METODE MENGHASILKAN SHALAT KHUSYUK

            Shalat adalah hubungan makhluk dengan khaliqnya, shalat adalah penenang jiwa dan pembersih hati, shlat merupakan bentuk hubungan yang sebenarnya antara yang lemah dengan yang maha kuat. Untuk itu, kita perlu memahami bagaimana cara untuk berhubungan dengan Allah S.W.T dengan Keridhaannya. Dalam Al-Qur’an Allah S.W.T berfirman:
 
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, (Q.S Al-Mu’minun 23:1-2)

            Disini kita dapat memahami, bahwa orang-orang yang beruntung didalam shalatnya ialah yang memahami akan maksud pelaksanaan shalat tersebut yakninya Khusyu’, untuk itu kita perlu mengetahui metodenya.

1. Cara mendapatkan khusyu’ dalam shalat.

Hendaklah kita merasa diri sedang berdiri di hadapan yang maha berkuasa, yang mengetahui segala rahasia. Dengan (Allahu Akbar yang maha besar) kekuasaan-Nya orang yang shalat bermunajat.

2. Hendaklah kita memahamkan makna apa yang di baca. Sebagaimana yang diperinthakan Allah S.W.T dalam Al-Quar’an dengan firmannya:
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Afala Yatadabbaruunal Qur’ana Am’ala Quluubin Aqfaluha.
Artinya: Maka apakah mereka tidak memahamkan Al-Qur’an? Ataukah hati-hati mereka terkunci? (Q.S 47:Muhammad Ayat 24)

3. Hendaklah kita memahamkan zikir-zikir yang dibaca, yakni memperhatikan maknanya dan tujuan maksudnya. Kata Imam Al-Ghazaly dalam Al-Arba’ien:

Hendaklah kamu membaca “Allahu Akbar” dengan mengingat bahwasanya tak ada yang besar dari pada Allah S.W.T dalam segala hal. Untuk itulah kita tundukkan hawa nafsu kita sesuai dengan kehendak Allah S.W.T.

 “Hendaklah kamu membaca “Wajahtu Wajhiya” dengan perasaan, bahwa kamu benar-benar menghadapkan jiwamu kepada Allah S.W.T dan berpaling dari selain-Nya” (dengan segala yang kita punyai kita hadapkan kepada-Nya).

Baik jabatan, kekayaan, ketampanan, aktifitas apapun yang kita lakukan, kita persembahkan hanya kepada Rabbul Alamin.

Hendaklah kamu membaca “Alhamdulillah” dengan penuh  rasa syukur kepada Allah S.W.T terhadap segala nikmat-Nya. Kesehatan, kesempatan, ilmu pengetahuan kesemuanya tidak dapat dihitung satu persatu.

Hendaklah kamu membaca “Iyyaka na’budu wa iyya ka nasta’in” dengan perasaan bahwa kamu sangat lemah dan bahwa segala urusan itu hanya dalam Qudrat-Nya.
                       
Dan hendaklah ditiap-tiap membaca zikir, kamu memahami maknanya, dan segala yang membimbangkan kamu dari memahami maknanya Qira’at (apa yang kamu baca) dipandang waswas.



4. Hendaklah kita memanjangkan rukuk dan sujud.
Muhammad Al-Bakry berkata: Bahwasanya di antara pekerjaan yang menghasilkan khusu’ ialah memanjangkan rukuk dan sujud.

5. Janganlah mempermai-mainkan anggota badan dengan gerakan tangan sebentar-sebentar menggaruk kepala dan sebentar-sebentar menggaruk yang lain dan janganlah berpaling-paling.

6. Hendaklah tetap memandang ketempat sujud, walaupun bermata buta, atau bershalat disisi Ka’bah sekalipun.


Kata Al-Ustadz Al-Imam Muhammad Abduh:

a. Hendaklah ketika mereka menyebut sesuatu lafadh, mengingat maknanya. Umpamanya, dikala membaca “Alhamdulillah” hendaklah mereka menghadirkan makna puji dan sebab-sebab segala rupa puji itu, kepunyaan Allah S.W.T. ;dikala membaca “Malikiyaumiddin” hendaklah mereka kenangkan hari pembalasan.

b. Hendaklah mereka berlaku sedemikian terus-menerus sehingga selesai shalat. Apabila seorang tetap memahami makna dari lafadh yang di ucapkan, barulah berarti ia mendirikan shalat.

Berfirman Allah S.W.T:
ﻴﺄﻴﻬﺎﺍﻟﺫ ﻳﻥﺀﺍﻤﻧﻮﺍﻻ ﭠﻘﺭﺒﻮﺍﺁﻠﺼﻠﻮﺓ ﻮﺃﻧﭠﻢ ﺴﮏﺭﺤﭠﻲﭡﻐﻠﻤﻮﺍﻤﺍﭠﻘﻮﻠﻮﻥ

Yaa Ayyuhalladzina a manu lataqrabush shalata wa antum sukaraa hatta ta’lamu mataquluun
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan (Q.S 4:An-Nisaa Ayat 43)

                  Perkataan sehingga kamu mengetahui apa yang kamu ucapkan, Memfaedahkan, bahwa mengetahui (memahami) apa yang di baca seseorang dalam sholatnya baik shalawat, maupun zikir adalah wajib atau syarat sah shalat.

Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Anas R.A. bahwasanya Nabi S.A.W bersabda:
Idza Na'isa Ahadukum Wahua Yushalli Fal Yan Sharif Falyanam Hatta Ya'lama Mayaqul

Artinya: Apabila sesorang kamu mengantuk padahal ia sedang bershalat, maka hendaklah ia berpaling dari shalatnya dan hendaklah ia tidur, sehingga ia mengetahui apa yang akan ia ucapkan”. (H.R Abu Daud, Al-Tarmidzi dari Aisyah dalam Tafsir Al-Manaar, Jilid I Hal. 115)
Arti mengetahui “memahamkan”

                  Ayat di atas, demikian juga hadits ini, menunjukan kepada wajib, mengetahui bahasa arab atas tiap-tiap muslim, untuk memahamkan apa yang dibaca dalam shalatnya, sekurang-kurangnya menghafal makna atau ucapan-ucapan dan zikir-zikir dalam shalat.

                  Adapun waswas yang hadir di kala kita bershalat penangkalnya ialah bersungguh-sungguh tidak mengikuti goresan hati tersebut, janganlah kita biasakan ia masuk kelubuk hati kita dan membawa kita melayang-layang dan terapung-apung di udara waswas. Dan ingatlah, kita sedang bermunajat dengan Allah S.W.T yang dapat melihat gerak-gerik kita, gerak-gerik anggota kita dan mendengar segala rupa gerak jiwa.

                  Perasaan waswas akan selalu merasuk kedalam hati orang-orang yang bershalat, karena gangguan dan bisikan-bisikan syetan, untuk itu kita mohon perlindungan kepada Allah S.W.T. sebelum kita bertakbiratul ikhram, kita disunnahkan membaca do’a yaitu, Rasullullah S.A.W bersabda:

Rabbi A’udzubika Min Hamazatisy Syayathin Wa A’udzubika Rabbi Min An-Yahdhurun

Artinya: Tuhanku, aku berlindung diri denganMu wahai Tuhanku, dari godaan-godaan syetan dan aku berlindung diri denganMu, Tuhanku dari kehadiran syetan-syetan itu