BACAAN DALAM SHALAT

Shalat dimulai dengan Takbiratul Ikhram, “Allahu Akbar”. Dan melihat ketempat sujudnya karena hal ini lebih menambah kekhusyukan berdasarkan riwayat Aisyah R.A

WA KHALA RASULLULLAH SAW AL KA’BATA MA KHALAFA BASHARU HU MAUDHI’A SUJUDIH.
Artinya: “Rasullullah Saw Masuk Ke Ka’bah, Dan Mata Beliau Tidak Pernah Meninggalkan Tempat Sujudnya Sampai Beliau Keluar” (H.R Ibnu Khuzaimah No. 3012 dan Al-Hakim No. 1761)

Para shabat Rasul melakukan shalat secara serius dengan mengarahkan pandangan kedepan serta berusaha membuat pandangan mata mereka tidak melewati tempat sujud

Lalu membaca do’a iftitah yang diriwayatkan dan Rasullullah SAW, diantaranya: Tasbih iftitah yaitu: 
SUBHANAKA ALLAHUMMA WABIHAMDIKA WATABARASMUKA WATA ‘ALA JADDUKA WALA ILAHA GHAIRUKA
Artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Suci, Segala Puji Hanya Bagimu. Namamu Penuh Berkah, Upayamu Maha Luhur. Tiada Tuhan Selain Engkau” (H.R Ahmad, 3/50, Abu Daud No. 775, Ath-Tharmidzi No. 242, An-Nasa’I, Al-Mujtaba No. 899 dan Al-Hakim No. 859)
Lihat Sunan Ibnu Majjah, No. 804
Syeikh Al-Albani Shahih Sunan An-Nasa’i No. 899 Menilai Hadits Ini Shahih


Do’a Atau Ucapan Tasbih Ini Diriwayatkan Juga Oleh Muslim Dari Umar R.A
Dalam Buku Zadul Ma’ad 1:50
Maksudnya: Saya dapat mentasbihkan Engkau (Mengakui kesucian engkau), Semata-mata dengan karena taufiq engkau jua. Ucapan ini mengandung arti: Mensyukuri Allah SWT atas nikmat-nikmatNya dan mengakui bahwa segala perbuatan hasil QudratNya jua.

Atau membaca Do’a Iftitah: Dari Abu Hurairah R.A:

ALLAHUMMA BA’IT BAINI WABAINA KHATHAYAYA KAMA BA ‘ADTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIB. ALLAHUMMA NAQINI MIN KHATHAYAYA KAMA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINADDANAS. ALLAHUMMAGHSILNI MIN KHATA YAYA  BITSTSALJI WAL MA I WAL BARADI

Artinya: “Ya Allah Jauhkanlah Antara Diriku Dengan Kesalahanku, Seperti Engkau Menjauhkan Jarak Antara Timur Dengan Barat. Ya Allah, Bersihkanlah Diriku Dari Kesalahan Seperti Baju Yang Putih Dibersihkan Dari Kotorannya. Ya Allah, Cucilah Aku Dari Kesalahan Dengan Air, Es Dan Barad” (H.R Muttafaq’alaih No. 711 dfan No. 598)

Syeikh al Islam Ibn Taimiyyah dalam Al-Fatawa al-Kubra, 4/416, berkata: “di Anjurkan untuk membaca satu do’a pada satu kesempatan, dan do’a lain pada kesempatan lain. Do’a yang berasal riwayat yang tidak lebih utama bisa menjadi lebih utama, jika seseorang memanfa’atkannya secara lebih sempurna”

Sahabat Ibnu Umar R.A telah menceritakan hadits berikut: Sewaktu kami sedang shalat bersama dengan Nabi SAW. Tiba-tiba seorang lelaki diantara kaum (yang sedang bermakmum) megucapkan:

ALLAHU AKBAR KABIIRAW WAL HAMDULILLAAHI KATSIIRAW WA SUBHAANALLAAHI BUKRATAW WA ASHIILLA” (Artinya: “Allah Maha besar dengan sebesar-besarnya, segal puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, dan Maha suci Allah di Waktu pagi dan petang”). Maka Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah orang yang telah mengucapkan kalimat demikian dan demikian?”. Seorang lelaki dari kaum mengatakan, “Aku, Wahai Rasulullah”. Rasulullah SAW bersabda, “Aku merasa kagum dengan kalimat tersebut, pintu-pintu langit dibuka karenanya”. Sahabat Ibnu Umar R.A mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan kalimat-kalimat tersebut sejak aku mendengar Rasulullah SAW mengatakan demikian.” (H.R Muslim dan Thurmudzi)

Sahabat Ali R.A telah menceritakan hadts berikut:
Rasulullah SAW apabila berdiri untuk shalat maka ia bertakbir, kemudian mengucapkan:
WAJJAHTU WAJ HIYA LILLADZI FATARASSAMA WATI WAL ARDHA HANIYFANMUSLIMAN WAMA ANA MINAL MUSTRIKIN, INNA SHALATI WANUSHUKIY WA MAH YAYA WAMA MATIY LILLAHIRABBIL ‘ALAMIN, LASYARI KALAHU WABIDZALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIN

Artinya: “Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan cenderung Dan berserah diri (KepadaNya), dan aku bukanlah termasuk orang-orang Musrik. Seseungguhnya shalatku dan ibadahku, serta hidup dan matiku hanyalah karena Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagiNya. Hal inilah yang aku diperintahkan untuk mengerjakannya, dan aku termasuk orang-orang muslim yang berserah diri kepadaNya.”

ALLAHUMMA ANTAL MALIKU LA ILAHA ILLA ANTA, ANTA RABBI WA ANA ‘ABDUKA ZHALAMTU NAFSII WA’TA RAFTU BIDZANBII FAGHFIRLI DZUNUBI JAMI’AN LA YAGHFIRU DZUNUBA ILLA WAHDINI LI AHSANIL AKHLAQI LAYAHDI LI AHSANIHA ILLA ANTA A WASHRIF’ANNI SAYYI AHALA YASHRIFU SAYYI AHA ILLA ANTA LABBAYKA WASA’DAYKA WALKHAIRU KULLUHU FI YADAIKA WA SYaRRU LA ISA ILAIKA WA ANABIKA WA ILAIKA TABARAKTA WATA’ALAITA ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIKA

Artinya: “Ya Allah Engkau Adalah Raja. Tiada Tuhan Kecuali Engkau, Engkau Adalah Rabbku Dan Aku Adalah Hambamu, Aku Telah Berbuat Aniaya Terhadap Diriku Sendiri, Dan Aku Mengakui Dosaku, Karena Itu Ampunilah Semua Dosa-Dosa Ku. Tiada Yang Dapat Mengampuni Dosa-Dosa Kecuali Hanya Engkau. Dan Palingkanlah Dariku Akhlak Yang Buruk, Tiada Yang Dapat Memalingkannya Kecuali Hanya Engkau. Kupenuhi Panggilanmu Dan Aku Bersegera Kepada Panggilanmu. Semua Kebaikan Berada Ditangan Kekuasaanmu Dan Keburukan Bukan Dinisbatkan Kepadamu. Aku Berkat Engkau Dan Kepada Engkau. Maha Suci Engkau Dan Maha Tinggi, Aku Memohon Ampun Kepadamu Dan Bertaubat Kepadamu” (H.R Khamsah Kecuali Bukhari)

Do’a iftitah ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah R.A, dari Nabi SAW:

ALLAHUMMA RABBI JIBRILA WAMIIKAILA WA ISRAFILA FA THIRUSSAMAWATI WAL ARDHI ‘ALIMAL GHAIBI WASYSYAHADATI ANTA TAHKUMU BAINA ‘IBADIKA FIMA KANU FIHI YAKHTALIFUWNA IHDINI LIMAKHTULIFA FIHI MINAL HAQQI BI IDZNIKA FA INNAKA TAHDIY MANTASYA U ILA SHIRATIM MUSTAQIM

Artinya: “Wahai Tuhanku! Tuhan Dari Jibril, Mika Il, Dan Israfil. Tuhan Yang Menjadikan Langit Dan Bumi. Tuhan Yang Maha Mengetahui Alam Yang Tiada Didapati Panca Indra, Dan Alam Yang Nyata. Engkau Yang Memberi Putusan. Antara Hamba-Hamba Engkau Dalam Segala Rupa Hal Yang Mereka Perselisihi, Tunjuki Akan Daku Kebenaran Dalam Segala Rupa Hal Yang Mereka Perselisihi, Dengan Izinmu, Karena Sesungguhnya Engkaulah Sendiri Yang Menunjukkan Siapa-Siapa Yang Engkau Kehendaki Kepada Jalan Yang Lurus” (Do’a Iftitah ini diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, Ath-Tharmudzi, An-Nasa’I, dan Ibnu Majjah dari Abdur Rahman Ibnu Auf R.A)