KEKAYAAN DAN KEMISKINAN KU

Kebanyakan diantara manusia menilai mulia dan hinanya seseorang diukur dari jumlah harta yang dimiliki. Maka jika ada seseorang yang melimpah hartanya semua orang menganggap mulia derajatnya, dan sebaliknya jika ada sebagian orang yang kurang beruntung dalam hartanya, orang sering menganggap mereka hina dan rendah derajatnya. Hal Ini sangat jelas tercermin dalam pergaulan sehari-hari, sehingga setiap orang berlomba-lomba untuk mencari harta dan kekayaan. Tak peduli harta yang didapat adalah hasil dari perbuatan yang tidak terpuji.

Orang yang Miskin bukanlah Orang yang Hina

Kalau kita sadari, sebenarnya orang yang tidak memiliki harta tidaklah merasa hina dan rendah dimata orang lain, tidak perlu untuk merasa sedih dan selalu merenungi nasib dirinya, karena harta adalah hanya satu dari sekian juta nikmat yang telah diberikan kepada kita. Masih banyak nikmat-nikmat lain yang tak kalah pentingnya daripada sebuah harta. Yaitu nikmat sehat, nikmat yang tak bisa dibandingkan dengan apapun. Apalah artinya rumah megah kalau badan kita sendiri dalam keadaan sakit.


Kekayaan adalah Ujian

Persefsi orang yang berkembang di masyarakat adalah bahwa bila ada seseorang yang naik jabatan atau mendapatkan harta mendadak, sering kita menilai bahwa dia sedang beruntung, berbeda dengan jika seseorang mengalami kepailitan atau kebangkrutan, kita menganggap bahwa dia sedang diuji oleh yang Maha Kuasa. Padahal kalau kita pahami antara Kepailitan atau keberuntungan adalah sama pada hakekatnya adalah sebuah ujian. Yang miskin diuji dengan kefakirannya begitu juga dengan yang kaya, dia diuji dengan banyaknya harta. Kelak di akhirat nanti orang kaya akan diminta pertanggungan jawab terkait dengan harta yang dimiliki.

Meskipun harta sebenarnya merupakan sebuah ujian. Kalaulah boleh memilih mungkin kita meminta untuk diuji dengan kekayaan daripada kemiskinan, karena kemiskinan lebih banyak menyajikan kesulitan-kesulitan yang membuat seseorang bersikap putus asa hingga cenderung untuk berbuat curang dan lari dari tanggung jawab. Nah, faktor kemiskinan ini juga adalah salah satu dari faktor yang menyebabkan angka kriminal di masyarakat kita semakin tinggi.

Banyak orang yang memimpikan untuk mendapatkan harta dan kekayaan secara instan. Segala macam cara dilakukan, sikat kiri-hantam kanan, tak peduli saudara dan tak menghiraukan teman, tendang bawahan-jilat atasan, yang penting yang penting harta cepat berpindah tangan. Mereka lupa akan hakekat hartanya, padahal semakin banyak harta yang dikumpulkan, maka semakin banyak pula kebutuhan-kebutuhan lain yang harus dipenuhi untuk menjaga hartanya. Ibarat sebuah pepatah, menikmati harta bagaikan orang yang minum air laut, semakin banyak air laut diminum maka rasanya semakin haus saja.
Maka dari itu kita sebagai manusia sudah sepantasnya untuk bersyukur dengan apa yang sudah kita terima selama ini, Kaya harta tidaklah lebih mulia bila miskin hatinya, tetapi miskin harta adalah lebih baik asalkan kaya akan hati.