ( ditulis ) kalimat2 Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu ( pula )
( QS. Al Kahfi 109 )
Riwayat dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw, beliau bersabda: Iman itu bercabang menjadi 60 lebih dan rasa malu adalah salah satu cabang iman
( HR. Imam Bukhari no.9 )
Dari hadist diatas menunjukkan bahwa iman saja mempunyai cabang 60 lebih, hanya ulama2 yang mempersempit ilmu saja yang bangga dengan iman yang hanya itu2 saja tanpa ada keinginan untuk berusaha meningkatkannya sekuat tenaga dan tidak ada keninginan untuk mempelajari cabang2nya yang hingga 60 lebih tersebut
Didalam tasawuf sendiri terdapat cabang2 tarekat yang berarti jalan / petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah, tarekat yang telah disepakati Jamhuruf ulama ada 41 diantaranya adalah Tarekat Qadiriyah yang disebarkan oleh Syekh Abdul Qadir al Jailani, Tarekat Naqsyabandiyah oleh Syekh Bahaudin Naqsyabandi, Tarekat Ghazaliyah oleh Imam Ghazali, Tarekat Syadziliyah oleh Syekh Abil Hasan Asy Syadzili
Walaupun cabangnya disepakati ada 41, tetapi dipersilahkan memilih salah satu dari 41 tarekat yang mana yang cocok dengan bathinnya dan diajurkan untuk istikhoroh terlebih dahulu agar mantap dalam memilih, di Indonesia sendiri juga sudah ada gabungan 2 tarekat / lebih, contohnya bernama Tarekat Qadiriyah wan naqsyabandiyah, dll.

PERKAMPUNGAN ROH

Memahami sepenggal informasi tentang Ruh dari Ulama
Artinya: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. (Al Israa: 85)
Jika kita pernah menonton film “Gost” ada adegan menarik di akhir cerita. Bagaimana Demi More kehilangan sang pacar yang meninggal karena dibunuh oleh penjahat di jalanan. Mungkin gambaran cinta sehidup semati, divisualkan oleh film itu dengan adegan arwarh yang terus mengikuti kemana Demi More berada dan bisa berinteraksi atas bantuan seorang dukun perantara (mungkin semacam jelangkung). Di sisi lain, roh pacarnya ini berusaha membalas dendam dan mengejar para penjahat untuk membunuhnya. Setelah urusan dendam berhasil, dengan ditandai matinya semua penjahat. Akhirnya, roh “baik” ini (pacar Demi Moore) diangkat ke udara, sedangkan roh para penjahat disedot ke bumi. Seolah-olah masuk di kedalaman bumi yang paling dalam disertai adegan yang mengerikan. Itulah akhir filmnya.
Gambaran film itu bisa jadi diadopsi oleh ajaran kristen yang bersumber dari kitab-kitab mereka. Sebenarnya, membicara¬kan ruh bukan berarti mema¬hami hake¬kat ruh itu sendiri. Sebab sebagaimana ayat di atas, manu¬sia diberi ilmu sangat sedikit, apalagi tentang ruh. Karena ia meru¬pa¬kan urusan Allah. Namun demiki¬an tidak berarti tak ada informasi meski sedikit tentang ruh. Kitapun bisa mema¬hami sepeng¬gal kecil infor¬masi itu dari tulisan-tulisan para ulama dalam buku-bukunya (kitab). Perta¬nyaan¬nya, apasaja iformasi tentang ruh itu?
Meski kita tidak memahami hakekat ruh, tetapi kita hampir sepa¬kat bahwa disamping ada jasmani adapula rohani yang menyatu dalam individu manusia. Saat roh dicabut, maka jasadpun sudah tidak bisa diha¬rapkan lagi untuk hidup. Jadi roh adalah tenaga hidup itu sendiri. Saat roh ditiupkan ke dalam jasad (Al A’rof: 172), ia pun menjadi saksi Allah sebagai penciptanya. Namun pada perkembangan berikutnya mereka menjadi nashroniyun dan yahudiyun karena pola didik orang tuanya (HR. Buchari-Muslim dari Abu Hurairah). Itulah sepeng¬gal pengetauan umum tentang ruh.
Ruh versi UlamaNamun Dalam bahasan Ulama, banyak menyinggung masalah ruh. Salah satunya dalam bab tentang jenazah pada kitab Bujairimi. Pengarang kitab ini menjelaskan bahwa ruh adalah unsur manusia yang akan menghadap Allah swt. Begitupula dalam sebuah syarah (penjelasan) kitab “Iqna” menjelaskan bahwa ruh yang keluar dari jasad akan menuju tempatnya masing-masing, sesuai dengan derajat (golongan) kemanusiaanya. Ada 5 golongan manusia dan ruhnya pun berbeda tempatnya.
1. Ruh Para Rasul Ruh Para Rasul dan Nabi langsung menu¬ju ke syurga. Dengan demikian ma¬ka syur¬ga itu sudah ada yang mendiami. Ti¬dak lain penghuninya itu adalah khusus para Nabi dan Rasul.
2. Ruh para suhadaRuh para suhada itu sebagaimana digam¬barkan oleh Nabi saw berada di syurga. Mereka laksana burung berter¬bangan di atas danau. Apa yang diingin¬kan oleh para mujahidin dan syuhada Allah swt memberikan.
3. Ruh para mukminin dan Muslimin yang taatRuh para mukminin dan Muslimin yang taat, berada di dalam syurga tapi tidak ikut serta menikmati makanan syurga. Mereka bisa menikmati makanan rohani jika ada kiriman dari dunia. Kiriman itu berupa do’a, bacaan Alquran dan lain-lain.
4. Ruh orang muslim & mukmin yang tidak taatAdapun ruh orang muslim dan mukmin yang tidak taat. Misalnya yang shalatnya dua kali saja, atau ketika sahur jam 8 pagi dan buka puasanya pada jam 4 sore. Dijelaskan di dalam kitab tersebut, ruh mereka tidak bersambung dengan orang-orang muttaqin. Karenanya mereka itu berada dalam kesendirian sambil menunggu hari kiamat tiba. Kematian mereka sifatnya “dzaaiqotul maut” atau sekedar mencicipi. Artinya belum mati dalam arti sebenarnya. Sebab yang namanya mati sebenarnya adalah nanti pada saat hari kiamat (hari kebangkitan).
Karena itu, perjalanan ruh mereka berada dalam kondisi menunggu. Saat itu, langit tidak mau menerima ruh mereka; Bumipun sama saja. Bahkan Bumi bertutur: “Buat apa saya menerima. Saya sudah bosan diinjak-injak oleh mereka. Saya tidak mau menerima.” Demikianlah akhirnya merekapun melayang-layang sendirian; tidak bercampur dengan orang-orang kafir; demikian pula dengan orang mukmin memisahkan diri.
Bekal Menuju MatiMelihat keberadaan ruh orang muslim dan mukimn yang tidak taat ini, maka sejatinya kita mesti berhati-hati. Tentunya berbagahagialah bagi mereka yang tetap waspada dan memper¬siapkan diri menuju ajal. Karena itu Allah mengingatkan pada kita dengan sebuah bekal menuju mati:
وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التـــَّقْوَى
“Berbekallah dan sebaik-baik bekal adalah taqwa”. (Albaqarah: 197)
Menurut Imam Al Qurthubi, para ahli isyarah menyatakan bahwa taqwa adalah sebaik-baik bekal untuk menuju akherat.
5. Ruh Orang yang InkarSementara ruh orang kafir berada di dasar bumi. Tersiksa oleh panasnya situasi seperti neraka. Mereka tidak di neraka namun masih berada dalam dunia. Merekapun masih tetap menunggu kiamat. Namun dalam keseharianya mereka terus-menerus berada dalam kondisi lingkungan dasar bumi yang teramat panasnya. Masih ingatkah akan adanya lumpur di Porong, Sidoarjo? Lumpur itu berasal dari kedalam bumi yang panas. Inti bumi itu ternyata berhawa panas luar biasa. Kitapun bisa melihat tatkala lahar yang memuncrat dari gunung berapi saat meletus.
Bukti dalam Sains
Baru-baru ini, seperti yang dirilis oleh kantor salah satu kantor berita internasional bahwa ilmuan sovyet menemukan suara yang mengerikan. Suara itu diklaim berasal dari teriakan ribuan manusia di dalam tanah. Mereka yang mendengar adalah para ilmuan geologi yang tengah menggali sebuah proyek bawah tanah (pertambangan). Seketika itu mereka mendengar melalui suara yang direkam oleh microphone super high sensitive. Terekam dengan jelas suara-suara teriakan itu. Seolah-olah mereka tengah didera oleh kesakitan yang luar biasa. Bahkan dalam suara itu ada terdengar ungkapan: “Allahu Akbar!” entah hingga kini belum ada penjelasan secara resmi. Konon, para ilmuan yang mendengar suara-suara itu dilarang untuk diserbarluaskan bahkan mereka sendiri dihilangkan ingatannya (semacam cuci otak). Maksudnya agar tidak mengingat apapun kejadian tersebut. Namun rekaman tentang suara ini sudah tersebar luas di internet dan terekam dalam kepingan CD dan di jual bebas.
Berkumpul di Daarul Baydho
Sebagaimana penjelasan dalam kitab Tadzkiratul Qurthubi, Imam Abdul Wahab As Sya’roni, menjelaskan, bahwa ruh orang mukmin yang taat, setelah dicabut oleh Malaikat Izroiol, akan langsung menuju ke suatu tempat bernama “Daarul Baydho”. Tempat ini sebagai ajang bertemunya para ahli ibadah. Jika para ruh orang-orang ahli ibadah ini berkumpul di sana, mereka saling bertegur sapa. Mirip sekali dengan pertemuan saat masih berada di dunia.
Mereka pun bisa saling menyapa: “Bagai¬mana kabar si anu, bagaimana kerjaan¬nya, shalatnya bagaimana.” “Si Anu mana?”, “Si Anu sudah meninggal 5 tahun yang lalu tapi, loh kok, belum sampai kemari, ada apa gerangan ya?”. Jangan-jangan salah jalan? Atau ungkapan bertanya: “Si anu sudah berkeluarga belum ya?” “Duuh sayang sekali belum berkeluarga.” Hal-hal itu boleh jadi ditanyakan juga di Darul Baydho. Atau ada obrolan penyesalan misalnya: “Si Anu mana kok belum sampai kemari padahal katanya sudah meninggal? jangan-jangan dia sholatnya setahun 2 kali”.
Karena itulah, beruntunglah orang-orang yang berada di belakang Nabi Muhammad saw. Maksudnya mengikuti syariat nabi dan menjalankannya. Dengan begitu maka ada kemungkinan bisa mendapat curahan rakhmat dan mahgfiroh dan syafa’at. Wallahu a’lam

Betapa Dahsyat dan Mengerikannya Siksaan di Dalam Neraka

 Sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala telah memperingatkan kepada hamba-Nya tentang dahsyatnya Azab Neraka. Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Maka Kami memperingatkan kamu dengan Neraka yang menyala-nyala" (Al Lail: 14)
"Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia." (Al Muddatsir: 35)
Wahai hamba Allah !!... Wahai anak adam,
"Peliharalah dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir." (Al Baqarah: 24)
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah Subhanahu wata'ala terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At Tahrim: 6)
Dan api Neraka itu, wahai hamba Allah !... Sebagaimana yang disifatkan di dalam firman-Nya,
"Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah Subhanahu wata'ala mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku." (Az Zumar: 16)
Memperhatikan hari ini, wahai saudaraku kaum Muslmin, adalah perkara yang sangat penting dan membuat kita sadar bagaimana pentingnya untuk berlindung dari pedihnya api Neraka. Karena itu jadilah orang-orang yang disifatkan dalam firman-Nya,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah Subhanahu wata'ala sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam Neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun." (Ali Imron: 190-192)
Dan jadilah seperti orang-orang yang disifatkan dalam firman-Nya,
"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal". Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman." (Al Furqaan: 63-66)
Dan jadilah kaum Muslim yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wata'ala, orang yang tergolong di dalam firman-Nya,
"Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata: "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)." (At Thuur: 25-26)
Juga diriwayatkan dari Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu'anhu,
"Sesungguhnya kebanyakan doa nabi Shallallahu'alaihi wasallam yaitu,
"Wahai Rabb kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari Neraka"
Dan orang-orang yang senantiasa meneteskan air mata takut kepada Allah Subhanahu wata'ala dinyatakan di dalam hadits,
“Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api Neraka: (pertama) mata yang menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wata'ala, (kedua) mata yang bermalam dalam keadaan berjaga di jalan Allah Subhanahu wata'ala.” (HR. At-Tirmidzi no. 1639)
Dan diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari hadits Abu Hurairah Radhiallahu'anhu,
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Ada tujuh orang yang akan dinaungi oleh Allah Subhanahu wata'ala dalam naungan-Nya pada hari yang tiada naungan melainkan naungan-Nya sendiri", Disebutkan di antara mereka,
"....Orang yang mengingat pada Allah Subhanahu wata'ala di waktu keadaan sunyi lalu melelehlah airmata dari kedua matanya." (Muttafaq 'alaih)
Rasa Takutnya Salafus Shalih Kepada Neraka
Umar bin Khatab pernah berkata, "Wahai sekalian manusia, andaikata ada yg menyeru dari langit, 'wahai sekalian manusia, sesunguhnya kalian semua masuk Surga kecuali satu orang' Saya takut satu orang itu adalah aku."
Suatu hari Al Hasan Al Bashri pernah menangis, maka ditanya kepada beliau, "Apa yg membuatmu menangis wahai Abu Said?" Beliau menjawab, "Saya takut Allah Subhanahu wata'ala akan melemparkan saya besok ke dalam api Neraka dan Allah Subhanahu wata'ala tidak memperhatikannya."
Dan berkata Yazid bin Kholsyan, "Demi Allah! Saya tidak penah melihat org yang lebih takut dari Al Hasan Al Bashri dan Umar bin Abdul Aziz seakan Neraka diciptakan untuk mereka berdua saja. Sehingga merek senantiasa merasa takut darinya."
Ketika Engkau Berdiri sedangkan Neraka Ada di Hadapanmu...
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para shahabat bertanya: “Apa yang engkau lihat ya Rasulullah” Beliau shallallahu‘alaihi wasallam menjawab: “Saya melihat Al Jannah dan An Naar.” (HR. Muslim )
"Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shalih) untuk hidupku ini." Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya." (QS. Al Fajr: 22-26)
Dan Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Dan diperlihatkan dengan jelas Neraka Jahim kepada orang orang yang sesat", (Asy Syu'araa: 91)
"Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya)." (QS. An Naazi'aat: 34-39)
"Dan Kami nampakkan Jahanam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas." (Al Kahfi: 100)
Dan mereka datang dalam keadaan penuh dengan kehinaan dan memandang dengan pandangan yang lesu sebagaimana firman Allah Subhanahu wata'ala,
"Dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka. (Al Ma'arij: 44)
"Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan kepada Neraka, (dikatakan kepada mereka): "Bukankah (azab) ini benar?" Mereka menjawab: "Ya benar, demi Tuhan kami". Allah Subhanahu wata'ala berfirman "Maka rasakanlah azab ini disebabkan kamu selalu ingkar". (Al Ahqaf: 34)
Suara Kemarahan Neraka
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara Neraka yang mengerikan, sedang Neraka itu menggelegak, hampir-hampir (Neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (Neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" (Al Mulk: 7-8)
Penghuni Neraka Dari Kalangan Jin dan Manusia
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al A'raaf: 179)
"Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (Huud: 119)
Neraka Bertingkat-Tingkat
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka." (An Nisa: 145)
"Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka." (Al Hijr: 44)
"Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam Neraka yang ditutup rapat." (Al balad: 19-20)
"Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang." (Al Humazah: 8-9)
Panasnya dan Pedihnya Siksaan di Dalam Neraka
Dan diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api Neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Demi Allah! Apakah itu sudah cukup wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “(Belum), sesungguhnya panasnya sebagian yang satu melebihi sebagian yang lainnya sebanyak enam puluh kali lipat.” (HR. Muslim no. 2843)
Dan Allah Subhanahu wata'ala berfirman
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam Neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An Nisa: 56)
"Sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan isterinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya Neraka itu adalah api yang bergolak, yang mengelupas kulit kepala, (Al Ma'arij: 11-16)
"Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan Neraka yang menyala-nyala." (Al Insaan: 4)
"Dan kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir." (Saba': 33)
"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api Neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta." (Al Haaqqah: 30-32)
Dan Neraka Jahannam ini siksaannya tidak berujung sampai di sini dan jangan dikira bahwa siksaanya hanya seperti ini bahkan siksaaan di dalamnya berlipat ganda dan terdapat berbagai maacam siksaan dan kepedihan yang membuat bulu kuduk merinding dan membuat hati orang yang beriman gemetar.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Hibban, Al Hakim, dan Al Baihaqi, Dari Abdullah bin Khaliq bin Jundub Al Jabili dia berkata, nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya di Neraka ada enam ular bagaikan leher-leher unta yang menyengat seorang di antara penghuni Neraka tersebut, maka ia mendapatkan panasnya selama tujuh puluh tahun. Dan di dalam Neraka tersebut ada kalajangking-kalajengking yang besarnya bagaikan keledai dan salah satu di antaranya kalajengking tersebut menyengat seorang dari penghuni Neraka maka ia mendapatkan pedihnya sengatan tersebut selama empat puluh tahun."
"Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan". (Al Qaqi'ah: 51-56)
Dan Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pambalasan yang setimpal." (An Naba': 24-26)
"Dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?" (Muhammad: 15)
"Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat." (Ibrahim: 16-17)
Dan pada hari itu, wahai hamba Allah!... Penduduk Neraka akan meraung-raung dan meminta supaya diberi minuman. Allah Subhanahu wata'ala menyatakan menggambarkan tentang pedihnya siksaan mereka,
"Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu Neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (Al Kahfi: 29)
Dan diriwayatkan oleh Ibnul Mubarok, Imam Ahmad, dan Imam At Tirmidzi, dari Abu Hurairah Radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
"sesungguhnya air mendidih dalam Neraka itu akan dituangkan di atas kepala-kepala mereka kemudian air tersebut akan menembus mereka sampai masuk ke dalam lambung mereka kemudian akan masuk ke dalamnya secara perlahan-lahan supaya merasakan siksaan, masuk secara perlahan-lahan ke dalam lambungnya kemudian iapun membuat kuah di dalamnya, membuat kuah yang mengalir di kakinya dan itulah As Sahr. Setiap kali ia mendapat kuah tersebut dikembalikan lagi dan mendapat siksaan tersebut."
Dan Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api Neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. (Al Hajj: 19)
"Dan orang-orang kafir bagi mereka Neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam Neraka itu : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Fathir: 36-37)
Dan mereka, wahai hamba Allah Subhanahu wata'ala, berteriak supaya adzabnya diringankan. Allah Subhanahu wata'ala menghikayatkan,
"Dan orang-orang yang berada dalam Neraka berkata kepada penjaga-penjaga Neraka Jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari". Penjaga Jahannam berkata: "Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?" Mereka menjawab: "Benar, sudah datang". Penjaga-penjaga Jahannam berkata: "Berdoalah kamu". Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka." (Al Mukmin: 49-50)
Dan juga Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. Allah Subhanahu wata'ala berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku." (Al Mukminun: 107-108)
Dan ingatlah bahwa pada hari itu penghuni Neraka berteriak minta tolong supaya diberikan minuman kepada penghuni surga. Allah Subhanahu wata'ala menghikayatkan di dalam Al Quran.
"Dan penghuni Neraka menyeru penghuni syurga: " Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah Subhanahu wata'ala kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir," (Al A'raf: 50)
Dan Mereka Ingin Keluar Tetapi Mereka Tidak Bisa Keluar Dari Neraka Tersebut.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa Neraka yang dahulu kamu mendustakannya." (As Sajdah: 20)
"Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan. Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari Neraka itu." (Infithaar: 15-16)
Dan Mereka Sangat Berharap Mereka Bisa Menebus Diri-Dirinya.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong." (Ali Imaran: 91)
"Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam Neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu." (Al An'am: 70)
"Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah Subhanahu wata'ala yang belum pernah mereka perkirakan." (Az Zumar: 47)
Siksaan Yang Paling Ringan di Dalam Neraka
Wahai hamba Allah...! Tahukah kita bahwa siksaaan yang paling ringan di dalam Neraka tersebut disebutkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu'anhu, beliau meriwayatkan dari nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "sesunggunya penduduk Neraka yang paling ringan siksaaan adalah orang yang memiliki dua terompah dari Neraka. dua terompah ini dipanaskan, begitu dimasukkan dua kakinya maka akan mendidih otak kepalanya seakan-akan dibuat mendidihnya mirjan. Ia menyangka bahwa tidak ada lagi orang yang lebih berat siksaanya dari dia, padahal ini adalah siksaan yang paling ringan."
****
Inilah beberapa kabar tentang api Neraka yang tertera di dalam Al Quran dan As Sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Apakah ada dari kita upaya untuk bertaubat dan upaya untuk kembali kepada Allah Subhanahu wata'ala?
Dan ingatlah wahai hamba Allah!.. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menyelamatkan kita dari api Neraka, setelah rahmat Allah Subhanahu wata'ala, kecuali amal shalih kita, dan ketahuilah kita tidak tahu kapan kita akan dijemput oleh ajal secara tiba-tiba.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah Subhanahu wata'ala". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)." (Yunus: 49)
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Ali Imran: 185)
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh," (An Nisa: 78)
Karena itulah wahai hamba Allah..! Wahai orang-orang yang melampaui batas, wahai orang-orang yang telah menzhalimi dirinya, dan wahai orang-orang yang telah berbuat zhalim kepada Allah Subhanahu wata'ala, tidakkah engkau takut jika menghadap Allah Subhanahu wata'ala dalam keadaan bergelimang dengan dosa, bergelimang dengan penyimpangan kepada Allah Subhanahu wata'ala?
Dan Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya Neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup (Thaahaa: 74)
Karena itulah hendaklah kita membenahi diri dan kembali kepada Allah Subhanahu wata'ala, menghabiskan waktu kita dengan ketatan dan mengisinya dengan amal shalih, mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata'ala, kita harus habiskan hidup ini sepanjang Allah Subhanahu wata'ala masih memberikan kesempatan-kesempatan untuk bernafas kepada kita dan tidak ada seorangpun yang tahu berapa detak nafasnya dan setiap dari kita akan menghadap kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Maka bersegeralah wahai saudaraku Muslim, wahai saudariku muslimah, sebelum ajal datang menjemput, sebelum datang hari, yang hari itu hanya ada dua golongan orang-orang merugi dan orang-orang yang beruntung. Golongan di dalam Surga dan golongan di dalam Neraka. Golongan yang beristirahat dengan istirahat dengan tenang dan golongan yang dirundung dengan kepedihan dan dan dirundung dengan nestapa.
Karena itu hendaklah kita mengingat kepada Allah Subhanahu wata'ala dan kembali kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Nasihat Kepada Setiap Wanita
Dan engkau wahai ukhti Muslimah, tidaklah engkau ingat bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pernah bersabda,
"Aku berdiri di depan pintu surga, ternyata kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang miskin, sementara orang kaya lagi terpandang masih tertahan (untuk dihisab) namun penghuni Neraka telah diperintah untuk masuk ke dalam Neraka, ternyata mayoritas yang masuk ke dalam Neraka adalah kaum wanita." (HR. Al-Bukhari no. 5196 dan Muslim no. 2736)
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wata'ala melindungi kita dari api Neraka dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wata'ala menjaga kita semua dari pedihnya api Neraka dan memberikan keberuntungan kepada kita di dunia dan di akhirat dan dijadikan segolongan orang-orang yang masuk ke dalam golongan kanan yang menghuni surganya yang penuh kemuliaan dan kenikmatan.
“Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Walhamdulillahi rabbil 'alamin

Sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala telah memperingatkan kepada hamba-Nya tentang dahsyatnya Azab Neraka. Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Maka Kami memperingatkan kamu dengan Neraka yang menyala-nyala" (Al Lail: 14)
"Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia." (Al Muddatsir: 35)
Wahai hamba Allah !!... Wahai anak adam,
"Peliharalah dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir." (Al Baqarah: 24)
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah Subhanahu wata'ala terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At Tahrim: 6)
Dan api Neraka itu, wahai hamba Allah !... Sebagaimana yang disifatkan di dalam firman-Nya,
"Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah Subhanahu wata'ala mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku." (Az Zumar: 16)
Memperhatikan hari ini, wahai saudaraku kaum Muslmin, adalah perkara yang sangat penting dan membuat kita sadar bagaimana pentingnya untuk berlindung dari pedihnya api Neraka. Karena itu jadilah orang-orang yang disifatkan dalam firman-Nya,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah Subhanahu wata'ala sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam Neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun." (Ali Imron: 190-192)
Dan jadilah seperti orang-orang yang disifatkan dalam firman-Nya,
"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal". Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman." (Al Furqaan: 63-66)
Dan jadilah kaum Muslim yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wata'ala, orang yang tergolong di dalam firman-Nya,
"Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata: "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)." (At Thuur: 25-26)
Juga diriwayatkan dari Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu'anhu,
"Sesungguhnya kebanyakan doa nabi Shallallahu'alaihi wasallam yaitu,
"Wahai Rabb kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari Neraka"
Dan orang-orang yang senantiasa meneteskan air mata takut kepada Allah Subhanahu wata'ala dinyatakan di dalam hadits,
“Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api Neraka: (pertama) mata yang menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wata'ala, (kedua) mata yang bermalam dalam keadaan berjaga di jalan Allah Subhanahu wata'ala.” (HR. At-Tirmidzi no. 1639)
Dan diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari hadits Abu Hurairah Radhiallahu'anhu,
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Ada tujuh orang yang akan dinaungi oleh Allah Subhanahu wata'ala dalam naungan-Nya pada hari yang tiada naungan melainkan naungan-Nya sendiri", Disebutkan di antara mereka,
"....Orang yang mengingat pada Allah Subhanahu wata'ala di waktu keadaan sunyi lalu melelehlah airmata dari kedua matanya." (Muttafaq 'alaih)
Rasa Takutnya Salafus Shalih Kepada Neraka
Umar bin Khatab pernah berkata, "Wahai sekalian manusia, andaikata ada yg menyeru dari langit, 'wahai sekalian manusia, sesunguhnya kalian semua masuk Surga kecuali satu orang' Saya takut satu orang itu adalah aku."
Suatu hari Al Hasan Al Bashri pernah menangis, maka ditanya kepada beliau, "Apa yg membuatmu menangis wahai Abu Said?" Beliau menjawab, "Saya takut Allah Subhanahu wata'ala akan melemparkan saya besok ke dalam api Neraka dan Allah Subhanahu wata'ala tidak memperhatikannya."
Dan berkata Yazid bin Kholsyan, "Demi Allah! Saya tidak penah melihat org yang lebih takut dari Al Hasan Al Bashri dan Umar bin Abdul Aziz seakan Neraka diciptakan untuk mereka berdua saja. Sehingga merek senantiasa merasa takut darinya."
Ketika Engkau Berdiri sedangkan Neraka Ada di Hadapanmu...
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para shahabat bertanya: “Apa yang engkau lihat ya Rasulullah” Beliau shallallahu‘alaihi wasallam menjawab: “Saya melihat Al Jannah dan An Naar.” (HR. Muslim )
"Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shalih) untuk hidupku ini." Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya." (QS. Al Fajr: 22-26)
Dan Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Dan diperlihatkan dengan jelas Neraka Jahim kepada orang orang yang sesat", (Asy Syu'araa: 91)
"Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya)." (QS. An Naazi'aat: 34-39)
"Dan Kami nampakkan Jahanam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas." (Al Kahfi: 100)
Dan mereka datang dalam keadaan penuh dengan kehinaan dan memandang dengan pandangan yang lesu sebagaimana firman Allah Subhanahu wata'ala,
"Dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka. (Al Ma'arij: 44)
"Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan kepada Neraka, (dikatakan kepada mereka): "Bukankah (azab) ini benar?" Mereka menjawab: "Ya benar, demi Tuhan kami". Allah Subhanahu wata'ala berfirman "Maka rasakanlah azab ini disebabkan kamu selalu ingkar". (Al Ahqaf: 34)
Suara Kemarahan Neraka
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara Neraka yang mengerikan, sedang Neraka itu menggelegak, hampir-hampir (Neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (Neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" (Al Mulk: 7-8)
Penghuni Neraka Dari Kalangan Jin dan Manusia
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al A'raaf: 179)
"Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (Huud: 119)
Neraka Bertingkat-Tingkat
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka." (An Nisa: 145)
"Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka." (Al Hijr: 44)
"Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam Neraka yang ditutup rapat." (Al balad: 19-20)
"Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang." (Al Humazah: 8-9)
Panasnya dan Pedihnya Siksaan di Dalam Neraka
Dan diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api Neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Demi Allah! Apakah itu sudah cukup wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “(Belum), sesungguhnya panasnya sebagian yang satu melebihi sebagian yang lainnya sebanyak enam puluh kali lipat.” (HR. Muslim no. 2843)
Dan Allah Subhanahu wata'ala berfirman
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam Neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An Nisa: 56)
"Sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan isterinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya Neraka itu adalah api yang bergolak, yang mengelupas kulit kepala, (Al Ma'arij: 11-16)
"Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan Neraka yang menyala-nyala." (Al Insaan: 4)
"Dan kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir." (Saba': 33)
"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api Neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta." (Al Haaqqah: 30-32)
Dan Neraka Jahannam ini siksaannya tidak berujung sampai di sini dan jangan dikira bahwa siksaanya hanya seperti ini bahkan siksaaan di dalamnya berlipat ganda dan terdapat berbagai maacam siksaan dan kepedihan yang membuat bulu kuduk merinding dan membuat hati orang yang beriman gemetar.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Hibban, Al Hakim, dan Al Baihaqi, Dari Abdullah bin Khaliq bin Jundub Al Jabili dia berkata, nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya di Neraka ada enam ular bagaikan leher-leher unta yang menyengat seorang di antara penghuni Neraka tersebut, maka ia mendapatkan panasnya selama tujuh puluh tahun. Dan di dalam Neraka tersebut ada kalajangking-kalajengking yang besarnya bagaikan keledai dan salah satu di antaranya kalajengking tersebut menyengat seorang dari penghuni Neraka maka ia mendapatkan pedihnya sengatan tersebut selama empat puluh tahun."
"Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan". (Al Qaqi'ah: 51-56)
Dan Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pambalasan yang setimpal." (An Naba': 24-26)
"Dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?" (Muhammad: 15)
"Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat." (Ibrahim: 16-17)
Dan pada hari itu, wahai hamba Allah!... Penduduk Neraka akan meraung-raung dan meminta supaya diberi minuman. Allah Subhanahu wata'ala menyatakan menggambarkan tentang pedihnya siksaan mereka,
"Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu Neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (Al Kahfi: 29)
Dan diriwayatkan oleh Ibnul Mubarok, Imam Ahmad, dan Imam At Tirmidzi, dari Abu Hurairah Radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
"sesungguhnya air mendidih dalam Neraka itu akan dituangkan di atas kepala-kepala mereka kemudian air tersebut akan menembus mereka sampai masuk ke dalam lambung mereka kemudian akan masuk ke dalamnya secara perlahan-lahan supaya merasakan siksaan, masuk secara perlahan-lahan ke dalam lambungnya kemudian iapun membuat kuah di dalamnya, membuat kuah yang mengalir di kakinya dan itulah As Sahr. Setiap kali ia mendapat kuah tersebut dikembalikan lagi dan mendapat siksaan tersebut."
Dan Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api Neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. (Al Hajj: 19)
"Dan orang-orang kafir bagi mereka Neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam Neraka itu : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Fathir: 36-37)
Dan mereka, wahai hamba Allah Subhanahu wata'ala, berteriak supaya adzabnya diringankan. Allah Subhanahu wata'ala menghikayatkan,
"Dan orang-orang yang berada dalam Neraka berkata kepada penjaga-penjaga Neraka Jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari". Penjaga Jahannam berkata: "Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?" Mereka menjawab: "Benar, sudah datang". Penjaga-penjaga Jahannam berkata: "Berdoalah kamu". Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka." (Al Mukmin: 49-50)
Dan juga Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. Allah Subhanahu wata'ala berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku." (Al Mukminun: 107-108)
Dan ingatlah bahwa pada hari itu penghuni Neraka berteriak minta tolong supaya diberikan minuman kepada penghuni surga. Allah Subhanahu wata'ala menghikayatkan di dalam Al Quran.
"Dan penghuni Neraka menyeru penghuni syurga: " Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah Subhanahu wata'ala kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir," (Al A'raf: 50)
Dan Mereka Ingin Keluar Tetapi Mereka Tidak Bisa Keluar Dari Neraka Tersebut.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa Neraka yang dahulu kamu mendustakannya." (As Sajdah: 20)
"Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan. Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari Neraka itu." (Infithaar: 15-16)
Dan Mereka Sangat Berharap Mereka Bisa Menebus Diri-Dirinya.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong." (Ali Imaran: 91)
"Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam Neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu." (Al An'am: 70)
"Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah Subhanahu wata'ala yang belum pernah mereka perkirakan." (Az Zumar: 47)
Siksaan Yang Paling Ringan di Dalam Neraka
Wahai hamba Allah...! Tahukah kita bahwa siksaaan yang paling ringan di dalam Neraka tersebut disebutkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu'anhu, beliau meriwayatkan dari nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "sesunggunya penduduk Neraka yang paling ringan siksaaan adalah orang yang memiliki dua terompah dari Neraka. dua terompah ini dipanaskan, begitu dimasukkan dua kakinya maka akan mendidih otak kepalanya seakan-akan dibuat mendidihnya mirjan. Ia menyangka bahwa tidak ada lagi orang yang lebih berat siksaanya dari dia, padahal ini adalah siksaan yang paling ringan."
****
Inilah beberapa kabar tentang api Neraka yang tertera di dalam Al Quran dan As Sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Apakah ada dari kita upaya untuk bertaubat dan upaya untuk kembali kepada Allah Subhanahu wata'ala?
Dan ingatlah wahai hamba Allah!.. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menyelamatkan kita dari api Neraka, setelah rahmat Allah Subhanahu wata'ala, kecuali amal shalih kita, dan ketahuilah kita tidak tahu kapan kita akan dijemput oleh ajal secara tiba-tiba.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah Subhanahu wata'ala". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)." (Yunus: 49)
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Ali Imran: 185)
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh," (An Nisa: 78)
Karena itulah wahai hamba Allah..! Wahai orang-orang yang melampaui batas, wahai orang-orang yang telah menzhalimi dirinya, dan wahai orang-orang yang telah berbuat zhalim kepada Allah Subhanahu wata'ala, tidakkah engkau takut jika menghadap Allah Subhanahu wata'ala dalam keadaan bergelimang dengan dosa, bergelimang dengan penyimpangan kepada Allah Subhanahu wata'ala?
Dan Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya Neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup (Thaahaa: 74)
Karena itulah hendaklah kita membenahi diri dan kembali kepada Allah Subhanahu wata'ala, menghabiskan waktu kita dengan ketatan dan mengisinya dengan amal shalih, mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata'ala, kita harus habiskan hidup ini sepanjang Allah Subhanahu wata'ala masih memberikan kesempatan-kesempatan untuk bernafas kepada kita dan tidak ada seorangpun yang tahu berapa detak nafasnya dan setiap dari kita akan menghadap kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Maka bersegeralah wahai saudaraku Muslim, wahai saudariku muslimah, sebelum ajal datang menjemput, sebelum datang hari, yang hari itu hanya ada dua golongan orang-orang merugi dan orang-orang yang beruntung. Golongan di dalam Surga dan golongan di dalam Neraka. Golongan yang beristirahat dengan istirahat dengan tenang dan golongan yang dirundung dengan kepedihan dan dan dirundung dengan nestapa.
Karena itu hendaklah kita mengingat kepada Allah Subhanahu wata'ala dan kembali kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Nasihat Kepada Setiap Wanita
Dan engkau wahai ukhti Muslimah, tidaklah engkau ingat bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pernah bersabda,
"Aku berdiri di depan pintu surga, ternyata kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang miskin, sementara orang kaya lagi terpandang masih tertahan (untuk dihisab) namun penghuni Neraka telah diperintah untuk masuk ke dalam Neraka, ternyata mayoritas yang masuk ke dalam Neraka adalah kaum wanita." (HR. Al-Bukhari no. 5196 dan Muslim no. 2736)
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wata'ala melindungi kita dari api Neraka dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wata'ala menjaga kita semua dari pedihnya api Neraka dan memberikan keberuntungan kepada kita di dunia dan di akhirat dan dijadikan segolongan orang-orang yang masuk ke dalam golongan kanan yang menghuni surganya yang penuh kemuliaan dan kenikmatan.
“Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Walhamdulillahi rabbil 'alamin

Tipe Kematian Yang Berbeda

Orang yang kita cintai nabi Muhammad saw., dan salaf (orang-orang terdahulu) secara terus menerus mengingatkan dirinya, dan yang lainnya tentang hal dimana rizqi (perbekalan) dan ajal (kematian) akan bertentangan, hasilnya dari apa yang kita duga.
Maksud di mana mahdud (batasan hidup di antara mulai dan berakhir) akan berakhir dan pergi, dan abadi (tidak terbatas, kehidupan yang abadi) akan dimulai.
Semua ini telah disampaikan oleh Allah swt., yang Al Azzali (tidak berawal dan tak berakhir). Maut (kematian) adalah sesuatau yang kita butuhkan untuk terus-menerus dipikirkan dan direnungkan setiap waktu.
Pengertian maut menurut bahasa:
Al Kufur (tidak beriman)
إِنَّكَ لا تُسْمِعُ الْمَوْتَى وَلا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ
"Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang." (An-Naml: 80)
فَإِنَّكَ لا تُسْمِعُ الْمَوْتَى وَلا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ
"Maka Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang." (Ar-Ruum: 52)
Al-‘Aqly (rohani)
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan." (Al-An’aam: 122)
Al Syiddah (kesukaran)
يَتَجَرَّعُهُ وَلا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظ
"Diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan di hadapannya masih ada azab yang berat." (Ibrahim: 17)
Al Khauf (ketakutan)
يَتَجَرَّعُهُ وَلا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ
"Diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan di hadapannya masih ada azab yang berat." (Ibrahim: 17)
Al Zulm (penghinaan)
Al Ma’siyah (ketidakpatuhan)
Al Harram (Panas sekali)
Al Naum (Tidur)
Al Hatif (kematian)
Tipe-tipe Kematian
Secara umum pembicaraan yang terfokus pada kematian adalah seputar benar-benar atau kematian besar. Namun, ada beberapa kematian yang mengawali kematian besar dimana salaf (orang-orang terdahulu) telah merasakannya dan mengalaminya.
1. Al Maut-ul Abyad (Kematian Putih)
Disini ketika kita tidak makan atau tidak minum untuk waktu yang lama. Kita akan kelaparan lalu mati dan ini bisa disebabkan dari kelaparan, kehausan atau kita disiksa oleh musuh karena Dien kita dan mereka menolak untuk memberikan kepada kita makanan atau minuman.
Abdullah ibnu Abbas (ra) berkata Abu Dzar Al Ghifari (ra) mengalami kematian putih. Itu telah disampaikan dalam sirah bahwa Abu Dzar (ra) telah mendengar setiap orang membicarakan tentang dien Islam, tentu saja seperti yang Allah disampaikan kepada kita dalam Al Qur’an Al Karim:
عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ
"Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?" (An-Naba’: 1)
عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيم
"Tentang berita yang besar (yaitu Islam, Tauhid, Qur’an Aakhirah, Muhammad (saw) dan lain-lain)." (An-Naba’: 2)
Sebagai hasil dari pembicaraan dan opini ini, Abu Dzar (ra) datang ke Mekkah bertujuan untuk menemui Muhammad (saw).
Yang telah ditanya-tanya oleh penduduk Mekkah sebagaimana pada waktu itu Muhammad (saw), orang-orang pagan secara langsung bereaksi sangat buruk pada Abu Dzar dan sebelum mengetahuinya, dia diserang dan dipukul hanya karena dia telah bertanya tentang Muhammad (saw).
Ini menyebabkan Abu Dzar (ra) tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan selama tiga puluh hari dan selama itu dia hanya hidup dari air Zam Zam. Dampak dari tipe kematian ini bahwa itu telah membuat kita sangat lemah dan menjadi kurus, yang tertinggal hanya kerutan di perut.
Itu telah benar-benar disampaikan dalam Muslim bahwa beberapa sahabat (ra) dalam kondisi yang menyedihkan oleh begitu banyak kelaparan bahwa mereka kehilangan kemampuan untuk mendengar dan melihat.
Dalam riwayat yang lain At Tirmidzi, ketika Rasulullah saw., memimpin shalat, sebagian Shahabat yang termsuk dalam jamaah yang di sebut Ahl us Suffah merasa tidak mampu berdiri pada masa (kelemahan yang amat sangat) dikarenakan intensitas kelaparan.
Jika seseorang mati disebabkan kematian putih maka dia mencapai kematian layaknya seorang Syahid, yaitu akan menerima pahala yang sama sebagaimana syahid tetapi belum tentu sama mendapatkan pembebasan seperti orang-orang yang Syahid, yakni nantinya akan dihitung sebagaimana orang-orang yang mati karena kematian putih.
Pada saat kaum Muslimin berpuasa dan ketika mulai berbuka maka umumnya orang-orang mempunyai makanan untuk berbuka tiga atau empat potong daging hanya untuk membatalkan puasanya. Anak Adam berkata, ‘aku telah memakan sampai aku tidak bisa lagi untuk memakan makanan lagi.
Padahal Rasulullah saw. pernah menasehati kita untuk tidak makan sampai kita kekenyangan, dan Imaam Ali (ra) berkata, ‘jangan buat perutmu kuburan bagi binatang’.
Juga sesutu yang luar biasa melihat jumlah makanan di masyarakat barat atau yang dibuang dengan sedikit kepedulian atau pertimbangan kepada kaum yang lain. Kita harus takut pada Allah swt., karena Adam (as) telah diuji oleh makanan dan itu adalah ujian bagi kita juga sampai di hari pengadilan nanti.
2. Al Maut-ul Akhdar (kematian hijau)
Ini telah digambarkan sebagaimana kemiskinan.
Nama itu diambil dari warna hijau potongan-potongan jahitan pada pakainnya yang disembunyikan dan menyembunyikan ‘awrah-nya (bagian yang harus ditutupi). Dia telah mengetahui sebagaimana Akhdar dan dia adalah dari ‘Asharah Mubasharah (10 yang di janjikan surga).
Dia bernama Umar ibnu Khattaab (ra). ‘Umar (ra) menaklukkan Kaisar Persia dan Roma di bawah kekuasaannya tetapi dia menolak untuk hidup mewah seperti para kaisar terdahulu hanya karena dia memilih akhirat daripada dunia.
Pada saat Abu Darda tinggal di Syiria, Khalifah Umar (ra) datang pada sebuah kunjungan pemeriksaan di daerah. Satu malam dia pergi untuk mengunjungi Abu Darda di rumahnya. Di sana tidak ada lampu di rumahnya. Abu Darda menyambut Umar (ra) dan duduk bersamanya. Dua orang laki-laki berbicara dalam kegelapan.
Ketika mereka melakukannya, Umar (ra) merasakan bantal Abu Darda dan menyadari bahwa itu adalah sebuah tempat duduk yang terbuat dari bulu binatang. Dia menyentuh tempat di mana Abu Darda bebaring dan diketahuinya itu adala sekumpulan kerikil kecil.
Dia juga merasakan selimut yang ia gunakan untuk melindungi dirinya dan ia menemukannya dengan begitu terkejut karena begitu tipis dan itu tidaklah mungkin digunakan untuk melindunginya dari udara sedingin kota Damaskus.
Umar (ra) bertanya padanya: “tidak seharusnya aku menggunakan barang-barang yang lebih nyaman dari yang kamu gunakan? Seharusnya aku mengirimkan sesuatu untukmu?"
“apakah kamu ingat, wahai Umar,” kata Abu Darda, “perkataan Rasulullah yang dikatakan kepada kita?” “Apa itu?” tanya Umar. “tidalah beliau mengatakan: ‘apakah cukup seseorang dari kalian di dalam dunia ini seperti perbekalan dari seorang penunggang kuda?” “Ya,” kata Umar. “Dan apa yang kita lakukan setelah ini wahai Umar?” tanya Abu Darda.
Kedua laki-laki itu menangis tanpa ragu-ragu tentang kekayaan yang melimpah itu telah datang ke arah kaum Muslimin dengan perluasan wilayah Islam dan keasyikan mereka dengan menimbun kekayaan dan kecintaan pada dunia.
Dengan duka yang mendalam dan kesedihan, kedua laki-laki itu melanjutkan untuk memikirkan situasi ini sampai larut malam.
Pada saat ini, penguasa murtad dari kaum Muslimin di dunia tidak memiliki rasa malu di hadapan Allah swt., mereka secara terang-terangan hidup boros dan hidup mewah, mencuri kekayaan ummat dan menggunakannya untuk menghibur diri mereka dan teman-teman kafir mereka.
Mereka akan mendanai jutaan rupiah untuk menjaga kebun binatang yang ada di barat dan membiarkan penderitaan jutaan kaum Muslimin yang kelaparan di Afrika, dan di bumi Islam lainnya.
Mush’ab ibnu Umair (ra) dilahirkan dalam keluarga yang sangat kaya. Ketika dia memeluk Dien Islam dia mengorbankan ketinggian kualitas hidupnya hanya untuk datang pada Tuhannya dan menyembah Allah swt., dengan ikhlas.
Ketahuilah kita dia mati Syahid di perang Uhud pakaiannya tidak cukup untuk melindungi tubuhnya. Ketika Sahabat menutupi kepalanya, kakinya kelihatan, dan ketika menutupi kakinya kepalanya kelihatan. Muhammad saw., menyuruh Sahabat untuk menutupi kepalanya dengan pakainnya dan menggunakan daun untuk menutupi kakinya.
Muhammad saw., berkata, ‘kemiskinan adalah ke-kufur-an maka hilangkanlah itu! Imam Ali (ra), jika kemiskinan itu berwujud pada seseorang maka aku akan membunuhnya.‘ Alasannya adalah jika seseorang kekurangan segala sesuatu akan kebutuhan-kebutuhan yang pokok terhadap dirinya (seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal) dalam hidupnya kemudian dia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kebutuhan yang mendasar pada dirinya.
Itulah mengapa rezim thaghut di dunia Muslim selalu menindas kaum Muslimin dengan tidak memberikan kepada mereka makanan yang cukup, menghilangkan dari mereka bahan bakar seperti minyak dan listrik, sampai para misionaris datang dan memberi mereka beras, mie instan, tenda dan selimut dengan nama Yesus, mengajak mereka dengan mudah kepada aqidah mereka yang batil.
3. Al Maut ul Ahmar (kematian merah)
Itu adalah dibinasakan atau keinginan membunuh dan godaaan yang kita hadapi. Abdullah ibnu Abbas (ra) menggambarkannya seperti labu yang di tekan dengan kuat yaitu kita berharap untuk mempunyai sesuatu dengan putus asa tetapi kita tidak bisa dan oleh karena itu kita sangat menderita.
Contoh yang paling tepat untuk kematian tipe ini adalah sebagaimana yang terjadi kepada sesorang prajurit Islam yang tangguh yaitu Khalid bin Walid (ra), pedang Allah.
Dia pergi pada setiap pertempuran memburu syahada, dan dia berdoa, “yaa Allah, ambilah aku dari tubuhku seperti yang kamu mau.”
Dia mencari syahadah di setiap tempat, tetapi pada akhirnya Allah swt., memutuskan bahwa dia harus mati Siddiq di atas tempat tidurnya, ia terus-menerus menangis untuk terbunuh di medan perang.
Dia menjadi begitu emosional meningkat pada tempat tidurnya bahwa dia menjaga lambaian pedangnya dan kata terakhirnya, “aku mati seperti unta mati. Aku mati di atas tempat tidurku, dengan merasa malu. Semoga mata para penakut tidak pernah ditemukan istirahat pada saat tidur!
Imam Ali (ra) berkata, seorang lelaki lewat di sebuah jalan di Madinah dan lalu melihat seorang wanita yang sangat cantik dan mereka berhenti dan mereka masing-masing terbelalak, satu sama lain.
Laki-laki ini tetap berjalan dan melihat wanita cantik itu sampai langkahnya terperosok karena dia benar-benar memperhatikan wanita itu dan tidak tahu di mana dia melangkah. Hal ini menyebabkan hidungnya terluka menabrak sesuatu dan akhirnya hidungnya mulai berdarah.
Syaitan telah membuat mata mereka penuh dengan gairah. Laki-laki tersebut kemudian memutuskan bahwa dia tidak akan membersihkan hidungnya sampai dia bertemu Muhammad saw., dan menjelaskan kepadanya saw., apa yang telah terjadi.
Ketika dia mengatakan pada Muhammad saw., apa yang telah terjadi Rasulullah saw.., berkata, ‘ini adalah hukuman atas apa yang telah kamu lakukan.’
Keadaan ini kemudian menyebabkan turunnya ayat:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (An-Nur: 30)
Banyak orang yang terjatuh karena hawa nafsunya, mereka tidak bisa mengendalikan dirinya tidak juga anggota tubuhnya dan akhirnya jatuh ke dalam perbuatan seperti, zina, minum alkohol, judi, mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Abu Hurairah (ra) berkata: Rasulullah saw., bersabda, "Orang-orang yang kuat imannya adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada orang-orang yang lemah imannya." (Muslim dan Ibnu Majah)
Betapa banyak dari kita yang merasakan sakit ketika kita kehilangan shalat berjamaah (seperti kehilangan tahiyatul masjid, adzan, doa, iqamah dan 27 pahala yang lebih banyak bagi yang melaksanakan secara berjamaah dan sebagainya)?
Kita dengan putus asa menginginkan pahala yang lebih banyak tetapi tiba terlambat dan sebagai hasilnya itu ada pertentangan dalam benak kita dan kita mulai merasa tertekan. Khususnya ketika kita mengetahui kita tidak bisa mendapatkannya lagi.
Umar (ra) meninggalkan kebunnya untuk shalat Ashar. Untuk mengejarnya, dia menemukan bahwa orang-orang telah usai shalat, kemudian dia kehilangan berjamaah.
Sebagai hasilnya, dia kembali pada kebunnya dan memberikan itu semua pada orang-orang yang membutuhkan. (Mukhtashar Minhajul Qaashidien hal. 379)
4. Al Maut ul Aswad (kematian hitam)
Imam Jirjani berkata, ‘itu adalah untuk menerima semua kekerasan dari orang lain hanya demi Allah swt., yaitu seseorang yang memerangi kita karena Dien kita. Itu adalah untuk berkorban dan kecuali dia mengalami penderitaan bahwa itu berhubungan dengan mengikuti Dienul Islam.
Al Fudhayl ibnu Iyad (Wafat 187 h) berkata, ‘siapa saja yang mengeluh tentang bencana yang datang pada jalannya, itu adalah keluhannya melawan Tuhannya.’
Berapa banyak Nabi dan Rasul yang bertahan dari cobaan yang orang-orang timpakan kepada mereka? Mereka kuat, berani, sabar, teguh, solid, tidak berkompromi dan tegas dalam meyerukan risalah tauhid.
Nuh (as) melaksanakan dakwah kepada kaumnya tiap siang dan malam, di depan umum dan sendirian selama 950 tahun. Ayyub (as) mengalami penyakitnya dan penyakitnya itu berada di wajahnya pada planet ini dan dia (as) tidak pernah berbuat kesalahan karena cobaan-cobaan dan ujian ini. Murid-murid Isa (as) di gergaji separuh badannya namun menolak untuk menerima kekufuran.
Shuraih (wafat 80 h) pernah mendengar seorang temannya mengeluh tentang beberapa kesukaran yang datang padanya. Dia meraihnya dengan tangannya dan berkata:
Hati-hati terhadap apa yang kamu ambil atas masalahmu kepada selain daripada Allah swt., kepada seseorang yang kamu percayai hanya bisa manjadi salah seorang teman atau seorang musuh.
Jika dia adalah seorang teman, kemudian kamu akan membuatnya bersedih karenamu dan dia tidak bisa memberikan manfaat untukmu. Jika dia seorang musuh, dia akan menjadi senang dan akan mengambil beberapa keuntungan darimu.
Lihatlah mataku. Demi Allah swt., aku tidak melihat seseorang atau jalan untuk pergi dengannya selama 15 tahun dan aku tidak pernah berkata pada seseorang tentangnya sampai saat ini.
Jika kita tidak merasakan kematian hitam, kemudian kita membutuhkan pertanyaan akan gaya hidup kita, siapa sahabat-sahabat kita, mengapa kita mendapatkannya dengan begitu mudah? Apakah kita benar-benar mencintai Allah swt., atau kita memetik dan memilih fiqih karena itu bermanfaat bagi kita? Apakah Kuffar senang dengan kita?
Muhammad saw., bersabda, ‘orang-orang yang menerima cobaan yang sangat berat adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang sangat dicintai mereka, kemudian orang-orang yang sangat menyukai mereka.’ (Ibnu Majah)
Pada saat zaman fitnah seperti sekarang ini maka tidak ada di antara kita yang bebas darinya. Pertanyaannya adalah, betapa banyak dari kita yang bisa dengan ikhlas mengatakan apakah kita berjuang karena Islam, apakah kita menangis karena Islam, apakah kita mengalami kesukaran karena Islam, apakah kita berkeringat deras karena Islam, apakah kita
lelah karena pekerjaan kita dalam menyampaikan Islam?
Jangan menjadi seperti orang yang mendaptkan sebuah bencana dalam aspek materi dalam hidupnya (yaitu mobil dicuri atau kebakaran rumah) dan dia merasa di dunia telah merasa sedih.
Lebih baik, dia harus bersyukur pada Allah swt., bahwa syaitan tidak akan pernah masuk dalam hatinya dan mencuri imannya dan ingatlah setiap penderitaan adalah sebuah penebus bagi dosa-dosa kita.
‘Aisyah (ra) meriwayatkan bahwa Muhammad saw., bersabda, ‘tidaklah kesukaran itu menimpa kuam Muslimin kecuali Allah menebus sebagian dari dosa kalian karenanya, meskipun hal itu menyakitkan dia yang menerimanya seperti sebuah duri.’ (Al Bukhari)
5. Al Mautul Asghar (kematian kecil)
Para ulama mengatakan bahwa ketika kita tertidur kita telah mengalami kematian kecil.
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir." (Az-Zumar: 42)
Salah satu kekalahan terbesar dalam umat adalah bahwa mereka tidur terlalu banyak dan walaupun mereka tidak meresa lelah mereka memaksakan dirinya untuk tidur hanya karena waktu untuk tidur telah tiba. Ketika dibandingkan dengan para salaf itu adalah seperti perbandingan bugar dan sehat ketika mereka berjalan kepada seseorang yang itu adalah seorang yang pincang.
Kebanyakan dari kita bisa menghabiskan separuh hidup kita hanya di atas tempat tidur dan ini adalah kebiasaan dari seseorang yang malas atau seseorang yang tidak mempunyai arti dalam hidupnya.
Muhammad saw., bersabda, ‘ummatku akan tetap baik sepanjang mereka sedikit makan dan kurang tidur’ dan setiap pagi mu’adzin mengumandangkan ‘As Shalatu khairum Minan Naum’ (shalat lebih baik dari pada tidur), ‘As Shalatu khairum Minan Naum’ (shalat lebih baik dari pada tidur), tetapi kaum Muslimin masih saja tidur, dengan lelapnya.
Imaam Asy-Syafi’i (wafat 204 H) berkata, “ jika kamu tidak (bisa) menjaga Shalat Fajar, maka wajib (fardhu) atasmu untuk membayar seseorang untuk membangunkanmu.’
Ada sebagian kaum Muslimin yang dengan bebas menyalahi ajaran Islam dengan tidak memberikan alasan syar’i sama sekali. Banyak dari para sufi yang menyimpang mempromosikan sunnah untuk memperoleh sebuah ganjaran berlipat ganda. Khususnya yang merekomendasikan untuk tidur setelah shalat Zuhur.
Lebih lanjut, banyak supir taksi tidur siang pada waktu ini dan kemudian tidur lagi semalam suntuk. Padahal pemahaman yang benar untuk tidur setelah shalat Zuhur adalah syarat mutlak syari’at dengan harapan kita melakukan qiyamul lail yaitu melakukan ibadah di malam hari.
Kasus lain adalah di mana seseorang mengatakan tidurmu adalah ibadah. Lagi-lagi ini ada hubunganya mengapa kita berbaring, itu hanya ibadah jika kita telah bekerja keras untuk mendekatkan diri pada Allah swt., dengan menyeru yang baik dan mencegah yang munkar, membaca Al-Qur’an dan sebagainya sebagai hasilnya dari perbuatan ini kita merasa lelah dan jatuh tertidur.
Suatu kali Ibnu Mas’ud (ra) telah tidur dan dalam tidurnya dia membaca Al-Qur’an, setelah itu dia berkata, ‘sungguh tidur adalah cabang dari ibadah.’ Sahabat yang sangat terkenal untuk berjalan pada sedikit waktu siang dan tidur beberapa jam pada malam hari. Mereka menginvestasikan waktu yang berharga untuk hari akhir. Mereka meninggalkan tidur mereka dan berpisah dengan ranjang mereka dan membuat janji dengan Tuhannya Allah (swt).
كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
"Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam." (Adz-Dzariyat: 17)
6. Al Mautul Akbar (kematian besar)
Kematian besar adalah tidur yang permanen.
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (Al-Anbiyaa’: 35)
Ini adalah kebalikan dari hidup, itu adalah ketika tidak ada yang tumbuh, tidak bergerak, tidak buang air, tidak merasakan dan tidak bernafas, mati tidak sama dengan hidup.
Yang mana salah seorang dari dua malaikat ini yang kita sukai untuk di temui?
وَالنَّازِعَاتِ غَرْقًا
"Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras." (An-Naazi’at: 1)
وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطًا
"dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut." (An-Naazi’at: 2)
Jawabnya yang pasti adalah nanti. Tetapi apakah kita telah ikhlas mempersiapkan diri kita untuk nanti atau kita lebih patut dari yang sebelumnya daripada berharap untuk bertemu nantinya.
Apakah kamu mau menjual mutiaramu untuk kotoran dan bagi benda yang kotor?
Sekali lagi jawabnya adalah kita tidak mau untuk ambil bagian dalam sebuah transaksi yang buruk.
Namun, faktanya dan gambaran yang ada pada kita bahwa mayoritas orang-orang akan menjual jannah (surga) dengan jahannam (neraka). Mereka tidak menginginkan untuk berbicara tentang kematian, itu dianggap sebagai sesuatu yang tabu, atau mereka terlalu takut untuk berhadapan pada sesuau yang tidak dapat dipungkiri.
Jika seseorang bertanya kepada kita kamu takut pada kucing, meja, atau bunga jawabannya pasti akan TIDAK. Begitu juga kematian mempunyai jawabannya yang sama dan jawabannya adalah kebanyakan ya saya sangat takut akan kematian.
Umumnya panggilan karakter dari semua benda ini adalah bahwa mereka semua adalah ciptaan.
Selanjutnya, kita harus tahu bahwa sungguh kematian pasti akan datang. Kita sebagai kaum Muslimin seharusnya tidak pernah takut dan seharusnya yang kita takutkan hanyalah Allah swt.
Mundhi ibnu Umayr (ra) yang dipanggil al Mu’niqu lil maut (seseorang yang memeluk kematian) karena dia menggunakan dirinya dan mendorongnya masuk ke dalam medan pertempuran untuk menggapai kematian di jalan Allah swt. Jadi dia mencari kematian dan menjadi syahid dengan meninggikan kalimat Allah.
Imam Abu Hanifah (wafat 150 H) membaca Al-Qur’an seluruhnya dua kali dalam dua rakaat shalat. Seseorang yang mendengar tentang ini dan tidak percaya kalau itu adalah benar; maka dia ingin melihat dengan matanya sendiri dan mendengar dengan telinganya sendiri jika ini adalah benar.
Laki-laki itu mencoba untuk melakukan ini tetapi tidak bisa untuk terjaga dengan Imam ini karena dia kelelahan atau mengantuk tertidur; setelah itu berakhir atasnya – malaikat kematian mengambil nyawanya separuh sampai dia bergerak.
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلا
"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya." (Ali Imran: 145)
Kesimpulan
Janganlah kita mati di jalan Ah ul Bid’ah wal firqah sebagaimana Allah swt., telah menyatakan mereka akan merasakan api nereka untuk beberapa waktu.
Sebagian dari sekte menyimpang ini mempunyai penyimpangan yang sangat jauh dalam hidupnya, karena mereka mencoba untuk membenarkan semua bid’ah dengan tameng yang Islami.
Orang-orang zindiq ini mengatakan kita tidak perlu untuk shalat sepanjang waktu dan mereka mencoba untuk meyakinkanmu dengan mengikuti ayat:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
"dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (Al-Hijr: 99)
Orang-orang sufi ini mengatakan sekali kamu telah memperoleh pada sebuah tingkatan dari keyakinanmu (ma’rifat) maka kamu tidak perlu untuk menyembah Tuhanmu lagi, kamu ada dalam alam yang antara kamu dan Allah swt., yaitu seperti kamu memilih apa yang kamu inginkan untuk melakukan dan Tuhanmu akan menjadi senang dengan apa yang terjadi atas pilihan yang kamu lakukan.
Ini adalah sekte yang menyimpang bahwa pada saat kita dalam suatu permasalahan maka kita harus kembalikan kepada wahyu, yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah dan berdasarkan kepada pemahaman dari pendahulu kita (as Salaf us Salih) dari tiga generasi pertama.
Muhammad (saw) bersabda, ‘jika seorang hamba tetap sujud dari hari dimana dia telah lahir sampai dia mati dan tetap patuh kepada Allah, sampai dia akan mengingatnya menyembah tidak penting pada hari pengadilan dan akan lama untuk kembali pada dunia untuk melakukan perbuatan yang mulia lagi.’ (Ahmad dan Tafsir ibnu Katsir)
Kadar keyakinan seseorang itu bervariasi: kita mempunyai jasad dan itu secara keseluruhan akan mati, seseorang yang tidur bahwa itu adalah kebutuhan untuk tetap bangun, orang-orang yang duduk atau berbaring membutuhkan motivasi dan sebaik-baik kesaksian adalah orang-orang yang berdiri dengan tabah dan kuat:
وَالَّذِينَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُونَ
"Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya." (Al-Ma’aarij: 33)