Ikhlas

Ikhlas adalah sebuah energi Ilahi yang mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan manusia di muka bumi ini. Juga merupakan sumber dari seluruh energi yang ada di alam semesta ini dengan intinya adalah manusia itu sendiri. Makanya ikhlas ini sangat subjektif adanya, dan begitu banyak terminogi yang mendefinisikan tentang ikhlas ini. Meski makna dan nilai serta tujuannya adalah sama yakni bagaimana kita melakukan penyerahan diri secara totalitas kepada Allah SWT. Namun sebagai wujud konkritnya dalam kehidupan sehari-hari begitu sulit untuk mengaplikasikannya !” Maka dari itu saking tidak mudahnya, sudah menjadi bukan rahasia umum lagi bagi yang mendalami pemahaman tasawuf, ikhlas adalah merupakan ilmu yang tertinggi di alam semesta ini.
Memaknai sebuah ikhlas atau keikhlasan memang tidak semudah yang dibayangkan ! diperlukan sebuah latihan yang tentunya didasari oleh sebuah pemahaman serta keimanan dan keyakinan yang utuh kepada Allah SWT. Ditambah dengan mental serta daya juang yang kuat untuk mencapainya. Ketika kita dihadapkan oleh sebuah realita yang buruk dalam hidup ini, maka disinilah peran ikhlas ini kita fungsikan. Bahkan disaat senang kita juga dituntun untuk selalu dalam keadaan ikhlas. Memang letak sulitnya dalam kehidupan ini adalah ketika manusia dituntut untuk selalu ikhlas dalam keadaan apapun suka maupun duka.
Lebih lanjut memaknai sebuah keikhlasan ini adalah bagaimana diri kita selalu dikondisikan dalam keadaan kosong atau nol, baik itu dengan sholat maupun zikir. Dengan begitu kita selalu bersih suci, tanpa noda, sekali ada noda terbersihkan dengan ikhlas ini. Banyak jalan menuju titik ikhlas. Diantaranya dengan sholat juga zikir ataupun tadarrus Al-quran. Namun ini masih sebuah esensinya, dan eksistensinya sendiri kita serahkan diri kita secara total hanya kepada Allah, lalu kemudian kita tutup dengan zikir sebanyak-banyaknya, se-khusyuk mungkin ! kalau perlu dan mampu tanpa putus. Yang ada hanya kekosongan dan kepasrahan. Ketenangan dan kedamaian yang laur biasa. Semuanya menuju ke satu titik yakni ikhlas. Walapun demikian untuk melaksanakan Ibadah tersebut saja, terkadang sangat sulit dan terasa berat untuk melakukannya. Padahal disinilah sebuah titik awal dari sebuah proses keikhlasan itu kita ingin capai.
Bukan hanya itu ketika kita terbiasa untuk selalu ikhlas dengan merasakan dan masuk kedalam sebuah eksistensiNya, eksistensi Allah SWT, maka berkah, rahmat, serta keselamatan, kebahagiaan dan sebagainya akan dengan mudah kita raih. Kualitas diri kita sebagai manusia dalam meniti aktifitas dalam kehidupan ini semuanya terealisasi dengan penuh berkahNya lahir maupun batin. Semua itu adalah manifestasi dari ikhlas.
Begitu luasnya makna dari ikhlas ini, sehingga bagi para ahli-ahli sufi memberikan berbagai interpretasi dari hasil penceburan dirinya dalam lautan ikhlas ini bahwa dengan berjuang dalam eksistensi ikhlas dalam kehidupan di dunia fana ini adalah merupakan salah satu dari makna jihad untuk bertemu dengan Allah SWT, dengan begitu secara tersurat dan tersirat mengatakan inilah sebuah ilmu teringgi yang diberikan oleh manusia, sebuah pemahaman yang hakiki di alam semesta ini. Barangkali kita masih ingat sebuah sinetron yang dibintangi oleh Deddy Mizwar, sebuah sinetron religius dengan tema yang didalamnya adalah bagaimana manusia bisa memaknai “Ilmu Ikhlas” dalam laku sehari-hari. Begitu juga buku yang dikarang oleh Erbe Sentanu, berjudul “Quantum Ikhlas” yang sempat popular di Indonesia, semuanya itu memberikan sebuah pemahaman bahwa ikhlas memang adalah sebuah fenomena manusia di dunia ini untuk begaimana kita bisa mengamalkannya kapan dan dimana saja.
Dalam menulis sekalipun yang disertai komentar-komentar yang diberikan oleh orang lain, entah itu baik atau buruk tetap kita ekspresikan dengan membalas komentar tersebut dengan energi-energi keikhlasan. Sangat jelas terlihat jika ada komentar-komentar yang dilakukan tidak dilandasi dengan ikhlas, yang terkesan dengan gaya bahasa intonasinya. Padahal, komentar yang dijawab dengan energi ikhlas ketika kita membacanya terjadi sebuah koneksitas anatara yang menulis dan yang membaca, antara penulis dengan yang komentator tulisan tersebut, antara komentator satu dengan yang lainnya semua saling terkoneksi menjadi satu dan saling tarik menarik dengan satu energi ikhlas yang memang hanya hanya satu.
Itulah makna ikhlas yang maha luas, sebuah pemahaman yang di telah lama dicari oleh manusia-manusia di muka bumi ini, manusia-manusia yang selalu tertuntun dengan kesadaran tertingginya untuk memahami bahwa merekalah manusia-manusia yang diberikan karunia sebagi mahkluk yang memiliki derajat tertinggi di alam semesta ini. Dengan demikian salah satu kunci untuk membuka jalan menuju proses mencapai ilmu tertinggi adalah Ikhlas, yang sekaligus jalan menuju sebuah pengenalan jati diri kita sebagai manusia.
Akhir dari tulisan sederhana dan tidak ada apa-apanya ini, saya hanya berharap kepada seluruh saudara-saudari yang saya muliakan, bagi yang sempat membacanya, untuk marilah kita menghayati makna totalitas keikhlasan dalam fenomena kehidupan ini dengan penuh penghayatan dan pengamalan. Sama seperti fenomena alur nafas kita yang keluar masuk sesuai dengan ritmenya, namun intinya mutlak ada dalam diri kta.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Hasyr (59) : 18)


Segala Puji hanya milik Dzat yang Maha Mulia, Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Tuhan yang memberikan kita segalanya, yang menetapkan hukum2Nya untuk kemaslahatan ummat manusia, yang menetukan qadha dan qadar agar manusia selalu berserah diri hanya kepadaNya, yang memerintahkan manusia untuk melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, agar kita terhindar dari kesengsaraan dunia dan kemelaratan akhirat, yang memberikan mahlukNya begitu banyak nikmat yang Allah SWT sendiri nyatakan "menghitung-hitung nikmatKu pun engkau tidak akan mampu".. Terlebih lagi nikmat "Iman dan Islam" yang akan mengantarkan kita ke negeri kekal lagi abadi yaitu SurgaNya Allah SWT tapi sangat sedikit kita bersyukur..

Shalawat dan Salam kepada Baginda Rasulullah SAW, Kekasih Allah juga para ahlul bait dan para sahabat2 beliau yang dengan asbab pengorbanan beliau dan para sahabat kita ummat akhir zaman ini bisa mendapatkan nikmat Iman, kita sebagai ummatnya, saudara seIman mereka di masa sekarang ini belum pernah melihatnya tapi tetap merasakan kehadirannya dan senantiasa merindukan perjumpaan dengannya.

Saudaraku seiman..Kita semua ummat manusia ini tak lain hanyalah manusia yang sombong dan buta yang serba tidak paham lagi tidak mengetahui apa-apa. maka atas Rahmat dan Kasih Sayang Allah SWT dihantarlah 124.000 Nabi dan 313 Rasul untuk menuntun kita ummat yang buta ini dari kegelapan ke suatu titik terang yang dinamakan Hidayah.

Baginda Rasulullah saw nabi yang kita cintai tidak henti-hentinya fikir, risau bagaimana kita semua ummatnya, sahabatnya, saudaranya seiman agar bisa terlepas dari murka Allah swt. berbagai tips dari cara menghadapi cobaan hidup dan solusi agar Allah swt senantiasa Ridho kepada kehidupan keseharian kita.

Dalam setiap amalan..hanya Ikhlas saja yang kita senantiasa ragu dalam mengambil tindakan juga menerima cobaan dari Allah swt dan hanya inilah yang berat karena Allah swt tidak akan menerima amalan yang kita tidak Ikhlas mengerjakannya..

Karena sekecil apapun amal seseorang Allah swt tetap perhitungkan walaupun sebesar biji sawi..dan begitu juga dengan Iblis laknattullah 'alaih..sekecil apapun amal kita apalagi amalan yang besar maka ia akan berbuat apa saja untuk membuat kita tidak ikhlas mengerjakannya.

Maka Rasulullah saw berpesan..

Jika ia datang kepadamu dan berkata : "Anakmu mati". Katakan kepadanya: "Sesengguhnya mahluk hidup diciptakan untuk mati, dan penggalan dariku (putraku) akan masuk surga. Dan hal itu membuatku gembira".

Jika ia datang kepadamu dan berkata : "Hartamu musnah".Katakan kepadanya: "Segala puji bagi Allah Zat Yang Maha Memberi dan Mengambil, dan menggugurkan atasku kewajiban zakat".

Jika ia datang kepadamu dan berkata : "Orang-orang menzalimimu sedangkan kamu tidak menzalimi seorang pun".Maka, katakan kepadanya :"Siksaan akan menimpa orang-orang yang berbuat zalim dan tidak menimpa orang-orang yang berbuat kebajikan ( Mukhsinin)".

Jika ia datang kepadamu dan berkata :"Betapa banyak kebaikanmu", dengan tujuan menjerumuskan untuk bangga diri (Ujub). Maka ia katakan kepadanya :"Kejelekan-kejelekanku jauh lebih banyak dari pada kebaikanku".

Jika ia datang kepadamu dan berkata :"Alangkah banyaknya shalatmu". Maka katakan :"Kelalaianku lebih banyak dibanding shalatku".

Jika ia datang dan berkata :"Betapa banyak kamu bersedekah kepada orang-orang". Maka katakan kepadanya :"Apa yang saya terima dari Allah jauh lebih banyak dari yang saya sedekahkan".

Jika ia berkata kepadamu :"Betapa banyak orang yang menzalimimu". Maka katakan kepadanya :"Orang-orang yang kuzalimi lebih banyak".

Jika ia berkata kepadamu :"Betapa banyak amalmu". Maka katakan :"Betapa seringnya aku bermaksiat".

Jika ia datang kepadamu dan berkata :"Minumlah minuman keras!" Maka katakan :"Saya tidak akan mengerjakan maksiat".

Jika ia datang kepadamu dan berkata :"Mengapa kamu tidak mencintai dunia ?" Maka katakan :"Aku tidak mencintainya dan telah banyak orang lain yang tertipu olehnya".

Semoga setiap amal yang kita kerjakan membuat Allah swt Redho kepada kita karena tiada seorangpun yang bisa menggantikan surga penuh kenikmatan dengan Sholat ataupun puasa juga amal-amalnya yang lain. semua amal-amal kita ini hanya jembatan untuk membuat Allah swt Redho kepada kita, kasihan kepada kita hambaNya yang lemah dan dhaif.