Ilmu dan Niat

Ilmu adalah kunci ibadah. Tanpa ilmu, maka sia-sialah segala bentuk ibadah. Ibadah tanpa disertai dengan ilmu, boleh jadi justru akan menimbulkan bid’ah, kesesatan, atau laknat Allah swt. Ilmu adalah warisan para Nabi yang wajib dipelajari oleh setiap umat muslim.
Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan)
Ilmu adalah akar dari segala bentuk ibadah. Naik dan turunnya ibadah pun tidak lepas dari kualitas dan kuantitas ilmu yang dimiliki oleh seseorang. Ilmu adalah media yang akan menghantarkan seorang hamba untuk mengenal Rabb-nya. Tanpa adanya ilmu, maka manusia tidak akan mengenal dan beriman kepada Allah swt, manusia tidak akan mampu hidup dengan beradab, dan kehidupan pun tidak akan berjalan dengan beradab. Ketiadaan ilmu akan melahirkan kehidupan yang dijalankan dengan hukum rimba, manusia akan hidup semaunya tanpa ada aturan dan tanpa mengetahui bahwa mereka akan dimintai pertanggung jawaban atas perbuatannya kelak.
Ilmu pengetahuan merupakan cahaya yang harus dimiliki oleh setiap manusia dan kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat, baik ilmu pengetahuan agama maupun ilmu  pengetahuan penunjang aktivitas-aktivitas kehidupan yang lainnya (ilmu fisika, matematika, ilmu tehnik, dan lain-lain). Begitu besarnya peranan ilmu bagi manusia dan kehidupan, sehingga Rasulullah Muhammad saw pun tidak lupa untuk menyampaikannya. Rasulullah Muhammad saw bersabda:
“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu maka Allah mudahkan jalannya menuju syurga. Sesungguhnya malaikat akan membuka sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan di atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar, tidak juga dirham, Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yangmengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telahmendapatkan bagian yang paling banyak.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Ibnu Majah)
Subhanallah, betapa tinggi nilai-nilai dan keutamaan ilmu hingga pada hadits di atas Rasulullah Muhammad saw menyampaikan bahwa menuntut ilmu akan memudahkan seseorang (yang menuntutnya) untuk masuk ke dalam surga. Demikian pentingnya peranan ilmu dalam kacamata Islam sehingga Islam pun melalui Rasulullah Muhammad saw mengatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya adalah wajib bagi umat muslim dan muslimah, terutama ilmu agama dan umumnya ilmu-ilmu pengetahuan pendukung lainnya seperti ilmu matematika, ilmu tehnologi, ilmu berdagang, ilmu bercocok tanam, dan sebagainya.
Sayangnya, tidak setiap orang mau menyadari hal tersebut. Tidak setiap orang mau mencari, mempelajari, dan mendalami ilmu pengetahun. Dan sayangnya, tidak semua orang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang barokah dan menjaganya. Bahkan, boleh jadi apa yang selama ini dianggap sebagai salah satu perjuangan untuk mencari,mempelajari, mendalami, dan mengamalkan ilmu pengetahuan, ternyata malah berbalas laknat Allah swt,  bukan rahmat. Boleh jadi, aktivitas menuntut ilmu yang ia harapkan dapat menjadi jalan yang akan memudahkannya menuju surga justru berbalik dan menghantarkannya pada laknat Allah swt.
Kenapa Allah swt melaknat orang-orang yang tengah berusaha untuk mencari, memperoleh, mempelajari, dan mengamalkan ilmu pengetahuan? Jawabanya sederhana, karena adanya unsur-unsur berbau maksiat yang terdapat di dalam perjuangan untuk mencari, mempelajari, mendalami, dan mengamalkan ilmu tersebut.
Adanya niat yang menyimpang ketika mencari, mempelajari, dan mengamalkan ilmu merupakan salah satu unsur pertama yang dapat menghambat atau menghalangi masuknya ilmu ke dalam hati. Adanya keinginan atau cita-cita terselubung yang mengiringi aktivitas mempelajari dan mengamalkan ilmu, seperti harapan akan menjadi seorang ustadz yang terkenal, ingin menjadi orang yang berkuasa, ingin memperoleh jabatan yang tinggi, ingin disanjung dan dipuja, dan sebagainya. Rasulullah Muhammad saw bersabda:
“Sesungguhnya semua amal itu tergantung niatnya, dan seseorang mendapat balasan sesuai dengan yang diniatkannya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Niat adalah arus yang akan membawa seseorang pada apa yang menjadi niatannya. Maka ketika seseorang hendak menuntut ilmu, maka berniatlah untuk menuntut ilmu hanya karena Allah swt, bukan karena duniawi dan lain-lain. Dengan demikian, Insya Allah kita dapat memperoleh ilmu yang kita kehendaki dan barokah dari Allah swt. Dengan ilmu yang barokah, Insya Allah kehidupan kita akan senantiasa dipenuhi dengan manfaat dan kemaslahatan.