RENUNGAN HADIST

Dari Ustman RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa meninggal dan ia percaya bahwasanya tiada Tuhan selain Allah, maka ia akan masuk surga (Muslim 1/68-69)

Dari Anas RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tiga hal yang barangsiapa dalam dirinya adanya hal itu maka ia akan merasakan manisnya iman (1). Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada selain keduanya (2) Orang yang mencintai orang lain semata-mata karena Allah (3) Orang yang enggan kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia enggan untuk dilemparkan ke dalam neraka (Muslim 1/48)

Dari Abu Syuraih Al Khuza'i RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berlaku baik terhadap tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara yang baik atau diam." (Muslim 1/50)

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak (dianggap) beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukan kepadamu sesuatu yang apabila kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam diantara kalian."  (Muslim 1/53)

Dari abdurahman bin Abu Barkah, dari ayahnya radhiyallahu'anhu ia berkata, "Kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, seraya bersabda, "Maukah engkau aku beritahukan tiga dosa terbesar? (yaitu) Menyekutukan Allah, durhaka terhadap kedua orang tua dan kesaksian dusta atau ucapan dusta." Rasulullah shallallahu 'alahi wassalam mengucapkan itu sambil bersandar, kemudian beliau duduk. Tak henti-hentinya beliau mengulangi ucapannya, sehingga kami mengharapkan, "Semoga beliau diam." (Muslim 1/64)

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu, dia berkata. "Seseorang lelaki bertanya "Wahai Rasulullah! Dosa apakah yang paling besar disisi Allah? Kamu menjadikan tandingan bagi Allah sedangkan Dia-lah yang telah menciptakanmu.' Lelaki itu bertanya lagi, 'Berikutnya apa? Beliau menjawab, 'Kamu bunuh anakmu karena kamu takut ia makan bersamamu.' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Lalu apa?, 'Beliau menjawab, 'Kamu berzina dengan istri tetanggamu.' Lalu Allah Azza Wa jalla menurunkan ayat yang membenarkan jawaban Rasulullah SAW tersebut, yang artinya, "Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya)." (QS. Al Furqan(25) : 68). (Muslim 1/63-64)

Dari Abdullah bin Mas'ud, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, beliau bersabda, "Tidaklah masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sifat takabur walaupun seberat dzarrah. "Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alahi wasallam, "Bagaimana dengan seseorang yang senang berpakaian bagus dan sandal yang bagus?" beliau menjawab, "Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan, takabbur adalah menentang kebenaran dan meremehkan orang lain." (Muslim 1/65)

Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu 'anhuma, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alahi wasalam, "Ajaran islam yang bagaimana yang paling baik?" Beliau menjawab, "Kamu memberikan makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal." (Muslim 1/47)

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah 'alahi wasallam bersabda, 'Mencaci maki orang islam adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran." (Muslim 1/58)

Dari Abdullah bin Amru Ash radhiyallahu 'anhu, bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alahi wasalam, "Bagaimana ciri seorang muslim yang baik?" beliau menjawab, "(Yaitu) orang muslim yang lisan dan tangannya tidak menyakiti muslim lainnya." (Muslim 1/48)

Dari Ibnu Umar RA, dari Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam beliau bersabda, "Sesungguhnya Islam datang pertama kali terasa asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimana pertama kali muncul, dan Islam akan kembali berlindung di antara dua masjid sebagaimana ular kembali berlindung ke dalam liangnya." (Muslim 1/90)

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, 'Setiap nabi memiliki do'a mustajab, setiap nabi telah menggunakan do'a tersebut namun aku menyimpan do'a itu untuk memberika syafa'at bagi umatku pada hari kiamat. Syafa'at tersebut insya Allah akan sampai kepada umatku yang mati tanpa menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.'" (Muslim 1/131)

Dari Humran, bahwasanya Utsman RA berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, "Barang siapa menyempurnakan wudhu sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT, maka shalat-shalat wajib tersebut menjadi pelebur dosa antara shalat yang satu dengan yang lainnya." (Muslim 1/143)

Dari Jabir RA, ia berkata , "Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Antara seorang (muslim) dengan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat.' (Muslim 1/62)

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW  pernah mengajarkan kepada kami, beliau bersabda, 'Janganlah kamu mendahului imam. Jika imam sudah bertakbir maka bertakbirlah, apabila imam telah mengucapkan, wa ladhdhaalliin maka ucapkanlah aamin. Kalau imam telah ruku' maka ruku'lah, dan apabila imam telah mengucapkan, sami'allahu liman hamidah maka ucapkanlah, rabbanaa lakal hamdu." (Muslim 2/20)

Dari 'Ulai bin Rabah, dia berkata, "Saya pernah mendengar Uqbah bin Amir Al Juhani radiyallahu 'anhu mengatakan, "Ada tiga waktu dimana Rasulullah SAW melarang kita melakukan shalat dan mengubur jenazah, yaitu; ketika matahari terbit hingga agak meninggi, kemudian ketika seorang berdiri tanpa ada bayangannya sampai matahari condong ke Barat, dan ketika matahari hampir terbenam hingga terbenam." (Muslim 2/208)

Dari Abu Dzarr radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Saya bertanya, 'Ya Rasulullah! Apakah masjid yang pertama kali dibangun di muka bumi?" Beliau menjawab, 'Masjidil Haram.' Saya bertanya lagi, 'Lalu masjid apa?' Beliau menjawab, 'Masjidil-Aqsha.' Saya bertanya lagi, "Berapa lama jarak antara keduanya?' Beliau menjawab, '40 tahun, dan dimanapun kamu mendapati waktu shalat, shalatlah, maka disitulah masjid (tempat shalat)'." (Muslim 2/63)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, 'Barang siapa bersuci di rumanhya, lalu berjalan menuju salah satu masjid untuk menunaikan shalat fardhu, maka langkah-langkahnya yang satu menghapus dosa dan yang lainnya mengangkat derajat." (Muslim 2/131)

Dari Abu Humaid (atau Abu Usaid) RA, Rasulullah SAW telah bersabda, "Apabila salah seorang dari kamu memasuki masjid maka ucapkanlah, "Allahumma iftah lii abwaaba rahmatika (Ya Allah! Bukalah untukku pintu-pintu rahmtmu!) dan apabila keluar dari masjid maka ucapkanlah, "Allahumma inni as'aluka min fadhlik (Ya Allah! Sungguh aku memohon kepada-Mu sebagian dari kemurahan-Mu)" (Muslim 2/155)

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, "Seandainya manusia mengetahui (besarnya) pahala adzan dan sholat (jamaah) di shaf terdepan, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan mengundi, pasti mereka akan mengundi. Jikalau mereka mengetahui (besarnya) pahala takbir imam yang pertama pasti mereka akan berlomba, dan jikalau mereka mengetahui betapa besarnya pahala shalat jamaah Isya dan Subuh, pasti mereka akan berusaha melaksanakannya meskipun dengan merangkak." (Muslim/31)

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika dia bersujud, maka perbanyaklah doa (ketika sujud)". (Muslim 2/49-50)

Dari Abdurrahman bin Abu Amrah, dia berkata, "Utsman bin Affan masuk masjid setelah shalat Maghrib, lalu ia duduk sendirian, maka saya duduk didekatnya. Lalu ia berkata, 'Hai anak saudaraku! Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa mengerjakan shalat Isya berjamaah, dia seakan-akan mendirikan shalat separuh malam, dan barang siapa melakukan shalat subuh dengan berjamaah, maka dia seakan-akan mengerjakan shalat sepanjang malam."' (Muslim 2/125)

Dari Aisyah RA, bahwa Nabi SAW bersabda, "Shalat sunnah fajar dua rakaat (sebelum shalat subuh) lebih baik dari pada dunia dan seisinya." (Muslim 2/160)

Dari Abu Dzarr RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Di setiap ruas-ruas persendian seseorang ada kapasitas untuk bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah namun dua rakaat shalat Dhuha yang dilakukan seseorang menyamai semua itu." (Muslim 2/158)

Dari Ali bin Abu Thalib RA, dari Rasulullah SAW bahwasannya ketika beliau telah memulai shalat beliau mengucapkan, "Wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal 'ardha haniifaw wamma anna minal musyrikin, inna shalaati wa nusuki  wa mahyaaya wa mamaati i lillahi rabbil 'aalamin, laa syariikalahuu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimin. Allahumma antal maliku laa ilaaha illa anta, anta rabii wa ana 'abduka, zhalamtu nafsii, wa 'taraftu bi dzanbi, fagfirlii dzunuubi jamii'an. innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta, wahdinii li ahsanil-akhlaaq, laa yahdii li ahsanihaa illa anta, washrif 'anni sayyi'ahaa, laa yashrifu 'anni sayyi'ahaa illa anta, labbaika wa sa'daik wal-khairukulluhu fi yadaika, wasy-syarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika, tabarakta wa ta'alaita, astaghfiruka wa atuubu ilaika."
Apabila Rasulullulah SAW ruku' beliau mengucapkan, "Allahumma raka'tu wa bika aamantu wa laka aslamtu, khasya'a laka sam'i wa bashari wa mukhkhi wa 'azhami wa 'ashabi."
Ketika bangun dari ruku' Rasululullah mengucapkan, "Allahumma rabbana lakal-hamdu, mil'us-samaawati wa mil'ul-ardhi wa mil'u maa bainahumaa wa mil'u maa syi'ta min sayy'in ba'du."
Ketika bersujud, Rasulullah SAW mengucapkan, "Allahuma laka sajadtu, wabika aamantu, wa laka aslamtu, sajadtu wajhiya lil ladzzi khalaqahu wa shawwarahuu wa syaqqa sam'ahuu wa basharahuu, tabaarakallahu ahsanul-khaliqiin."
Kemudian diantara akhir bacaan Rasulullah SAW antara tahiyat dan salam adalah, "Allahummaghfirlii maa qaddamtu wa maa akhkhartu, wa maa asrartu, wa maa a'lantu, wamaa asraftu, wamaa anta a'lamu minnii, antal-muqaddimu wa antal-muakhkhiru, laa ilaaha illa anta." (Muslim 2/185-186)

Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang dari kamu selesai shalat (Fardhu di masjid), hendaklah dia memberikan bagian shalat (sunah) di rumahnya, karena Allah selalu menjadikan kebaikan di rumah orang tersebut karena shalatnya." (Muslim 2/187)

Dari Jabir RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaknya melakukan shalat witir diawal malam (sesudah shalat Isya'), dan barang siapa yakin akan bangun diakhir malam, maka hendaknya melakukan shalat witir diakhir malam, karena shalat witir di akhir malam itu mendapat penyaksian dan lebih utama"' (Muslim 2/174)

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam yang pertama, lalu Allah berfirman, 'Aku Maha Raja. Barang siapa berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barang siapa memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi. Barang siapa memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.' Demikian itu hingga terbit fajar." (Muslim 2/175)

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah menganjurkan shalat sunah di malam Ramadhan tanpa memerintahkannya secara tegas. Beliau bersabda, "Barang siapa menghidupkan malam Ramadhan karena iman dan hanya untuk mencari ridha Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu."  Sampai Rasulullah SAW wafat, sedangkan perintah tetap seperti itu. Pada masa Abu Bakar juga tetap seperti itu, demikian pula pada masa permulaan khilafah Umar RA. (Muslim 2/77)

Dari Abu Sa'id Al Khudri, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tuntunlah orang yang akan meninggal diantara kamu dengan mengucapkan laa Illaaha Illallah.'  " (Muslim 3/37)

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Bersegeralah mengubur jenazah, karena jika ia orang yang shalih (mungkin ia berkata) segeralah mengantarkannya pada kebaikan. Tetapi jika tidak termasuk orang yang shalih, maka berarti kalian mempercepat meletakan keburukan dari pundak-pundak kalian.'" (Muslim 3/30)

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa menghadiri jenazah lalu turut menshalatinya, maka baginya satu qirath, dan barang siapa yang menghadirinya hingga dikuburkan, maka baginya dua qirath. Kemudian Rasulullah SAW ditanya, 'Apakah yang dimaksud dengan dua qirath wahai Rasulullah?. Beliau menjawab, 'Seperti dua bukit yang besar.'" (Muslim 3/51)

Dari Haritsah bin Wahab RA, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Bayarlah zakat sebelum seseorang membawa zakatnya, lalu orang yang akan diberinya mengatakan, "Seandainya kamu membawa zakat itu kemarin maka aku menerimanya, sedangkan sekarang aku sudah tidak membutuhkan zakat." Lalu ia tidak mendapati orang yang mau menerima zakat.'" (Muslim 3/84)

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tujuh golongan yang dinaungi Allah pada pada hari yang tidak ada naungan lagi selain naungan-Nya; imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang selalu beribadah pada Allah, orang yang hatinya selalu dekat dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah berjumpa dan berpisah karena-Nya, dan orang yang digoda oleh wanita yang memiliki pangkat dan kecantikan lalu ia berkata, "Aku takut kepada Allah," orang yang bersedekah lalu menutupinya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanannya, dan orang yang selalu berdzikir pada Allah sampai bercucuran air mata.'" (Muslim 3/93)

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada hari pada setiap bangunnya hamba dipagi hari, kecuali dua malaikat turun, dan salah satu dari mereka berkata, "Ya Allah berikanlah ganti kepada orang yang telah menginfakan hartanya," dan yang satunya berkata, "Ya Allah berikanlah kemusnahan kepada orang yang kikir.'" (Muslim 3/83-84)

Dari Abdullah bin Umar RA, dia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Tidaklah seseorang yang selalu meminta-minta kecuali ia akan bertemu dengan Allah dengan muka yang tak berdaging.'" (Muslim 3/96)

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Allah berfirman, "Semua amalan anak Adam (manusia) adalah untuknya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberi pahala. Puasa itu adalah perisai.* Apabila seseorang berpuasa, maka janganlah ia berkata keji dan kasar. Jika ada orang yang mencaci atau memusuhinya, hendaklah ia berkata, Aku sedang berpuasa.' Demi jiwa Muhammad yang ada ditangan-Nya! Sungguh mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah dari pada wanginya minyak misik. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan yaitu; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa Tuhannya, dimana ia bahagia dengan (pahala) puasanya".'" (Muslim 3/158)
* perisai disini berarti penangkal segala keburukan dan dosa, juga dari api neraka.

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika bulan Ramadhan datang, maka seluruh pintu surga dibuka dan seluruh pintu neraka ditutup, serta syetan-syetan dibelenggu." (Muslim 3/122)

Dari Anas RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sahurlah kalian! Sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.'" (Muslim 3/130)

Dari Sahal bin Sa'ad RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa." (Muslim 3/131)

Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah seorang berpuasa selama sehari karena Allah, melainkan dengan puasanya satu hari itu, Allah menjauhkannya dari neraka sejauh 70 musim gugur.'" (Muslim 3/159)

Dari abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Puasa yang paling mulia setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (Muslim 3/169)

Dari abu Ayyub Al Anshari RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa mengerjakan puasa Ramadhan, lalu dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka bagaikan berpuasa setahun penuh." (Muslim 3/169)

Dari Abdullah bin Amr RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya puasa (sunah) yang paling disenangi Allah ialah puasa Nabi Daud, dan shalat (sunah) yang paling disenangi Allah adalah shalat Nabi Daud AS. Nabi Daud tidur separuh malam, lalu shalat sepertiga malam, kemudian tidur lagi seperenam malam. Beliau berpuasa sehari lalu berbuka sehari.'" (Muslim 3/165)

Dari Aisyah RA, dia berkata, "Jika tiba sepuluh hari yang terakhir (di bulan Ramadhan), beliau menghidupkan malam hari (untuk beribadah), beliau membangunkan keluarganya dan bersungguh-sungguh (beribadah) serta mengencangkan kainnya*." (Muslim 3/176)
* maksudnya menjauhi istrinya, untuk kosentrasi dalam beribadah
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah pernah berkhutbah di hadapan kami. Beliau mengatakan, 'Saudara-saudara! Sungguh Allah telah mewajibkan haji kepada kalian. Karena itu, berhajilah!' Ada orang yang bertanya, 'Apakah tiap tahun wahai Rasulullah!' Rasulullah diam, sehingga orang tersebut bertanya sampai tiga kali. Setelah itu Rasulullah bersabda, 'Seandainya aku jawab ya, maka haji itu tentu wajib setiap tahun, lalu akhirnya kalian tidak mampu melaksanakannya.' Beliau berkata lagi, 'Jangan kamu tanyakan apa yang tidak aku sebutkan, karena celakanya orang-orang sebelum kamu dulu karena banyak bertanya dan mereka tidak mematuhi para Nabi Mereka. Apabila aku perintahkan sesuatu kepada kalian, maka laksanakanlah menurut kemampuanmu, dan apabila aku melarang sesuatu terhadap kalian, maka tinggalkanlah!'" (Muslim 4/107)

Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak dipersiapkan berpergian kecuali ke tiga masjid; masjidku ini (Masjid Nabawi), Masjidil Haram, dan Masjidil Aqsha." (Muslim 4/126)

Dari Anas RA, bahwa sekelompok orang dari sahabat Nabi SAW bertanya kepada istri-istri Nabi tentang amalan beliau yang tersembunyi. Lalu sebagian sahabat berkata, "Aku tidak akan menikahi perempuan," Sebagian yang lain mengatakan, "Aku tidak akan makan daging". Sebagian yang lain mengatakan, "Aku tidak akan tidur di atas kasur," Mendengar semua itu, Rasulullah SAW mengucapkan pujian kepada Allah, lalu bersabda, "Mengapa orang-orang mengatakan begini dan begitu, padahal aku shalat dan juga tidur, berpuasa dan berbuka, dan aku juga menikahi perempuan. Jadi barang siapa membenci ajaranku, dia bukan termasuk golonganku. (Muslim 4/129)

Dari Abdullah bin Amru RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dunia adalah tempat kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah istri yang shalihah." (Muslim 4/178)

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Perempuan itu dinikahi atas empat perkara; karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Jadi utamakanlah menikahi perempuan yang mempunyai dasar agama, maka kamu akan mendapatkan keuntungan." (Muslim 4/175)

Dari Abdurrahman bin Syumasah, bahwa dia telah mendengar Uqbah bin Amir RA berkata diatas mimbar, "Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, 'Seorang mukmin itu saudara mukmin yang lain. Oleh karena itu seorang mukmin tidak boleh membeli sesuatu yang masih dalam penawaran saudaranya, juga tidak boleh melamar perempuan yang telah dipinang oleh saudaranya kecuali jika ia telah meninggalkannya.'" (Muslim 4/139)

Dari Sabrah Al Juhani RA, bahwa dia pernah bersama Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda, 'Saudara-saudara! Sesungguhnya aku dulu pernah membolehkan kalian untuk menikahi perempuan secara mut'ah, tapi sekarang Allah SWT telah mengharamkannya sampai hari kiamat. Barang siapa masih mempunyai istri mut'ah maka ceraikanlah, dan janganlah kamu mengambil kembali mas kawin yang telah kamu berikan kepada istri mut'ah itu.*"  (Muslim 4/132)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW bersabda, "Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah, karena orang-orang yang layak untuk diundang tidak diundang (seperti orang miskin -penerj), dan orang-orang yang seharusnya tidak diundang malah diundang (seperti orang kaya, -penerj). Barang siapa yang tidak memenuhi undangan (tanpa udzur), maka ia telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya." (Muslim 4/154)

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah suami yang beriman membenci istri yang beriman, karena apabila suami tidak menyukai sesuatu peragainya tentu ada peragai lain yang menyenangkannya.'" (Muslim 4/178)

Dari Jabir RA, dia berkata, "Rasulullah SAW melarang kami memperjualbelikan buah-buahan hingga pantas untuk dipetik." (Muslim 5/12)

Dari Jabir RA, dia berkata, "Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan hasil riba, orang yang mewakilkannya, penulisnya, dan kedua orang saksinya. Setelah itu Rasulullah juga bersabda, 'Mereka semua sama'" (Muslim 5/50)

Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Pada suatu ketika Rasulullah SAW pernah mempunyai utang kepada seorang lelaki. Kemudia lelaki itu datang kepada beliau (untuk menagihnya) sambil mengucapkan kata-kata yang kasar, sehingga para sahabat merasa tidak senang. Lalu Rasulullah bersabda kepada mereka, 'Sesungguhnya pemilik utang boleh berbuat apa saja. Oleh karena itu, belikan unta dan berikanlah kepadanya.'
Para sahabat berkata, 'Kami tidak mendapatkan seekor unta melainkan unta yang lebih baik daripada untanya.'
Mendengar pernyataan para sahabat tersebut, Rasulullah langsung bersabda, 'Belilah dan berikanlah kepadanya! karena sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang paling baik dalam membayar utangnya." (Muslim 5/54)

Dari Abu Qatadah Al Anshari RA, dia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jauhilah dirimu dari banyak bersumpah dalam jual beli! karena sesungguhnya sumpah dapat menghabiskan (dagangan) dan menghapus (keberkahan laba)." (Muslim 5/57)

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Ada tiga kelompok orang yang tidak akan diajak bicara, tidak akan dilihat, dan tidak akan disucikan Allah, sedangkan mereka juga akan mendapat siksa yang amat pedih. Mereka itu adalah; pertama, orang yang mempunyai air yang lebih dikebunnya, tetapi tidak mau memberikannya kepada orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil). Kedua, seseorang yang mengadakan transaksi jual beli barang dengan orang lain. Setelah itu ia berjanji akan membayar sekian-sekian, tetapi ternyata ia tidak jadi membelinya. Ketiga, seseorang yang berbai'at kepada seorang pemimpin karena mengharapkan kemegahan dunia. Apabila dia diberi bagian dari kemegahan dunia tersebut maka dia akan tetap setia kepadanya. Tetapi, apabila dia tidak diberi maka dia akan membelot darinya.'" (Muslim 1/72)

Dari Hakim bin Hizam, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Penjual dan pembeli mempunyai hak untuk memilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Apabila mereka, penjual dan pembeli tersebut berlaku jujur dan mau menerangkan (barang yang diperjualbelikan), niscaya mereka akan memdapat berkah dalam jual belinya. Sebaliknya, apabila mereka berbohong dan menutup-nutupi (apa-apa yang seharusnya diterangkan mengenai barang yang diperjual belika), niscaya berkah dalam jual beli itu akan dihapus (hilang)." (Muslim 5/10)

Dari Abu Mas'ud Al Anshari RA, bahwa Rasulullah SAW melarang (untuk mengambil dan memanfaatkan) hasil penjualan anjing, hasil pelacuran, dan upah perdukunan. (Muslim 5/35)

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Penundaan pembayaran utang oleh orang kaya merupakan perbuatan zhalim (terhadap yang berpiutang), dan apabila salah seorang darimu diikutkan (dipindahkan utangnya) kepada orang kaya, maka hendaklah ia menerimanya." (Muslim 5/34)

Dari Abdullah bin Abu Qatadah, bahwa Abu Qatadah pernah mencari seseorang yang berutang kepadanya dan ternyata orang yang berutang kepadanya itu berusaha bersembunyi dan menghindar darinya. Kemudian ketika ditemukan orang tersebut berkata, "Sungguh saya tidak punya uang wahai Abu Qatadah."
Abu Qatadah bertanya, "Demi Allah kamu tidak punya uang?" Lelaki itu menjawab, "Demi Allah!" Jawab lelaki itu. Kemudian Abu Qatadah pun berkata, "Baiklah  kalau begitu. Sungguh saya pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'Barang siapa ingin diselamatkan Allah dari kesusahan hari kiamat, maka hendaklah ia memberi tangguhan kepada orang yang kesulitan, atau membebaskan hutangnya.'" (Muslim 5/33)

Dari Ibnu Abbas RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Orang yang menarik kembali pemberiannya sama seperti anjing yang muntah, kemudian anjing tersebut menelan lagi muntahnya." (Muslim 5/64-65)

Dari Nu'man bin Basyir, dia berkata, "Pada suatu hari ayah membawa saya untuk menghadap Rasulullah SAW. Sesampainya di sana ayah berkata, "Ya Rasulullah, saksikanlah bahwa saya telah memberikan Nu'man sekian dan sekian dari harta saya.'
Rasulullah bertanya, 'Apakah semua anakmu telah kamu berikan sama seperti yang kamu berikan kepada Nu'man?"
Ayah menjawab, 'Tidak ya Rasulullah.'
Lalu Rasulullah bersabda, 'Carilah saksi selain aku!' Kemudian beliau bertanya kepada ayah saya, 'Hai Abu Nu'man, apakah kamu senang jika semua anakmu berbakti kepadamu dengan kadar yang sama?'
Ayah menjawab, 'Tentu ya Rasulullah.' Kemudian beliau bersabda, 'Kalau begitu jangan berbuat yang demikian.'" (Muslim 5/66-67) 

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah dihadapkan dengan jenazah seorang lelaki yang mempunyai utang. Lalu beliau bertanya, "Apakah ia meninggalkan sesuatu untuk membayar utangnya?"  Kalau beliau diberi kabar bahwa orang yang wafat itu meninggalkan sesuatu untuk membayar utangnya, maka beliau mau menshalatkannya. Akan tetapi jika mayat tersebut tidak meninggalkan sesuatu untuk membayar hutangnya, maka beliau akan berkata, 'Shalatkanlah mayat temanmu itu!'
Ketika Allah memberikan berbagai kemenangan kepada kaum muslimin dalam menaklukan banyak negeri, beliau bersabda, 'Aku lebih berhak terhadap orang-orang yang beriman daripada diri mereka sendiri. Oleh karena itu, barang siapa di antara kamu yang meninggal dunia sedangkan ia mempunyai utang maka akulah yang akan membayarnya, dan barang siapa meninggalkan harta maka hartanya itu untuk ahli warisnya'." (Muslim 5/62)

Dari abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang telah meninggal dunia maka terputuslah semua amal perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, anak shalih yang selalu mendo'akannya." (Muslim 5/73)

Dari Ibnu Umar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya nadzar itu tidak mendahulukan dan mengakhirkan sesuatu. Akan tetapi dengan nadzar itu, maka sesuatu dapat dikeluarkan dari orang yang bakhil." (Muslim 5/77)

Dari Abu Umamah RA, yaitu Al Haritsi, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa mengambil hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah akan memasukannya ke dalam neraka dan mengharamkannya masuk ke dalam surga." Kemudian seseorang bertanya kepada beliau, "Meskipun sumpahnya itu tentang sesuatu yang sederhana ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Meskipun sumpahnya itu hanya berupa dahan dari kayu siwak." (Muslim 1/85)

Dari Abdullah bin Mas'ud RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Yang pertama kali akan diputuskan di antara manusia kelak adalah persoalan yang menyangkut tentang darah.'" (Muslim 5/107)

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa membunuh dirinya dengan besi tajam, maka ia akan menghujami perutnya dengan besi tajam tersebut di neraka jahanam kelak, dan ia akan kekal selama-lamanya di dalam neraka tersebut. Barang siapa membunuh dirinya dengan cara meminum racun, maka ia akan terus meminumnya di neraka jahanam kelak untuk selama-lamanya. Barang siapa membunuh dirinya dengan cara menjatuhkan diri dari puncak bukit, maka di neraka jahanam kelak ia akan terus menjatuhkan dirinya (dari puncak bukit) untuk selama-lamanya.'" (Muslim 1/72)

Dari Abu Said Al Khudri RA, Rasulullah SAW bersabda, "Hai Abu Said, sesungguhnya barang siapa yang rela Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Nabi Muhammad SAW sebagai nabinya, maka ia pasti akan masuk surga."
Abu Said merasa takjub mendengar sabdanya itu seraya berkata, "Ulangi lagi ya Rasulullah!" Rasulullah pun memenuhi permintaannya itu. Setelah itu beliau bersabda, "Ada amal perbuatan lain yang akan mengangkat seorang hamba seratus derajat si surga kelak. Sedangkan jarak antara dua derajat (tingkat) tersebut (Adalah sejauh jarak) antara langit dan bumi.'
Lalu Abu Said bertanya, 'Apa itu ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab, 'Jihad di jalan Allah, jihad di jalan Allah.'" (Muslim 6/37)

Dari Abu Qatadah RA, dari Rasulullah SAW, beliau berada diantara para sahabat seraya berkata, "Sesungguhnya berjuang atau berjihad di jalan Allah dan beriman kepada-Nya adalah sebaik-baik perbuatan."
Tiba-tiba seorang lelaki berdiri dan bertanya kepada beliau, "Ya Rasulullah, bagaimana menurut pendapat engkau jika saya terbunuh di jalan Allah, apakah semua dosa saya akan diampuni?"
Rasulullah menjawab, "Benar, Apabila kamu terbunuh di jalan Allah dalam kondisi yang sabar dan ikhlas kerena-Nya, maka semua dosamu akan diampuni." Lalu Rasulullah SAW bertanya, "Apa pertanyaanmu tadi?" Laki-laki itu mengulangi pertanyaannya, "Ya Rasulullah, bagaimana menurut pendapat engkau jika saya terbunuh di jalan Allah, apakah semua dosa saya akan diampuni?"
Rasulullah menjawab, "Benar. Itupun kalau kamu dalam kondisi yang sabar dan ikhlas karena Allah, maka semua dosamu akan diampuni, kecuali utang. Itulah yang disampaikan Jibril kepadaku." (Muslim 6/37)

Dari Ibnu Umar RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau telah bersabda, "Setiap orang dari kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungan jawab terhadap apa yang di pimpinnya.
Seorang Raja adalah pemimpin bagi rakyatnya dan ia akan diminta pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya.
Seorang suami adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya.
Seorang istri adalah pemimpin bagi rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya. 
Seorang hamba sahaya adalah pemimpin bagi harta tuannya dan ia akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya.
Ketahuilah bahwa setiap orang dari kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya." (Muslim 6/8)

Dari Abdurrahman bin Samurah, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, 'Hai Abdurrahman, janganlah kamu meminta pangkat kedudukan! Apabila kamu diberi karena kamu memintanya, maka hal itu akan menjadi suatu beban yang berat bagimu. Lain halnya apabila kamu diberi tanpa adanya permintaan darimu, maka kamu akan ditolong,"' (Muslim 6/6)